Kenapa Bahasa Inggris Diajarkan Di Indonesia

Pada pertengahan abad ke-20, manusia sudah mengaras kelengkapan teknologi buat kali pertama meninggalkan atmosfer Marcapada dan menjelajahi ruang angkasa.

Teknologi
ialah keseluruhan wahana untuk menyediakan dagangan-barang yang diperlukan bagi kelangsungan dan kenyamanan hidup basyar.[1]

Penggunaan teknologi oleh anak adam dimulai dengan pengubahan sumber pokok standard menjadi perkakas-gawai sederhana. Reka cipta prasejarah tentang kemampuan mengendalikan api mutakadim menaikkan ketersediaan sumber-sumber rimba, sedangkan penciptaan roda mutakadim mendukung manusia dalam bepergian dan tanggulang lingkungan mereka. Perkembangan teknologi terbaru, termasuk di antaranya mesin cetak, telepon, dan Internet, telah memperkecil hambatan badan terhadap komunikasi dan memungkinkan manusia untuk berinteraksi secara bebas dalam rasio global. Hanya, tidak semua teknologi digunakan kerjakan maksud damai. Pengembangan senjata penghancur nan semakin hebat telah berlantas selama sejarah dari pentungan sampai senjata nuklir.

Teknologi sudah memengaruhi umum dan sekelilingnya dalam banyak cara. Di banyak kelompok awam, teknologi sudah lalu membantu mengedit ekonomi (tertera ekonomi global musim kini) dan telah memungkinkan bertambahnya kaum senggang. Banyak proses teknologi menghasilkan produk dalih yang tidak dikehendaki nan disebut pencemar dan menguras sumber daya duaja, merugikan, dan destruktif Bumi dan lingkungannya. Bermacam ragam penerapan teknologi sudah lalu memengaruhi nilai suatu masyarakat dan teknologi mentah gelojoh mana tahu mencuatkan soal-tanya etika baru. Perumpamaan contoh: meluasnya gagasan adapun efisiensi n domestik konteks produktivitas manusia, suatu istilah yang pada awalnya hanya menyangkut permesinan. Komplet lainnya ialah tantangan norma-norma tradisional.

Bahwa keadaan ini membahayakan lingkungan dan mengucilkan hamba allah. Penyokong paham-reaktif seperti transhumanisme dan tekno-progresivisme memandang proses teknologi nan berkelanjutan sebagai hal yang menguntungkan bagi publik dan kondisi insan. Tentu semata-mata, paling sedikit hingga momen ini diyakini bahwa peluasan teknologi hanya abnormal bakal umat manusia, tetapi amatan-kajian ilmiah terbaru mengisyaratkan bahwa primata lainnya dan peguyuban babi duyung tertentu telah meluaskan alat-alat tercecer dan belajar untuk mewariskan pengetahuan mereka kepada zuriat mereka.

Definisi dan pengusahaan

[sunting
|
sunting sumur]

Penciptaan mesin cetak sudah memungkinkan para jauhari dan politisi mengomunikasikan gagasan-gagasan mereka secara lebih mudah, kunci pembuka bagi Abad Pencerahan; sebuah arketipe teknologi sebagai kemujaraban budaya.

Penggunaan istilah ‘teknologi’ (bahasa Inggris:
technology) telah berubah secara berjasa lebih dari 200 tahun terakhir. Sebelum abad ke-20, istilah ini tidaklah lazim kerumahtanggaan bahasa Inggris, dan umumnya merujuk puas penggambaran atau pengkajian seni terapan.[2]
Istilah ini sering bisa jadi dihubungkan dengan pendidikan teknik, seperti di Institut Teknologi Massachusetts (didirikan lega tahun 1861).[3]
Istilah
technology
mulai menonjol plong abad ke-20 seiring dengan bergulirnya Perputaran Industri Kedua. Signifikansi
technology
berubah sreg purwa abad ke-20 momen para jauhari sosial Amerika, dimulai makanya Thorstein Veblen, menerjemahkan gagasan-gagasan bersumber konsep Jerman, Technik, menjadi
technology. N domestik bahasa Jerman dan bahasa-bahasa Eropa lainnya, perbedaan hadir di antara
Technik
dan
Technologie
yang saat itu lebih lagi kosong privat bahasa Inggris, karena kedua istilah itu absah diterjemahkan misal
technology.

Puas dasawarsa 1930-an,
technology
tak cuma merujuk puas ‘investigasi’ seni-seni pabrik, belaka lagi pada seni-seni pabrik itu sendiri.[4]
Pada tahun 1937, seorang sosiolog Amerika, Read Bain, menulis bahwa
technology includes all tools, machines, utensils, weapons, instruments, housing, clothing, communicating and transporting devices and the skills by which we produce and use them
(“teknologi meliputi semua alat, mesin, aparat, perkakas, senjata, perumahan, pakaian, peranti pengangkut/perombak dan pengomunikasi, dan kegesitan nan memungkinkan kita menghasilkan semua itu”).[5]

Definisi yang diajukan Bain masih lazim dipakai oleh kaum terdidik sebatas ketika ini, terkhusus ilmuwan sosial. Tetapi suka-suka pun definisi yang setara menonjolnya, merupakan definisi teknologi andai sains terapan, khususnya di limbung para ilmuwan, dan insinyur, walaupun sebagian samudra ilmuwan sosial nan mempelajari teknologi menjorokkan definisi ini.[6]
Nan kian baru, para kabilah terpelajar telah meminjam dari para filsuf Eropa,
technique, untuk memperluas makna
technology
ke bermacam-macam variasi tulangtulangan nalar instrumental, begitu juga dalam karya Foucault tentang
techniques de soi, nan diterjemahkan sebagai
technologies of the self
atau
teknologi diri.

Kamus-kamus, dan para sarjana sudah mengasihkan berbagai macam definisi. Kamus Merriam-Webster memberikan definisi “technology” sebagai
the practical application of knowledge especially in a particular area
(terapan praktis pengetahuan, khususnya dalam ruang lingkup tertentu) dan
a capability given by the practical application of knowledge
(kemampuan yang diberikan maka dari itu terapan praktis warta).[7]
Ursula Franklin, internal karyanya dari tahun 1989, khotbah “Betulan World of Technology”, memberikan definisi bukan konsep ini; yakni
practice, the way we do things around here
(praktis, prinsip kita memperbuat ini semua di sekitaran sini).[8]
Istilah ini sering kali digunakan cak bagi mengimplikasikan suatu alun-alun teknologi tertentu, atau untuk merujuk teknologi tinggi atau tetapi elektronik konsumen, bukannya teknologi secara keseluruhan.[9]
Bernard Stiegler, intern
Technics and Time, 1, mendefinisikan
technology
internal dua kaidah: umpama
the pursuit of life by means other than life
(pencarian kehidupan, dalam artian lebih semenjak sekadar hidup), dan sebagai
organized inorganic matter
(zat-zat anorganik yang tersusun beres).[10]

Secara umum, teknologi dapat didefinisikan sebagai entitas, benda ataupun enggak benda yang diciptakan secara terpadu melalui perbuatan, dan pemikiran untuk mencapai suatu nilai. Dalam penggunaan ini, teknologi merujuk pada alat, dan mesin yang dapat digunakan buat menyelesaikan komplikasi-masalah di dunia konkret. Ia merupakan istilah yang mencakupi banyak situasi, dapat pun meliputi peranti-instrumen keteter, sebagai halnya linggis maupun spatula gawang, atau mesin-mesin nan susah, seperti stasiun luar angkasa atau pemercepat partikel. Alat, dan mesin lain terlazim nyata benda; teknologi virtual, begitu juga instrumen panjang hati dan metode membahu, lagi termuat ke dalam definisi teknologi ini.[11]

Kata “teknologi” lagi digunakan kerjakan merujuk sekumpulan teknik-teknik. Intern konteks ini, ia adalah keadaan pengetahuan manusia detik ini tentang bagaimana cara bagi memadukan sumber-sumur, guna menghasilkan produk-produk yang dikehendaki, menguasai komplikasi, memenuhi kebutuhan, atau memuaskan kerinduan; sira meliputi metode teknis, ketangkasan, proses, teknik, perabot, dan objek mentah. Ketika dipadukan dengan istilah lain, seperti “teknologi medis” atau “teknologi luar angkasa”, ia merujuk pada keadaan pengetahuan, dan perkakas ketaatan pengetahuan masing-masing. “Teknologi state-of-the-art” (teknologi termutakhir, bertepatan tercanggih) merujuk pada teknologi strata nan tersedia bakal manusiawi di ranah manapun.

Teknologi dapat dipandang seumpama kegiatan nan membentuk maupun menyangkal kebudayaan.[12]
Selain itu, teknologi yaitu terapan ilmu hitung, sains, dan berbagai seni untuk guna jiwa sebagaimana yang dikenal saat ini. Sebuah ideal modern adalah bangkitnya teknologi komunikasi, yang memperkecil rintangan buat interaksi sesama manusia, dan sebagai hasilnya, sudah lalu mendukung melahirkan sub-sub kebudayaan baru; bangkitnya budaya mayapada maya yang berbasis plong perkembangan Internet dan komputer.[13]
Tidak semua teknologi memperbaiki budaya dalam cara nan berada; teknologi bisa pun kontributif mempermudah teratu kebijakan dan pertampikan melalui alat seperti pistol atau senapan. Laksana suatu kegiatan budaya, teknologi memangsa ilmu dan konspirasi, yang masing-masing memformalkan beberapa aspek kerja gigih teknologis.


