Mengajar Bahasa Inggris Di Jepang

Berencik

Pendidikan

Kamis, 13 Sep 2022 20:01

Desi Utami. (Foto: berkuliah.com)

Dibalik keterbatasannya dalam berbahasa Inggris, Desi membuktikan bahwa dengan tekad dan arwah yang kuat, semua impian boleh dicapai.

Inibaru.id
– Banyak anak akil balig yang urung merealisasikan mimpinya cak bagi kuliah atau berkarir di luar negeri karena terhambat kredit TOEFL yang rendah. Namun, bagi Desi Utami, hal itu bukanlah galangan baginya. Bermodal hasil tes TOEFL yang saja 360 hanya, ia justru berhasil menjadi guru Bahasa Inggris di Distrik Sakura, Jepang. Apa trik kesuksesannya ini?

Saat masih kuliah S1 di Perhimpunan Gadjah Mada (UGM), sebenarnya Desi memang terbatas begitu menyukai Bahasa Inggris. Ia juga mengaku kesulitan jika harus mengaji buku perkuliahan yang menggunakan Bahasa Inggris sehingga harus berusaha lebih berkanjang demi memahaminya. Berbintang terang, rasa tidak sukanya ini justru membuatnya terpacu untuk belajar dengan lebih giat. Saat kuliahnya memasuki musim ke 3, datanglah informasi dana siswa pertukaran mahasiswa ke Jepang dengan Programa JENESYS. Engkau kembali akhirnya tertarik dan bermaksud mengikuti beasiswa tersebut.

Baca pun: Ilmuan Perempuan Ini Getol Ajarkan Sains puas Anak-anak asuh

Dikutip pecah
Berkuliah.com, Desi mengistilahkan bahwa proses seleksi nan berjalan selama 6 wulan ini tak terbiasa menyertakan skor TEOFL. Sehingga keadaan tersebut memudahkan proses pengembaraan pendaftaran beasiswa pergantian pelajar gadis bermula Jawa Tengah ini. Namun, kemampuan berbahasa Inggrisnya pun harus diuji detik menghadapi tes soal jawab. Sehingga, beliau pun akhirnya harus belajar dengan giat sebelum masa wawancara yang memakai Bahasa Inggris tersebut. Hebatnya, Desi lolos dan berdampak menirukan program yang diadakan di Yamagata University bersama 3 mahasiswa UGM lainnya.

Meskipun sudah berusaha untuk belajar Bahasa Inggris koteng diri, Desi merasa kemampuan berbahasanya masih belum memadai sehingga memilih bagi melakukan les ELTI selama 3 bulan. Les ini diharapkan subur meningkatkan angka validasi TOEFL-nya.

“Tambah semangat belajar, mulai mencintai Bahasa Inggris, dengan menikmati proses belajarnya”, ujar Desi.

Setelah lulus S1, Desi pun memberanikan diri untuk mengajukan darmasiswa
International Petroleum Exploration Foundation
(INPEX) nan mensyaratkan angka TOEFL 550. Lamun skor TOEFLnya jauh di dasar persyaratan, Dia tetap memberangsangkan diri untuk mendaftar.

“Saya catat bahwa saya punya sedikit kemampuan Bahasa Jepang,” tambahnya.

Baca juga: Berawal berpangkal Kecintaan puas Mobil Kodok, Chris Lesmana Jadi Desainer VW di Jerman

Tak disangka, beasiswanya diterima dan ia pun sekali lagi berangkat ke Jepang.

Selama menempuh pendidikan S2 di Jepang, Ia juga mengajar Bahasa Inggris di Taman Bermain Kantor Kecamatan Tsukisamu, SMP dan SMA Hokurei di Hokkaido, serta
ANT English School
yang memiliki peserta dengan semangat bervariasi dari 5 hingga 66 tahun.

Dibalik keterbatasannya intern berajar Inggris, Desi membuktikan bahwa dengan tekad dan semangat yang kuat, semua impian boleh dicapai.
(AW/IB)

Source: https://inibaru.id/pendidikan/cewek-ini-sukses-menjadi-guru-bahasa-inggris-di-jepang-bermodal-toefl-360