Aji-aji, rekayasa, dan teknologi

[sunting
|
sunting sendang]

Perbedaan antara hobatan, rekayasa dan teknologi tidaklah bosor makan jelas. Ilmu adalah penyelidikan bernalar ataupun penyelidikan fenomena ditujukan untuk menemukan prinsip-prinsip yang tertuju di antara unsur-molekul dunia fenomenal dengan membekerjakan teknik-teknik formal seperti metode ilmiah.[14]
Teknologi tidak mesti hasil ilmu semata-mata oleh karena teknologi harus memenuhi persyaratan seperti utilitas, kebergunaan dan keselamatan.

Rekayasa yaitu proses berorientasi tujuan dari perancangan dan pembuatan peralatan dan sistem cak bagi mengeksploitasi fenomena alam internal konteks praktis bagi manusia, berulangulang (doang enggak bosor makan) menggunakan hasil-hasil dan teknik-teknik dari ilmu. Pengembangan teknologi dapat dilukiskan pada banyak sunyi pengetahuan, termuat pengetahuan ilmiah, persekongkolan, ilmu hitung, linguistika, dan memori guna menjejak satu hasil yang praktis.

Teknologi sering boleh jadi merupakan konsekuensi bersumber aji-aji, dan kolusi—meskipun teknologi misal kegiatan individu caruk kali malar-malar menganjuri kedua ranah tersebut. Misalnya, ilmu dapat mengkaji aliran elektron di dalam penghantar listrik, dengan menggunakan peralatan, dan makrifat nan telah ada sebelumnya. Pengetahuan yang bau kencur ditemukan ini kemudian bisa digunakan maka dari itu para insinyur, dan ahli mesin bagi menciptakan peralatan, dan mesin-mesin bau kencur, sama dengan semikonduktor, komputer, dan buram-bentuk teknologi tingkat lanjut lainnya. Internal pendirian pandang seperti ini, para sarjana dan rekayasawan kedua-duanya boleh dipandang umpama “teknologi”, ketiga ranah ini acap kali dapat dipandang sebagai satu untuk maksud pengkhususan dan teks.[15]

Hubungan karuan antara ilmu dan teknologi secara khusus sudah lalu diperdebatkan oleh para ilmuwan, sejarawan dan pembuat politik lega penghujung abad ke-20, sebagiannya karena debat dapat melansir pembiayaan ilmu dasar dan ilmu terapan. N domestik kebangkitan setelah Perang Dunia II, misalnya di Amerika Serikat terletak anggapan nan menjangkit bahwa teknologi hanyalah “hobatan terapan” dan untuk mendanai ilmu radiks merupakan dengan cara menuai hasil-hasil teknologi pada waktunya. Penyebutan metafisika ini dapat ditemukan secara eksplisit di dalam risalah yang ditulis Vannevar Bush akan halnya politik ilmu pascaperang, “
Science—The Endless Frontier
“. Barang yunior, industri baru dan kian banyak lapangan kerja memerlukan adendum pengetahuan sinambung akan hukum-hukum alam. Pengetahuan baru yang esensial ini dapat diperoleh namun melalui penelitian ilmiah dasar. Tetapi, puas penutup dasawarsa 1960-an, pandangan ini unjuk dilatarbelakangi oleh serangan langsung yang memimpin ke arah berbagai inisiatif bikin mendanai mantra lakukan tujuan tertentu (inisiatif-inisiatif ini ditolak oleh komunitas ilmiah). Isu tersebut masih diperdebatkan meskipun sebagian lautan analis menolak transendental bahwa teknologi hanyalah hasil terbit penelitian ilmiah.[16]
[17]

Sejarah

[sunting
|
sunting perigi]

Kronologi teknologi berlangsung secara evolutif.[18]
Sejak zaman Romawi Kuno pemikiran, dan hasil kebudayaan telah tampak berorientasi memusat bidang teknologi.[18]

Secara etimologis, akar kata teknologi adalah “techne” yang berarti serangkaian prinsip atau metode rasional yang berkaitan dengan pembuatan satu incaran, atau kecakapan tertentu, ataupun pengetahuan tentang prinsip-prinsip ataupun metode, dan seni.[18]
Istilah teknologi sendiri lakukan pertama kali dipakai maka dari itu Philips plong waktu 1706 privat sebuah buku berjudul
Teknologi: Diskripsi Tentang Seni-Seni, Khususnya Mesin
(Technology: A Description Of The Arts, Especially The Mechanical).[18]


Memori abad pertengahan dan beradab (300–saat ini)

[sunting
|
sunting mata air]

Inovasi terus berkembang selama Abad Medio dengan penemuan seperti sutera, tali rodi jaran dan ladam internal sejumlah dupa tahun mula-mula sehabis jatuhnya Kekaisaran Romawi. Teknologi abad pertengahan menggunakan mesin sederhana (seperti mana tuas, baut, dan katrol) yang digabungkan bakal takhlik peralatan lain yang lebih kegandrungan, sama dengan gerobak n sogokan, penggilingan angin dan jam dinding. Sreg zaman Renaisans ditemukan mesin cetak yang memungkinkan pengarsipan pengetahuan lebih luas dan teknologi lagi semakin berkaitan dengan sains. Kesuksesan teknologi sreg abad ini memungkinkan cadangan rahim dan barang yang lebih stabil.

Munculnya mobil merevolusi wahana pribadi.

Dimulai di Inggris pada abad ke-18, Arus Pabrik yaitu periode invensi teknologi-teknologi baru, terutama dalam bidang perladangan, manufaktur, pertambangan, metalurgi, dan transportasi nan digerakkan oleh reka cipta tenaga uap. Teknologi mendaki ke babak berikutnya melalui sirkuit industri kedua dengan invensi listrik dan turunannya seperti mana motor listrik, lampu suar, dan enggak-bukan. Kemajuan sains dan penemuan konsep baru memungkinkan adanya penerbangan dan kemajuan n domestik permukaan kedokteran, ilmu pisah, fisika, dan teknik. Selain itu juga memungkinkan pembangunan konstruksi penggaru langit dan kawasan urban yang penduduknya bergantung pada pemrakarsa sebagai transportasi. Komunikasi juga berkembang dengan penemuan telegraf, telepon, radio, dan televisi. Di penghabisan abad ke-19 dan awal abad ke-20, lega bidang transportasi ditemukan pesawat dan mobil.

Puas abad ke-20, semakin banyak penemuan baru. Intern latar fisika, ditemukannya fisi nuklir memicu penemuan senjata nuklir dan tenaga nuklir. Komputer juga ditemukan dan semakin mengecil ukurannya berkat transistor dan sirkuit terintegrasi. Teknologi proklamasi mengarah pada penemuan Internet, sehingga detik ini dikenal sebagai Era Informasi. Turunan juga dapat menjelajah luar angkasa dengan planet (nantinya digunakan untuk telekomunikasi) dan misi menugasi manusia ke bulan. Dalam bidang kedokteran, ditemukan prosedur operasi jantung dan terapi sel induk dan penemuan berbagai remedi-obatan baru.

Teknik manufaktur dan konstruksi yang kompleks diperlukan cak bagi membuat dan menjaga seluruh teknologi baru ini. Mereka juga tidak lupa kerjakan mendukung dan mengembangkan generasi terbaru sehingga muncul peralatan bertambah kompleks. Teknologi bertamadun sangat mengelepai pada pelatihan dan pendidikan–desainer, pembuat, perawatan, dan pemakainya burung laut siapa membutuhkan pengetahuan dan pelatihan tertentu.

Kemajuan

[sunting
|
sunting perigi]

Tak boleh dipungkiri jika kemajuan teknologi masa kini berkembang sangat pesat. Hal ini dapat dibuktikan dengan banyaknya inovasi yang telah dibuat di manjapada ini. Dari teknologi kuno, sederhana, setakat yang menghebohkan dunia.

Sepantasnya Teknologi sudah terserah sejak zaman dahulu, yakni zaman romawi kuno. Perkembangan teknologi berkembang secara drastis, dan terus berevolusi hingga saat ini. Hingga menciptakan objek-objek, teknik yang bisa kontributif manusia dalam pengerjaan sesuatu lebih efisien, dan cepat. Dalam bentuk nan paling sederhana, kemenangan teknologi dihasilkan berbunga pengembangan kaidah-cara lama alias penemuan metode baru kerumahtanggaan menyelesaikan tugas-tugas tradisional begitu juga berpatut tanam, mewujudkan baju, atau membangun rumah.[19]

Ada tiga klasifikasi asal berpunca kemajuan teknologi adalah:[19]

  • Kemajuan teknologi yang bersifat independen (bahasa Inggris:

    neutral technological progress
    )
    Terjadi bila tingkat pengeluaran
    (output)
    lebih tinggi dicapai dengan kuantitas dan kombinasi faktor-faktor pemasukan
    (input)
    yang sama.
  • Kemajuan teknologi yang hemat personel (bahasa Inggris:

    labor-saving technological progress
    )
    Kemajuan teknologi nan terjadi sejak penutup abad kesembilan belas banyak ditandai maka itu meningkatnya secara cepat teknologi nan ekonomis tenaga kerja dalam memproduksi sesuatu berangkat berusul kacang-kacangan sebatas kereta angin hingga geretak.
  • Kesuksesan teknologi yang cermat modal (bahasa Inggris:

    capital-saving technological progress
    )
    Fenomena yang relatif rumit. Hal ini terutama disebabkan karena hampir semua riset teknologi, dan ilmu pengetahuan di dunia dilakukan di negara-negara maju, nan lebih ditujukan untuk menghemat pegawai, lain modalnya.

Camar duka di berbagai negara berkembang menunjukan bahwa adanya intervensi langsung secara berlebihan, terutama konkret peraturan pemerintah nan suntuk diskriminatif, dalam pasar teknologi asing justru menghambat sirkulasi teknologi luar ke negara-negara berkembang.[20]

Kemajuan teknologi memang silam penting untuk kehidupan turunan zaman saat ini. Karena teknologi yaitu salah satu penunjang kemajuan manusia. Di banyak belahan mahajana, teknologi telah membantu memperbaiki ekonomi, pangan, komputer, dan masih banyak lagi.

Di enggak pihak suatu kebijaksanaan ‘pintu yang lama sekali terbuka’ terhadap persebaran teknologi asing, terutama intern rencana penanaman modal asing (PMA), justru menghambat kemandirian yang lebih lautan dalam proses ekspansi kemampuan teknologi negara berkembang karena ketergantungan yang terlampau besar pada pihak penanam modal luar, karena merekalah yang berbuat segala upaya teknologi yang sulit, dan elusif.[20]

Ini menjadi bukti bahwa memang teknologi sudah menjadi kebutuhan, dan merata di setiap sektor vitalitas cucu adam. Terlebih sehabis adanya penciptaan komputer, dan laptop, nan masa ini hampir semua pekerjaan manusia mempunyai kawin dengan komputer jinjing ataupun laptop. Sehingga pantas kalau komputer adalah invensi yang paling kecil mutakhir, dan yang paling berwibawa sreg atma orang.

Dampak

[sunting
|
sunting sumber]

Bidang Pendidikan

[sunting
|
sunting mata air]

Pada tahun 1996, UNESCO mengasingkan buletin berjudul
The International Commission on Education for the Twenty First Century
yang digdaya tentang bagaimana pendidikan nan berkelanjutan (seusia kehidupan) yang harus dilaksanakan bersendikan empat pilar proses pembelajaran seperti membiasakan untuk menguasai deklarasi, berlatih untuk mengetahui ketangkasan, belajar untuk berekspansi diri, dan berlatih bakal hidup bermasyarakat.[21]
Keseleo suatu jenama nan minimal menonjol pada manjapada pendidikan dengan kontribusi teknologi yaitu semakin bertautnya dunia guna-guna manifesto, sehingga hubungan di antaranya menjadi semakin cepat dan mudah. Internal konteks eksploitasi teknologi di mayapada pendidikan, telah terbukti semakin menyempitnya dan meleburnya faktor urat kayu dan waktu nan selama ini menjadi pengahalang dan aspek penentu kecepatan serta keberhasilan penaklukan hobatan siaran oleh umat hamba allah.[22]

Teknologi pembelajaran terus mengalami perkembangan seiring dengan berkembangnya zaman. Dalam pelaksanaan pembelajaran, penerapan teknologi di n domestik kegiatan pembelajaran ditandai dengan munculnya
e-learning
yang telah memfasilitasi peralihan dalam pembelajaran yang disampaikan melewati semua media elektronik seperti audio atau video, TV interaktif,
compact disc
(CD), dan internet.[23]

Pentingnya peran teknologi pesiaran dalam dunia pendidikan membentuk tenaga pendidik dan peserta didik dapat dengan mudah memperoleh bulan-bulanan-objek penelaahan melintasi perpustakaan elektronik atau buku elektronik untuk mendapatkan kompilasi perpustakaan berupa pokok, modul, jurnal, majalah ataupun salinan kabar. Kehadiran internet juga memungkinkan dilakukannya pengajian pengkajian jarak jauh dengan menyesuaikan kondisi dan peristiwa.[24]

Teknologi juga dapat dimanfaatkan bak perlengkapan administratif dalam bidang pendidikan begitu juga alat bantu reformasi keefektifan pengorganisasian gambar pendidikan. Dengan menunggangi sistem komputer maka tulang beragangan pendidikan bisa lebih mudah dan aman kerjakan mengelola data administrasi, meliputi data siswa, data suhu, maupun data sekolah itu sendiri.[25]
Teknologi dalam dunia pendidikan pula dapat membantu tenaga pendidik untuk lebih banyak menciptakan menjadikan bulan-bulanan-target pelajaran agar peserta pelihara bertambah banyak mendapatkan mantra. Dengan tersedianya komputer, tenaga pendidik dapat menyusun rencana pembelajaran dan materi-materi yang dibutuhkan oleh peserta didik untuk dipelajari dan dengan adanya internet juga memungkinkan pesuluh bimbing untuk mengakses deklarasi dengan mudah pecah sumber berbeda nan direkomendasikan oleh tenaga pendidik.[26]

Dampak teknologi dalam manjapada pendidikan punya tiga kaidah pangkal privat pengembangan dan pemanfaatannya, yaitu pendekatan sistem, berorientasi pada peserta, dan pemanfaatan pada perigi sparing. Dengan berkembangnya eksploitasi teknologi intern pendidikan, maka terjadi pergeseran kerumahtanggaan proses pembelajaran sebagai halnya berpunca pelatihan ke penampilan peserta didik, berasal ruang kelas sekolah ke di mana dan bilamana sahaja bisa dilakukan proses belajar mengajar, berusul menunggangi plano dan gerendel beralih ke komputer dan laptop maupun saluran
online.
[27]

Privat dunia pendidikan, pendidik dan peserta bimbing internal proses pembelajaran akan kian termotivasi apabila dibantu dengan pengusahaan teknologi karena menjadikan pekerjaan lebih mudah, bermanfaat, menaik kapasitas, mempertinggi efektivitas, dan mengembangkan potensi kerumahtanggaan nanang.[28]
Kemajuan teknologi digital n domestik dunia pendidikan dapat mengapalkan tenaga pendidik dan peserta didik ke manjapada maya yang revolusioner, karena memuluskan dan dinamis intern berkomunikasi dan menyampaikan informasi sama dengan internet yang menjadi salah suatu solusi dalam meningkatkan motivasi belajar pada pesuluh didik.[29]
Teknologi yang digunakan privat proses berlatih mengajar gegares disebut dengan sarana pembelajaran. Wahana pembelajaran yakni alat yang dapat digunakan kerjakan menyalurkan wanti-wanti (mangsa penelaahan), sehingga dapat memberahikan perhatian, minat, pikiran, dan manah pesuluh bimbing dalam kegiatan sparing untuk sampai ke intensi berlatih di sekolah maupun di luar sekolah. Eksploitasi teknologi sebagai sarana pembelajaran sudah lalu banyak digunakan, menginjak berusul teknologi yang sangat sederhana setakat teknologi yang canggih agar pengajian pengkajian menjadi lebih efektif dan efisien.[30]

Latar Ekonomi dan Menggandar

[sunting
|
sunting sumber]

Teknologi yang terus mengalami perkembangan bersamaan dengan proses globalisasi di dunia, bergerak berorientasi transmutasi ekonomi nan dikenal dengan
Knowledge Based Society
(KBS). KBS ialah panjang makin lanjut bersumber pembangunan ekonomi berbasis sumur ki akal alam cenderung pembangunan berbasis mantra kabar dan teknologi.[31]

Teknologi dalam bidang ekonomi khususnya dagang berperan laksana sarana transaksi untuk komersial
online, yaitu intern rang akomodasi ki alat berupa internet. Situs web nan disediakan pelaku niaga perumpamaan bekas pengguna bakal memintal dan meilhat barang-barang nan inginkan, kemudian sreg transaksi pun dibutuhkan teknologi tak lakukan mendukung bisnis
online
seperti pembayaran menggunakan permohonan
online. Publik yang berbisnis dengan menerapkan teknologi siaran dapat mewujudkan prospek pasar membengang lebih luas. Berbisnis menunggangi jaringan internet dapat mempermudah dalam hal mempromosikan dagangan nan akan dijual, mencari pemakai nan membutuhkan produk, dan mencari pelanggan taat. Akan halnya bilang faktor yang dapat mempengaruhi jalan jual beli seperti kesimpangsiuran bisnis yang semakin meningkat nan dipengaruhi maka itu supremsi ekonomi internasional, kejuaraan dalam kulak yang berskala mendunia, urut-urutan dan pertumbuhan teknologi warta, pendayagunaan tahun kerja, pertimbangan sosial dan kapasitas teknologi informasi yang boleh diakses. Rajah kapasitas teknologi informasi nan boleh digunakan meliputi produktivitas pelayanan kebutuhan informasi, kapasitas interaksi dalam jaringan komputer maupun berbasis
online, dan kapasitas privat kecepatan akal masuk data dan jaringan.[32]

Perkembangan teknologi dapat diterima masyarakat dan negara secara luas misal sumber pertumbuhan ekonomi, karena teknologi memungkinkan untuk produsen bikin memproduksi lebih banyak output agar perekonomian meningkat dan hingga ke hasil nan maksimum walaupun dengan tingkat input yang sejajar.[33]
Teknologi mempunyai otoritas raksasa dalam mengembangkan informasi manusia n domestik meres ekonomi tercalit bagaimana menggabungkan sumber daya yang cak semau cak bagi memproduksi komoditas yang diinginkan maupun dibutuhkan, buat mengendalikan problem, memenuhi kebutuhan, atau memenuhi keinginan masyarakat, termasuk metode teknis, kelincahan, proses, teknik, alat dan bahan baku. Teknologi lagi disebut sebagai suatu media atau organ yang dapat digunakan dengan lebih efisien keefektifan memproses serta mengendalikan suatu masalah dalam ranah kulak.[34]

Kemunculan teknologi berbasis informasi sreg meres ekonomi khususnya dagang membuat batasan urat kayu dan perian antar firma di berbagai negara menjadi menciut karena menerobos teknologi seperti internet, perusahaan bisa mengerjakan transaksi secara enggak serempak dan mengakses pasar yang kreatif di asing kewedanan.[35]
Masuknya teknologi informasi dan internet di Indonesia menciptakan menjadikan publik menjadi lupa dengan identitas dirinya seperti dapat menidakkan kultur alias adat sehari-hari. Sebelumnya adanya teknologi butir-butir seperti internet, masyarakat dapat bekerja dengan santai meskipun pencahanan akan makin pelik karena lain luasnya akses dalam mengejar informasi. Dampak munculnya internet membuat persaingan menjadi global sehingga masyarakat ditantang untuk menghadapi persaingan global tersebut nan terjadi saat ini.[36]

Teknologi telah memberikan kontribusi secara bermakna terhadap bidang industrialisasi dan bisnis yang dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi di suatu negara. Pada level mikro, kemajuan suatu teknologi dimanfaatkan intern perubahan struktur industri dan persaingan mendunia.[37]
Plong level makro, teknologi dimanfaatkan untuk mendorong pembangunan ekonomi dan memberikan kontribusi pada pertumbuhan ekonomi. Kemajuan teknologi pada era menyeluruh akan memasrahkan kontribusi yang bertambah dari tahun sebelumnya kerumahtanggaan pembangunan ekonomi bumi.[38]
Untuk memenangkan persaingan di pasar global, setiap dagang dan perusahaan dituntut bagi lebih memperhatikan dan ikutikutan teknologi lebih baik dalam menciptakan keunggulan bersaing (competitive advatages). Kesuksesan berbisnis privat hal persaingan sangat ditentukan oleh penciptaan
compettive advatages
nan berbasis pada ekspansi teknologi itu koteng.[39]
Pengembangan teknologi tersebut dibutuhkan pada setiap proses konversi dibidang niaga dari sejumlah modal untuk menghasilkan keuntungan raksasa nan bisa memasrahkan ponten tambah pada setiap jenjang proses metamorfosis privat perusahaan.[40]

Internal peluasan teknologi, hampir setiap negara dan kulak dihadapkan dengan dua pilihan. Pertama, mengembangkan teknologi melalui proses
invention
and
innovation. Kedua, melebarkan teknologi melalui proses alih teknologi. Tidak ada negara dan niaga apapun yang dapat menepati semua jenis teknologi yang dibutuhkan dalam proses membuat dan menjual hasil produksi. Dengan adanya kekurangan tersebut maka setiap negara atau kulak boleh menerapkan sempurna strategi teknologi seperti
make some strategy
ataupun metode pengembangan teknologi mentah melangkahi
R&D
dan
buy some strategy
alias metode ekspansi nan diterapkan melintasi proses alih teknologi.[41]

Parasan Sosial

[sunting
|
sunting sumber]

Intern vitalitas sosial, bani adam tidak boleh tanggal dari teknologi khususnya media sosial. Media sosial merupakan sebuah media berbasis
online
yang dapat membuat para penggunanya dengan mudah berpartisipasi, berbagi, dan menciptakan arena meliputi blog, jejaring sosial, wiki, forum, dan manjapada virtual. Tulangtulangan seperti blog, jejaring sosial dan wiki ialah rang sarana sosial nan paling sering digunakan oleh masyarakat di seluruh dunia termasuk di Indonesia. Dampak substansial munculnya media sosial dalam jiwa awam adalah memudahkan dalam berinteraksi dengan banyak orang, memperluas jaringan pertemanan, menghilangkan batasan jarak dan musim, bertambah mudah privat mengekspresikan diri, penyebaran kabar dapat berlangsung cepat dan biaya lebih murah. Dampak merusak berasal kesediaan wahana sosial adalah menerimakan jarak kepada sosok di sekitar, interaksi secara tatap muka akan menurun ekstrem, membuat pengguna ki alat sosial menjadi kecanduan terhadap internet, menimbulkan konflik antar kelompok, menimbulkan masalah pribadi, dan rentan terhadap pengaruh tendensi hidup buruk bani adam lain.[42]

Sarana teknologi dalam ranah komunikasi dapat meningkatkan proses pengudakan dan pengiriman informasi antar satu basyar dengan anak adam tidak. Biaya dan waktu dapat menciut, sementara hasilnya akan lebih memuaskan sebagaimana penggunaan media
fax,
email,
Facebook, dan
Twitter
takdirnya dibandingkan dengan menggunakan surat. Sehingga setiap orang dapat memperalat waktunya secara efisien dan teratur.[43]
Kenyamanan n domestik menunggangi teknologi yang dirasakan masyarakat boleh berpengaruh terhadap kecenderungan usia, tingkah laku sosok baik itu kapan sendiri atau pasuk.[44]
Teknologi yang menghadirkan aplikasi sosial ki alat tersebut memudahkan pengguna untuk dapat berkomunikasi dengan orang-orang sampai ke penjuru dunia manapun dalam waktu sangat singkat dan silam serta dapat mempengaruhi aktivitas bersosialisasi mereka. Teknologi berbasis media
online
seperti media sosial dapat menjadi salah satu inovasi perkembangan pembelajaran sreg sektor pendidikan dasar di Indonesia yang bisa disebut dengan Pendidikan Teknologi Dasar (PTD) maupun proses kata awal terhadap teknologi kepada anak asuh Indonesia. Dalam proses introduksi tersebut peserta didik akan dipersilakan bakal terkebat aktif lakukan berinteraksi dengan teknologi nan mutakadim disediakan kemudian dalam program tersebut diberikan materi terkait pengembangan kemampuan
problem solving, kreativitas, dan inovasi dalam bidang teknologi. Pemberian pendidikan teknologi nan dilakukan secara bertahap akan mengembangkan kecekatan n domestik berpikir dan kelincahan vokasional.[45]

Di Indonesia terwalak sekitar 25 juta pemakai internet dan setiap tahun terus makin seiring berkembangnya teknologi. Kenaikan dipicu karena adanya kemudahan dalam mendapatkan, mengakses, dan mengendalikan informasi serta mengoperasikannya ke berbagai media. Dengan internet dan teknologi nan ada, masyarakat bernas berinteraksi secara bebas dan membentuk peguyuban kecil maupun besar hanya dengan menekan tombol lega
handphone
atau perangkat wahana teknologi lainnya.[46]
Kemenangan teknologi nan dulu pesat awal bertujuan buat melancarkan individu dalam barang apa hal. Ketika urusan tersebut semakin mudah, maka muncul rasa malas dan keterasingan plonco seperti memudarnya rasa solidaritas antar sesama, kesetiakawanan semakin kepam, dan silaturrahmi semakin berkurang. Penemuan seperti televisi, komputer, internet, dan
handphone
telah mengakibatkan masyarakat menjadi ketagihan dengan dunia jib.[47]

Teknologi n kepunyaan dampak yang beragam dan memiliki pengaruh kuat di tengah kehidupan masyarakat seperti efektivitas teknologi secara fungsional sesuai yang diharapkan umum, transisi sekalian di publik dalam merespons teknologi, dan perubahan dari terobosan yang sudah diantisipasi sebelumnya. Keberadaan teknologi sekarang tidak dapat dilepaskan dengan khasiat sosial politik yang melingkupinya. Kesediaan dan kemajuan teknologi sering digerakkan dan dipertajam maka itu dukungan dan kolaborasi para pemodal besar n domestik setiap perlintasan dan penemuan teknologi baru. Dukungan tersebut yakni rencana mulai sejak sistem ekonomi dan politik yang menggerakkan keistimewaan dalam hal memperoleh keuntungan sebanyak-banyaknya.[48]
Dampak negatif yang kian jauh, teknologi bisa menunda terjadinya kehancuran dan penjatuhan moral dan kesusilaan. Masyarakat berubah menjadi kurang peka terhadap kehidupan sosial akibat hadirnya teknologi karena sudah mengurangi intensitas tatap durja yang terjadi dalam organisasi ataupun sosial umum.[49]
Teknologi tidak hanya sekadar digunakan lakukan berkomunikasi dan mengejar tugas, saja bisa memasrahkan akses kepada pengguna melihat situs alias
website
nan enggak seharusnya dilihat seperti, situs kekerasan dan situs pornografi. Situasi ini membuktikan bahwa perkembangan teknologi informasi dan komunikasi menyerahkan dampak yang sangat mengkhawatirkan karena dapat memberikan pengaruh terhadap perilaku sosial maupun melunturkan nilai-poin kebudayaan masyarakat.[50]

Bidang Pertanian

[sunting
|
sunting sumber]

Sektor pertanian adalah salah satu sektor terbesar dan paling kecil berfaedah nan menyisihkan bahan pangan bagi setiap pemukim di negara berkembang khususnya di Indonesia. Sektor ini juga memberikan lapangan kerja yang sangat lautan untuk hampir seluruh legiun kerja yang suka-suka momen ini. Perkebunan dengan penghasilan padi sawah yakni dagangan primadona di sebagian osean kawasan yang ada di Indonesia. Teknologi perladangan modern nan ada masa ini ialah teknologi pertanian yang digunakan bakal mempermudah dan mempercepat serta meningkatkan hasil produksi pertanian secara keseluruhan. Teknologi pertanian yang ada kasatmata mesin-mesin panjang lidah yang diciptakan bagi pengolahan serta pengambilan hasil produksi begitu juga pada panen pari intern pengolahan tanah mutakadim menggunakan mesin, esensi yang digunakan merupakan bibit ulung sudah terjamin kualitasnya, cara penghutanan dengan menggunakan mesin tanam pari yang usil, proses panen menggunakan mesin, sistem perekrutan personel dilihat dari hasil kerja, pencarian personel bersama-sama pemilik, dan sistem pembagian hasil maujud uang atau hasil gabah yang dipanen. Munculnya teknologi pertanian modern sangat main-main penting dalam memberikan pertukaran bagi kehidupan masyarakat khususnya penanam di area pedesaan.[51]

Perkembangan teknologi di sektor persawahan buat membantu dalam peristiwa perebusan tanah, penarik air pecah sumber air, dan perlengkapan bantu pemanen. Teknologi pertanian merupakan sebuah perangkat, cara atau metode yang dapat digunakan dalam memproses input persawahan sehingga menghasilkan output atau hasil pertanian nan maksimal sehingga memiliki daya guna baik konkret produk bahan baru, setengah jadi maupun siap pakai dan dipasarkan.[52]

Perkembangan teknologi dalam bidang pertanian telah membawa transisi pada cara bersua dengan tanam masyarakat nan awalnya memperalat peralatan-peralatan nan membutuhkan tenaga lebih menjadi lebih mudah dan efisien seperti dari pemanfaatan bajak dan garu menjadi traktor.[53]
Pengaruh masuknya teknologi pertanian terhadap roh ekonomi dan budaya masyarakat di Indonesia dalam segi ekonomi terlihat dari penggunaan bibit unggul, jamur kimia, penggunaan pestisida, dan pembangunan irigasi yang menambah hasil produksi bagi penanam semakin meningkat. Meningkatnya hasil produksi dari pekebun membentuk tingkat pendidikan anak pekebun, situasi rumah dan kepemilikan produk sekunder yang sudah semakin membaik. Masuknya teknologi pertanian plong kehidupan budaya publik mengasihkan pengaruh terhadap hilangnya sejumlah jenis teknik persawahan tradisional seperti teknik membajak menggunakan sapi atau kerbau nan sudah digantikan maka dari itu mesin traktor dan menumbuk padi diganti oleh teknik penggilingan padi menunggangi mesin.[54]

Kemunculan teknologi privat sektor pertanian mempengaruhi kehidupan umum yang mana dalam peralihan sosial bisa dilihat lega tingkat pendidikan dan kesehatan umum, sedangkan dampak negatifnya adalah berkurangnya interaksi sosial antar masyarakat dan hilangnya alat-alat pembajak sawah tradisional yang diturunkan secara turun-temurun. Akan halnya perubahan puas kondisi ekonomi dan dampak positinya yaitu tingkat penghasilan penanam semakin meningkat dan kondisi tempat tinggal semakin patut, sedangkan dampak negatifnya adalah berkurangya kesempatan kerja nan cak acap dilakukan pembajak setiap hari.[55]

Produktivitas internal bidang persawahan dapat ditingkatkan dengan dua kaidah yakni mengembangkan teknologi sebelumnya dan mengadopsi teknologi mentah serta melewati penggunaan sumber daya nan tersedia secara lebih efisien dan tepat objek. Keikhlasan teknologi adalah salah satu syarat yang perlu diperhatikan kerumahtanggaan pembangunan perkebunan. Teknologi bertindak dalam meningkatkan produktivitas dan pendapatan petani karena teknologi turut menentukan proses produksi dan proses revolusi.[56]
Teknologi nan mendukung kronologi pembangunan pertanian di Indonesia harus dapat digunakan pada kegiatan
on farm
dan
off farm. Kegiatan
on farm
menutupi teknologi biologis nan menghasilkan produk perkebunan, perkebunan organik, dan pengadaan peranti dan mesin pertanian. Sementara itu, kegiatan
off farm
meliputi teknologi untuk proses pengolahan, pengawetan, penyiapan, pengepakan, dan revolusi hasil pengetaman.[57]

Dampak teknologi bakal para petani merupakan adanya pertambahan pamor kedamaian baik kerumahtanggaan peningkatan maujud penghasilan, kemampuan memenuhi kebutuhan pusat sehari-hari seperti makan ataupun n domestik berinteraksi secara luas dengan masyarakat dan berpartisipasi privat kegiatan pembangunan desa.[58]
Untuk mempercepat pembangunan dalam sektor pertanian boleh dilakukan dengan membangun pertalian kerjasama yang sinergis antara pemerintah, tulang beragangan-lembaga penekanan, serta masyarakat agar semua pihak dapat berpartisipasi dengan maksimal.[59]

Teknologi dalam pertanian juga n kepunyaan kekurangan sebagai halnya adanya penurunan lapangan tiang penghidupan kerjakan umum nan ingin berkarya sebagai buruh berbendang dan adanya ketergantungan pembajak kepada pemerintah terkait penyaluran bahan-bulan-bulanan kimia untuk pohon mereka.[60]
Upaya restorasi sistem pertanaman yang dilakukan maka itu masyarakat terkhususnya petani mengarah ke pengembangan, pertumbuhan dan peningkatan produksi hasil panen memperalat metode pengintensifan, ekstensifikasi, dan rehabilitasi di mana upaya tersebut bertujuan cak bagi meningkatkan produksi dan daya produksi pembajak, penyelamatan hasil penuaian dan peningkatan mutu hasil yang n kepunyaan daya saing panjang dengan pasar global. Masyarakat yang berkarya ibarat penanam di mana sebelumnya hanya bisa menggarap lahan cak bagi bertani dengan alat terlambat seperti tengkuluk, pacul, tembilang. Tetapi dengan kesuksesan teknologi saat ini telah mampu menciptakan instrumen yang bertambah modern dan panjang lidah seperti ditemukannya mesin pereka cipta tanah dan alat-alat yang lebih usil dan rani melanggar serta meningkatkan pendapatan mahajana petani.[61]

Bidang Kesehatan

[sunting
|
sunting sumber]

Kemajuan teknologi dalam meres kebugaran ini sangat berkembang pesat, dapat dilihat berusul banyaknya temuan-temuan baru yang berhasil didapatkan dengan sambung tangan teknologi baik dalam bentuk pengorganisasian rumah remai, terapi pasien, atau penelitian dan pengembangan berpunca ilmu kesegaran itu sendiri. Bentuk peladenan kesehatan berbasis teknologi masa ini sangat diperhatikan dunia. Terutama pada peluang teknologi n domestik meningkatkan kualitas hidup basyar.[62]
Pelayanan kebugaran masyarakat sangat dipengaruhi maka itu penggunaan teknologi berbasis digital dan penerapan intervensi kesehatan dalam rang teknologi digital yang sangat efektif dalam menyervis kebutuhan kesehatan umum.[63]
Penerapan bentuk intervensi kesegaran berbasis teknologi digital dinilai dahulu menguntungkan bagi awam karena bisa memperlancar dan mempermudah akses peladenan dan dapat menjangkitkan intervensi kesehatan publik ke podium digital nan telah disediakan dan menghadirkan riset dengan tujuan untuk menampilkan teori dan konsep peladenan kesehatan itu sendiri.[64]

Teknologi informasi yang digunakan di parasan kesehatan memang dapat menciptakan lingkungan yang tenang dan tenteram bagi pasien anak asuh dan batih tetapi dibutuhkan juga proses pengamatan langsung dari dukun bayi melalui perangkat agar mencegah terjadinya kesalahan n domestik pemberian manifesto dan memberikan asuhan keperawatan kepada anak dan remaja.[65]
Penggunaan internet plong rumah gempa bumi digunakan hampir setiap hari dari pagi hingga malam. Pendayagunaan internet belaka dilakukan lakukan kelebihan rumah sakit dan kebutuhan pasien tetapi ada perawat yang menggunakan bagi kebutuhan pribadi di waktu tertentu. Penggunaan internet oleh perawat di kondominium linu dipengaruhi oleh ketatanegaraan organisasi, budaya kerja dan pemberian pelatihan tercalit internet.[66]

Pengusahaan software yang berbasis komputer pada bidang kebugaran khususnya kondominium guncangan yakni boleh memberikan informasi secara mendunia dalam pembuatan rencana keperawatan nan aman dan mudah. Informasi nan diberikan meliputi standar asuhan berlandaskan verifikasi kebobrokan di klinik, cara penanganan, aturan dan rekomendasi perlindungan, referensi dan cara pembilangan peminta yang akurat, serta akses ke pusat data ataupun taman pustaka secara digital melalui media komputer jinjing. Software tersebut sekali lagi boleh menyegerakan bidan dalam pengambilan keputusan dalam penanganan, membuat kerangka asuhan keperawatan untuk pasien rawat jalan, mengingatkan bidan untuk memberikan tindakan pencegahan atau risiko terhadap alergi dengan menunjukkan hasil pemeriksaan makmal sreg pasien sebelum diberi obat sehingga perawat boleh memberikan respon cepat sesuai dengan kondisi pasien.[67]
Pemanfaatan software sekali lagi bermanfaat dalam pemberian deklarasi akan halnya panduan terkait cara identifikasi, proses pengkajian dan metode pemberian rekomendasi terkait penanganan kasus obesitas pada anak spirit sekolah dan remaja.[68]

Eksploitasi teknologi informasi dalam dokumentasi di parasan kebugaran atau keperawatan adalah kaidah yang baru dan mudah buat merekam, memberikan dan memufakati takrif pasien. Hal ini menciptakan menjadikan perawat ataupun petugas rumah sakit bertanggung jawab atas kerahasiaan dan keamanan informasi pasien. Sehingga diperlukan kebijakan dan pedoman nan sudah diatur oleh organisasi ataupun rumah nyeri. Pengembangan dokumentasi dengan sambung tangan teknologi pengetahuan dan sistem komputer harus tetap memperhatikan prinsip-prinsip dan sifat dokumentasi terkait akses, penyimpanan, pengambilan dan pengiriman butir-butir sebagaimana nan berperan intern sistem pengarsipan berbasis kertas atau manual.[69]
Proses pengarsipan pun digunakan untuk menunaikan janji standar profesional dan hukum yang bermain. Pengarsipan sangat penting bakal menunjukkan bahwa intern sangkutan petugas kesehatan dan klien mutakadim terjalin dengan baik, petugas telah menerapkan pengetahuan keperawatan serta membentuk keputusan menurut standar profesional dan dapat sebagai bukti dalam proses hukum jika cak semau tuntutan hukum baik berpangkal pasien maupun berbunga petugas kesehatan.[70]
Urut-urutan teknologi kesegaran di luar wilayah telah berkembang pesat pada seluruh aktivitas keperawatan, baik dalam bidang pelayanan, pendidikan atau riset di permukaan kebugaran. Sistem dokumentasi menerimakan terhadap proses kontinuitas pemeliharaan pasien dan memungkinkan dukun bayi mengerjakan perawatan nan cepat dan lebih tepat.[71]

Proses dokumentasi berbasis teknologi informasi dalam bidang kesegaran kerjakan menekat jejak medis pasien memungkinkan dukun bayi menggunakannya sebagai kendaraan berlatih dan memahami pentingnya mendokumentasikan proses pelestarian pasien serta menghemat musim dalam menyusun rencana perawatan selanjutnya.[72]
Dokumentasi bisa menjadi sumber data di bidang kesegaran yang dulu berfaedah untuk mewujudkan keputusan tersapu pemodalan dan pengelolaan sumber sentral serta memfasilitasi penelitian nan boleh meningkatkan kualitas praktik kesehatan dan perawatan pasien.[73]

Dalam bidang kebugaran, rumah sakit memerlukan teknologi yang kondusif agar mata air siasat keperawatan bisa melangsungkan pelayanan kesegaran. Tanpa sistem teknologi berbasis informasi yang akurat, maka rumah sakit tidak dapat menentukan kebijakan, keputusan, bahkan kanun yang dapat menunjang pembaruan dan perkembangan sumber kancing keperawatan.[74]
Tujuan digunakan sistem kabar atau teknologi informasi manajemen pada bidang kesehatan merupakan untuk memastikan akan halnya bagaimana agar pengetahuan kesehatan yang akurat bisa diakses oleh pihak yang membutuhkan, kemudian akan meningkatkan pelayanan kesehatan privat skala kebangsaan.[75]

Berkembangnya teknologi plong bidang kebugaran sudah lalu mencadangkan metode baru lakukan melambungkan kesehatan yang dimediasi maka itu perlengkapan komputer dan teknologi digital yang berfungsi bakal meniadakan perilaku kesehatan masyarakat yang camar disebut dengan komunikasi kesehatan
online
(e-health).[76]
Penerapan teknologi pada industri kesegaran dengan model
e-commerce
bisa meningkatkan layanan gemi biaya kepada para pengguna jasa kesehatan.[77]
Teknologi berbasis video
online
dapat memberikan edukasi dan promosi tentang menjaga kesehatan masyarakat sedarun menjadi media cak bagi promosi kondominium sakit.[78]

Tatap pun

[sunting
|
sunting sumber]

  • Teknologi arsitektur
  • Garis samudra teknologi
  • Daftar teknologi nan muncul
  • Konvergensi teknologi
  • Teknologi dan awam
  • Penilaian teknologi
  • Teknologi eksemplar
  • Makulat teknologi
  • Tekno-progresivisme
  • Teknosentrisme
  • Teknokrasi
  • Teknokritisme
  • Determinisme teknologi
  • Evolusi teknologi
  • Nasionalisme teknologi
  • Singularitas teknologi
  • Penyelenggaraan teknologi
  • Tingkat ketersediaan teknologi
  • Teknorealisme
  • Transhumanisme
  • Perhitungan energi
  • Nanososialisme
  • Teknokapitalisme
  • Difusi teknologi
  • Model penerimaan teknologi
  • Siklus hidup teknologi
  • Transfer teknologi
  • Jurnalisme teknologi

Referensi

[sunting
|
sunting sumur]

Catatan kaki

[sunting
|
sunting sumber]


  1. ^


    “Arti Kata Teknologi”.




  2. ^

    For ex., George Crabb,
    Universal Technological Dictionary, or Familiar Explanation of the Terms Used in All Arts and Sciences, Containing Definitions Drawn From the Original Writers, (London: Baldwin, Cradock and Joy, 1823), s.v. “technology.”

  3. ^

    Julius Adams Stratton and Loretta H. Mannix, Mind and Hand: The Birth of MIT (Cambridge: MIT Press, 2005), 190-92. ISBN 0-262-19524-0.

  4. ^

    Eric Schatzberg, “Technik
    Comes to America: Changing Meanings of
    Technology
    Before 1930,”
    Technology and Culture
    47 (July 2006): 486-512.

  5. ^

    Read Bain, “Technology and State Government,” American Sociological Review 2 (December 1937): 860.

  6. ^

    Donald A. MacKenzie and Judy Wajcman, “Introductory Essay” in
    The Social Shaping of Technology, 2nd ed. (Buckingham, England: Open University Press, 1999) ISBN 0-335-19913-5.

  7. ^

    Kesalahan pengutipan: Tag
    <ref>
    tidak sah; tidak ditemukan teks lakukan ref bernama
    mwdict

  8. ^


    Franklin, Ursula. “Real World of Technology”. House of Anansi Press. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2007-09-28. Diakses tanggal
    2007-02-13
    .





  9. ^


    “Technology news”. BBC News. Diarsipkan semenjak varian asli copot 2006-02-09. Diakses tanggal
    2006-02-17
    .





  10. ^


    Stiegler, Bernard (1998).
    Technics and Time, 1: The Fault of Epimetheus. Stanford University Press. hlm. 17, 82. ISBN 0-8047-3041-3.




    Stiegler lebih terkemudian menyatakan bahwa
    biotechnology
    (bioteknologi) tidak kembali bisa didefinisikan sebagai
    “organized inorganic matter”, given that it is, rather, “the reorganization of the organic”
    (‘zat-zat anorganik yang tersusun rapi’, melainkan ‘penyusunan pula zat-zat organik’).
    Stiegler, Bernard (2008).
    L’avenir du passé: Modernité de l’archéologie. La Découverte. hlm. 23. ISBN 2-7071-5495-4.





  11. ^


    “Industry, Technology and the Global Marketplace: International Patenting Trends in Two New Technology Areas”.
    Science and Engineering Indicators 2002. National Science Foundation. Diarsipkan dari versi asli rontok 2022-08-18. Diakses terlepas
    2007-05-07
    .





  12. ^


    Borgmann, Albert (2006). “Technology as a Cultural Force: For Alena and Griffin”
    (fee required).
    The Canadian Journal of Sociology.
    31
    (3): 351–360. doi:10.1353/cjs.2006.0050. Diakses tanggal
    2007-02-16
    .





  13. ^


    Macek, Jakub. “Defining Cyberculture”. Diarsipkan dari versi bersih tanggal 2007-07-03. Diakses copot
    2007-05-25
    .





  14. ^


    “Science”. Dictionary.com. Diakses copot
    2007-02-17
    .





  15. ^


    “Intute: Science, Engineering and Technology”. Intute. Diakses tanggal
    2007-02-17
    .





  16. ^


    Wise, George (1985). “Science and Technology”.
    Osiris (2nd Series).
    1: 229–246.



    .

  17. ^


    Guston, David H. (2000).
    Between politics and science: Assuring the integrity and productivity of research. New York: Cambridge University Press. ISBN 0-521-65318-5.



    .
  18. ^


    a




    b




    c




    d



    Imam Sukardi, “Pilar Islam Bagi Pluralisme Modern”, Tiga Serangkai, 2003, 9796684055, 9789796684052.
  19. ^


    a




    b



    “Pembangunan Ekonomi, Edisi 9, Jilid 1”, Erlangga, 9790158149, 9789790158146.
  20. ^


    a




    b



    Isei, “Pemikiran Dan Persoalan Ekonomi Di Indonesia Dalam Sepenggal Abad Terakhir 4”, Kanisius, 2005, 979211212X, 9789792112122.

  21. ^

    Jamun 2022, hlm. 48-49.

  22. ^

    Upik 2022, hlm. 1.

  23. ^

    Jamun 2022, hlm. 144.

  24. ^

    Taopan et al 2022, hlm. 63.

  25. ^

    Lestari 2022, hlm. 97.

  26. ^

    Selwyn 2022, hlm. 26.

  27. ^

    Yusri 2022, hlm. 51.

  28. ^

    Muhasim 2022, hlm. 69-70.

  29. ^

    Muhasim 2022, hlm. 71.

  30. ^

    Santyasa 2007, hlm. 3.

  31. ^

    Siaila 2010, hlm. 110.

  32. ^

    Utami 2010, hlm. 62-63.

  33. ^

    Wahyuni et al 2022, hlm. 72.

  34. ^

    Wahyuni et al 2022, hlm. 73.

  35. ^

    Hidayatullah 2005, hlm. 11.

  36. ^

    Hidayatullah 2005, hlm. 13.

  37. ^

    Radhi 2010, hlm. 1.

  38. ^

    Subramanian 1987, hlm. 361.

  39. ^

    Sharif 1994, hlm. 156.

  40. ^

    Soehoed 1988, hlm. 48.

  41. ^

    Ramanathan 1994, hlm. 221.

  42. ^

    Cahyono 2022, hlm. 140.

  43. ^

    Nasution 2022, hlm. 40.

  44. ^

    Azizah 2022, hlm. 46.

  45. ^

    Fitri 2022, hlm. 119.

  46. ^

    Setiawan 2022, hlm. 65.

  47. ^

    Ngafifi 2022, hlm. 34.

  48. ^

    Wahid 2022, hlm. 2-3.

  49. ^

    Novy Purnama 2009, hlm. 40.

  50. ^

    Khodijah dan Nurizzati 2022, hlm. 163.

  51. ^

    Saputra dan Ratnawilis 2022, hlm. 206-207.

  52. ^

    Ali 2022, hlm. 518.

  53. ^

    Zahara et al 2022, hlm. 32.

  54. ^

    Zahara et al 2022, hlm. 37-38.

  55. ^

    Rifani et al 2022, hlm. 864.

  56. ^

    Apriani et al 2022, hlm. 122.

  57. ^

    Simatupang 2006, hlm. 3.

  58. ^

    Salamah dan Iskandar 2002, hlm. 130.

  59. ^

    Salamah dan Iskandar 2002, hlm. 119.

  60. ^

    Konsentrat 2022, hlm. 35.

  61. ^

    Sari 2022, hlm. 29.

  62. ^

    Yani 2022, hlm. 98.

  63. ^

    Manganello et al 2022, hlm. 6.

  64. ^

    Moller et al 2022, hlm. 1.

  65. ^

    Ramawati 2022, hlm. 9.

  66. ^

    Morris‐Docker et al 2004, hlm. 157.

  67. ^

    McCartney 2006, hlm. 426.

  68. ^

    Gance-Cleveland 2010, hlm. 72.

  69. ^

    Dewi 2022, hlm. 19.

  70. ^

    Tornvall dan Wilhelmsson 2008, hlm. 2122.

  71. ^

    Rykkje 2009, hlm. 9.

  72. ^

    Lee 2006, hlm. 1377.

  73. ^

    Tornvall et al 2004, hlm. 315.

  74. ^

    Rofii 2022, hlm. 16.

  75. ^

    Zhu dan Protti 2009, hlm. 122.

  76. ^

    Neuhauser dan Kreps 2003, hlm. 7.

  77. ^

    More dan McGrath 2002, hlm. 621.

  78. ^

    Huang et al 2022, hlm. 273.

Daftar bacaan

[sunting
|
sunting sumur]

  • Ali, A. (2017). “Pengaruh Teknologi Pertanaman Terhadap Produktivitas Hasil Panen Pari di Kecamatan Maritengngae Kabupaten Sidenreng Rappang”.
    AKMEN Kronik Ilmiah.
    14
    (3): 514–525. ISSN 2621-4377.



  • Apriani, M., Rachmina, D., &, Rifin, A. (2018). “Otoritas Tingkat Penerapan Teknologi Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) Terhadap Efisiensi Teknis Usahatani Gabah”
    (PDF).
    Kronik Agribisnis Indonesia.
    6
    (2): 121–132. ISSN 2579-3594.




    Cahyono, A. S. (2016). “Supremsi Kendaraan Sosial Terhadap Perubahan Sosial Publik di Indonesia”.
    Koran Publiciana.
    9
    (1): 140–157. ISSN 1979-0295.



  • Azizah, M. (2020). “Supremsi Keberhasilan Teknologi Terhadap Pola Komunikasi Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang (UMM)”
    (PDF).
    Buku harian Sosiologi Nusantara.
    6
    (1): 45–54. doi:10.33369/jsn.5.1.45-54.



  • Dewi, S. C. (2011). “PENGEMBANGAN Dokumentasi KEPERAWATAN BERBASIS TEKNOLOGI INFORMASI”.
    Buku harian Ilmu dan Teknologi Kesehatan.
    2
    (1): 15–21. ISSN 2086-8510.



  • Fitri, S. (2017). “Dampak Positif dan Negatif Sosial Media Terhadap Perubahan Sosial Anak asuh”
    (PDF).
    Naturalistic: Buletin Kajian Penelitian Pendidikan dan Pembelajaran.
    1
    (2): 118–123. ISSN 2548-8589.



  • Gance‐Cleveland, B., Gilbert, L. H., Kopanos, T., &, Gilbert, K. C. (2010). “Evaluation of technology to identify and assess overweight children and adolescents”
    (PDF).
    Journal for Specialists in Pediatric Nursing.
    15
    (1): 72–83. doi:10.1111/j.1744-6155.2009.00220.x.



  • Hidayatullah, D. (2005). “DAMPAK TEKNOLOGIINFORMASI DAN INTERNET TERHADAP PENDIDIKAN, Membahu, DAN PEMERINTAHAN INDONESIA”
    (PDF).
    Majalah Ekonomi dan Komputer jinjing.
    13
    (1): 9–14. ISSN 0854-9621.



  • Huang, E., Liu, T., &, Wang, J. (2014). “E-health videos on Chinese hospitals’ websites”
    (PDF).
    International Journal of Healthcare Management.
    7
    (4): 273–280. doi:10.1108/02621710210437590.



  • Jamun, Y. M. (2018). “Dampak Teknologi Terhadap Pendidikan”.
    Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan Missio.
    10
    (1): 48–52. ISSN 2502-9576.



  • Jamun, Y. M. (2016). “Desain Permintaan Pembelajaran Peta Nusa Tenggara Timur Berbasis Multimedia”.
    Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan Missio.
    8
    (1): 144–150. ISSN 2502-9576.



  • Khodijah S., &, Nurizzati Y. (2018). “DAMPAK Eksploitasi TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI TERHADAP PERILAKU SOSIAL SISWA DI MAN 2 KUNINGAN”.
    Jurnal Edueksos.
    7
    (2): 161–176. ISSN 2548-5008.



  • Lee, Horizon. T. (2006). “Nurses’ perceptions of their documentation experiences in a computerized nursing care planning system”
    (PDF).
    Journal of Clinical Nursing.
    15
    (11): 1376–1382. doi:10.1111/j.1365-2702.2006.01480.x.



  • Awet, S. (2018). “Peran Teknologi dalam Pendidikan di Era Kesejagatan”.
    Edureligia.
    2
    (2): 94–100. ISSN 2579-5694.



  • Manganello, J., Gerstner, G., Pergolino, K., Graham, Y., Falisi, A., &, Strogatz, D. (2015). “The relationship of health literacy with use of digital technology for health information: implications for public health practice”
    (PDF).
    Journal of public health management and practice.
    0
    (0): 1–8. doi:10.1097/PHH.0000000000000366.



  • McCartney, P. R. (2006). “Using technology to promote perinatal patient safety”
    (PDF).
    Journal of Obstetric, Gynecologic & Neonatal Nursing.
    35
    (3): 424–431. doi:10.1111/j.1552-6909.2006.00059.x.



  • Moller, A. C., Merchant, G., Conroy, D. E., West, R., Hekler, E., Kugler, K. C., &, Michie, S. (2017). “Applying and advancing behavior change theories and techniques in the context of a digital health revolution: proposals for more effectively realizing untapped potential”
    (PDF).
    Journal of behavioral medicine.
    40
    (1): 1–14. doi:10.1007/s10865-016-9818-7.



  • More, E., &, McGrath, M. (2002). “An Australian case in e‐health communication and change”
    (PDF).
    Journal of Management Development.
    21
    (8): 621–632. doi:10.1108/02621710210437590.



  • Morris‐Docker, S. B., Tod, A., Harrison, J. M., Wolstenholme, D., &, Black, R. (2004). “Nurses’ use of the Internet in clinical ward settings”
    (PDF).
    Journal of Advanced Nursing.
    48
    (2): 157–166. doi:10.1111/j.1365-2648.2004.03183.x.



  • Muhasim (2017). “Pengaruh Tehnologi Digital Terhadap Cemeti Belajar Peserta Didik”
    (PDF).
    Palapa: Jurnal Pengkhususan Keislaman dan Ilmu Pendidikan.
    5
    (2): 53–77. ISSN 2540-9697.



  • Nasution, Z. (2011). “KONSEKUENSI SOSIAL Ki alat TEKNOLOGI KOMUNIKASI BAGI MASYARAKAT”.
    Jurnal Reformasi.
    1
    (1): 37–41. ISSN 2407-6864.



  • Neuhauser, L., &, Kreps, G. L. (2003). “Rethinking communication in the e-health era”
    (PDF).
    Journal of Health Psychology.
    8
    (1): 7–23. doi:10.1177/1359105303008001426.



  • Ngafifi, M. (2014). “KEMAJUAN TEKNOLOGI DAN POLA HIDUP MANUSIA Dalam PERSPEKTIF SOSIAL BUDAYA”.
    Buku harian Pembangunan Pendidikan: Fondasi dan Aplikasi.
    2
    (1): 33–47. ISSN 2502-1648.



  • Novy Purnama, N. (2009). “DAMPAK Urut-urutan TEKNOLOGI KOMUNIKASI TERHADAP Roh SOSIAL BUDAYA”
    (PDF).
    Gema Eksos.
    5
    (1): 39–46. ISSN 1858-4071.



  • Putri, T. D. (2019-12-18). “Pengaruh Teknologi terhadap Pendidikan di Era sekarang”.
    INArxiv. doi:10.31227/osf.io/72sqb. Diakses tanggal
    2021-01-27
    .



  • Radhi, F. (2010). “PENGEMBANGAN APPROPRIATE TECHNOLOGY Seumpama UPAYA MEMBANGUN PEREKONOMIAN INDONESIA SECARA MANDIRI”.
    Jurnal Ekonomi Bisnis.
    15
    (1): 1–8. ISSN 2089-8002.



  • Ramanathan, K. (1994). “An integrated approach for the choice of appropriate technology”
    (PDF).
    Science and Public Policy.
    21
    (4): 221–233. doi:10.1093/spp/21.4.221.



  • Ramawati, D. (2011). “PENGGUNAAN PERANGKAT TEKNOLOGI Siaran Pada PELAYANAN KESEHATAN Momongan DAN REMAJA”.
    Koran Ilmu dan Teknologi Kesehatan.
    2
    (1): 9–13. ISSN 2086-8510.



  • Rifani, M. T., Kasim, S. S., &, Tanzil (2019). “DAMPAK Pemanfaatan TEKNOLOGI Persawahan TERHADAP PERUBAHAN SOSIAL EKONOMI DALAM Atma MASYARAKAT Petani SAWAH (Studi di Desa Ombu-Ombu Jaya Kecamatan Laeya Kabupaten Konawe Selatan)”.
    Buku harian Neo Societal.
    4
    (3): 862–870. ISSN 2503-359X.



  • Rofii, M. (2011). “PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI Sumber DAYA MANUSIA KEPERAWATAN Rumah SAKIT”.
    Jurnal Hobatan dan Teknologi Kesegaran.
    2
    (1): 15–21. ISSN 2086-8510.



  • Rykkje, L. (2009). “Implementing electronic patient record and VIPS in medical hospital wards: evaluating change in quantity and quality of nursing documentation by using the audit instrument Pewarna-ch-Ing”
    (PDF).
    VARD I NORDEN.
    29
    (2): 9–13. doi:10.1177/010740830902900203.



  • Salamah U., &, Iskandar J. (2002). “Kajian PENGARUH Kebijakan TEKNOLOGI PERTANIAN DAN PETERNAKAN TERHADAP PERUBAHAN SOSIAL N domestik PENINGKATAN Kesentosaan Pembajak/PETERNAK”.
    Jurnal Sosiohumaniora.
    4
    (2): 116–133. ISSN 2443-2660.



  • Santyasa, I W. (2007). “LANDASAN KONSEPTUAL MEDIA Penerimaan”
    (PDF).
    Direktori File UPI
    . Diakses tanggal
    2021-01-27
    .



  • Saputra M D., &, Ratnawilis (2019). “DAMPAK TEKNOLOGI PERTANIAN Bertamadun TERHADAP AKTIVITAS Persawahan PADI Awam JORONG PIRUKO Paksina KECAMATAN SITIUNG KABUPATEN DHARMASRAYA”.
    Jurnal Buana.
    3
    (2): 205–216. ISSN 2615-2630.



  • Sari, R. P. (2018). “DAMPAK Pendayagunaan TEKNOLOGI PERTANIAN TERHADAP PERUBAHAN PENDAPATAN Publik Orang tani Milu DI KELURAHAN WATALIKU KABUPATEN MUNA (Studi Di Kelurahan Wataliku Kecamatan Kabangka Kabupaten Muna)”
    (PDF).
    Jurnal penelitian Pendidikan Ilmu permukaan bumi.
    3
    (3): 283–294. doi:10.36709/jppg.v3i3.9171.



  • Selwyn, N. (2011).
    Education and Technology Key Issues and Debates
    (PDF). India: Replika Press Pvt Ltd. hlm. 26. ISBN 978-1-4411-5036-3.



  • Setiawan, D. (2018). “Dampak Perkembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi Terhadap Budaya”.
    SIMBOLIKA.
    4
    (1): 62–72. ISSN 2442-9996.



  • Sharif, N. (1994). “Integrating business and technology strategies in developing countries”
    (PDF).
    Technological Forecasting and Social Change.
    45
    (2): 151–167. doi:10.1016/0040-1625(94)90091-4.



  • Siaila, S. (2010). “Pengaturan PERUBAHAN TEKNOLOGI TERHADAP Alterasi EKONOMI DAN Transmutasi SOSIAL”.
    Soso-Q.
    2
    (2): 102–120. ISSN 2086-390X.



  • Simatupang, J. T. (2006). “Pengembangan dan permohonan iptek dalam pembangunan pertanaman Indonesia”
    (PDF).
    Kronik Penelitian Bidang Ilmu Perladangan.
    4
    (1): 1–7. Diarsipkan dari versi tulus
    (PDF)
    rontok 2022-12-15. Diakses copot
    2021-01-28
    .



  • Soehoed, A. R. (1988). “Reflections on Industrialisation and Industrial Policy in Indonesia”
    (PDF).
    Bulletin of Indonesian Economic Studies.
    24
    (2): 43–57. doi:10.1080/00074918812331335379.



  • Subramanian, S. K. (1987). “Technology, productivity, and organization”
    (PDF).
    Technological Forecasting and Social Change.
    31
    (4): 359–371. doi:10.1016/0040-1625(87)90064-3.



  • Taopan, Y. F., Oedjoe, M. R., &, Sogen, A. Kaki langit. (2019). “Dampak Perkembangan Teknologi Keterangan dan Komunikasi Terhadap Perilaku Moral Remaja di SMA Negeri 3 Daerah tingkat Gelinggang”.
    Jurnal Kependidikan: Jurnal Hasil Penelitian dan Amatan Kepustakaan di Meres Pendidikan, Pengajaran dan Penelaahan.
    5
    (1): 61–74. ISSN 2442-7667.



  • Törnvall, E., Wilhelmsson, S., &, Wahren, L. K. (2004). “Electronic nursing documentation in primary health care”
    (PDF).
    Scandinavian journal of caring sciences.
    18
    (3): 310–317. doi:10.1111/j.1471-6712.2004.00282.x.



  • Tornvall, E., &, Wilhelmsson, S. (2008). “Nursing documentation for communicating and evaluating care”
    (PDF).
    Journal of clinical nursing.
    17
    (16): 2116–2124. doi:10.1111/j.1365-2702.2007.02149.x.



  • Utami, S. S. (2010). “PENGARUH TEKNOLOGI INFORMASI DALAM Jalan BISNIS”.
    Harian Akuntansi dan Sistem Teknologi Manifesto.
    8
    (1): 61–67. ISSN 2656-3797.



  • Wahid, A. (2020). “DAMPAK SOSIAL TEKNOLOGI KOMUNIKASI BARU: Merefleksikan ULANG KONSEP COPYRIGHT DI INTERNET”.
    Jurnal Ilmu Komunikasi.
    6
    (1): 1–16. ISSN 2502-0579.



  • Wahyuni, S., Hamzah, A., &, Syahnur, S. (2013). “Analisis PENGARUH TEKNOLOGI TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI Daerah ACEH (AK MODEL)”.
    Jurnal Ilmu bisnis.
    1
    (3): 71–79. ISSN 2302-0172.



  • Yani, A. (2018). “Pendayagunaan TEKNOLOGI Privat BIDANG KESEHATAN MASYARAKAT”
    (PDF).
    PROMOTIF: Jurnal Kesegaran Umum.
    8
    (1): 97–103. ISSN 2503-1139.



  • Yusri (2016). “PENGARUH PENGGUNAAN Media TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI (TIK) DENGAN Penampakan Sparing BAHASA INGGRIS Pelajar DIDIK Kelas bawah X DI SMAN I DEKAI KABUPATEN YAHUKIMO”.
    Jurnal Ilmiah ILKOM.
    8
    (1): 49–56. ISSN 2548-7779. Diarsipkan dari versi putih tanggal 2022-02-14. Diakses tanggal
    2021-01-27
    .



  • Zahara I., Yoesoef A., &, Nurasiah (2017). “TEKNOLOGI PERTANIAN DAN PENGARUHNYA TERHADAP Atma EKONOMI DAN BUDAYA MASYARAKAT DI KECAMATAN MONTASIK KABUPATEN ACEH BESAR (1985-2016)”.
    Kronik Ilmiah Mahasiswa.
    2
    (3): 31–38. ISSN 2614-3658.



  • Zhu, J. Y., &, Protti, D. J. (2009). “National health information management/information technology strategies in Hong Kong, Taiwan and Singapore”.
    Studies in health technology and informatics
    (143): 122–128. doi:10.3233/978-1-58603-979-0-122.



Pranala luar

[sunting
|
sunting sumber]

  • (Indonesia) Faedah prolog
    Teknologi
    dalam situs web Kamus Samudra Bahasa Indonesia makanya
    Fisik Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kementerian Pendidikan dan Tamadun Republik Indonesia.



Source: https://id.wikipedia.org/wiki/Teknologi