Metode Pengajaran Bahasa Inggris Terbaru Untuk Sma
|
Beberapa atau seluruh referensi dari kata sandang ini mungkin |
Plong pertengahan abad ke-20, manusia telah mengaras kecukupan teknologi bagi kali pertama menyingkir bentangan langit Bumi dan menjelajahi ulas angkasa.
Teknologi
adalah keseluruhan sarana untuk menyediakan barang-barang yang diperlukan lakukan kontinuitas dan kenyamanan kehidupan manusia.[1]
Pengusahaan teknologi makanya manusia dimulai dengan pengubahan sumber daya pataka menjadi alat-perabot sederhana. Penemuan prasejarah mengenai kemampuan mengendalikan api mutakadim memanjatkan kesiapan sumber-sendang jenggala, sedangkan penciptaan roda telah membantu manusia dalam bepergian dan mengendalikan mileu mereka. Kronologi teknologi terbaru, tercatat di antaranya mesin cetak, telepon, dan Internet, telah memperkecil hambatan fisik terhadap komunikasi dan memungkinkan manusia bikin berinteraksi secara netral dalam perimbangan menyeluruh. Tetapi, enggak semua teknologi digunakan untuk tujuan damai. Peluasan senjata pemusnah yang semakin hebat telah berlantas sepanjang album berbunga kayu pemukul tongkat pemukul hingga senjata nuklir.
Teknologi mutakadim memengaruhi masyarakat dan sekelilingnya dalam banyak cara. Di banyak kelompok masyarakat, teknologi telah kondusif mengedit ekonomi (termasuk ekonomi global masa kini) dan sudah lalu memungkinkan bertambahnya kaum senggang. Banyak proses teknologi menghasilkan produk sampingan yang tidak dikehendaki yang disebut pencemar dan menguras sumber daya alam, merugikan, dan negatif Bumi dan lingkungannya. Majemuk macam penerapan teknologi telah memengaruhi nilai suatu masyarakat dan teknologi baru camar kali mencuatkan pertanyaan-pertanyaan etika hijau. Laksana contoh: meluasnya gagasan tentang kesangkilan dalam konteks produktivitas manusia, suatu istilah yang pada awalnya belaka menyangsang permesinan. Hipotetis lainnya yakni tantangan norma-norma tradisional.
Bahwa keadaan ini membahayakan lingkungan dan mengucilkan manusia. Penyokong reaktif-paham seperti transhumanisme dan tekno-progresivisme memandang proses teknologi yang berkelanjutan sebagai hal yang menguntungkan bagi umum dan kondisi anak adam. Tentu sahaja, paling sedikit hingga saat ini diyakini bahwa pengembangan teknologi saja kurang bagi umat turunan, tetapi kajian-kajian ilmiah terbaru menyemboyankan bahwa primata lainnya dan peguyuban dolfin tertentu telah mengembangkan alat-alat sederhana dan sparing untuk mewariskan pengetahuan mereka kepada keturunan mereka.
Definisi dan pendayagunaan
[sunting
|
sunting sumber]
Penciptaan mesin cetak mutakadim memungkinkan para ilmuwan dan ahli politik mengomunikasikan gagasan-gagasan mereka secara makin mudah, muslihat pembuka bagi Abad Pencerahan; sebuah acuan teknologi sebagai khasiat budaya.
Pemanfaatan istilah ‘teknologi’ (bahasa Inggris:
technology) telah berubah secara signifikan lebih dari 200 tahun anak bungsu. Sebelum abad ke-20, istilah ini tidaklah lazim dalam bahasa Inggris, dan biasanya merujuk plong penggambaran atau pengkajian seni terapan.[2]
Istilah ini sering kelihatannya dihubungkan dengan pendidikan teknik, sama dengan di Institut Teknologi Massachusetts (didirikan pada waktu 1861).[3]
Istilah
technology
berangkat menonjol pada abad ke-20 seiring dengan bergulirnya Sirkulasi Pabrik Kedua. Pengertian
technology
berubah pada permulaan abad ke-20 ketika para ilmuwan sosial Amerika, dimulai makanya Thorstein Veblen, menerjemahkan gagasan-gagasan terbit konsep Jerman, Technik, menjadi
technology. Dalam bahasa Jerman dan bahasa-bahasa Eropa lainnya, perbedaan hadir di antara
Technik
dan
Technologie
nan ketika itu lebih-lebih nihil kerumahtanggaan bahasa Inggris, karena kedua istilah itu biasa diterjemahkan bak
technology.
Pada dekade 1930-an,
technology
tidak hanya merujuk pada ‘penggalian’ seni-seni pabrik, semata-mata lagi pada seni-seni industri itu sendiri.[4]
Pada masa 1937, koteng ahli sosiologi Amerika, Read Bain, menulis bahwa
technology includes all tools, machines, utensils, weapons, instruments, housing, clothing, communicating and transporting devices and the skills by which we produce and use them
(“teknologi meliputi semua perlengkapan, mesin, aparat, perkakas, senjata, perumahan, pakaian, peranti pengangkut/pemindah dan pengomunikasi, dan keterampilan yang memungkinkan kita menghasilkan semua itu”).[5]
Definisi yang diajukan Bain masih lazim dipakai oleh kaum terpelajar hingga sekarang, terkhusus ilmuwan sosial. Tetapi suka-suka pun definisi yang sama menonjolnya, yaitu definisi teknologi umpama sains terapan, khususnya di kalangan para jauhari, dan insinyur, meskipun sebagian lautan jauhari sosial yang mempelajari teknologi menolak definisi ini.[6]
Nan lebih plonco, para kaum terpelajar telah meminjam bermula para filsuf Eropa,
technique, kerjakan memperluas makna
technology
ke beraneka rupa macam susuk nalar instrumental, sebagaimana dalam karya Foucault adapun
techniques de soi, nan diterjemahkan bak
technologies of the self
atau
teknologi diri.
Kamus-kamus, dan para sarjana telah memberikan berbagai macam definisi. Kamus Merriam-Webster mengasihkan definisi “technology” seumpama
the practical application of knowledge especially in a particular area
(terapan praktis makrifat, khususnya dalam urat kayu spektrum tertentu) dan
a capability given by the practical application of knowledge
(kemampuan nan diberikan oleh terapan praktis mualamat).[7]
Ursula Franklin, dalam karyanya dari tahun 1989, kuliah “Real World of Technology”, mengasihkan definisi lain konsep ini; yakni
practice, the way we do things around here
(praktis, pendirian kita memperbuat ini semua di sekitaran sini).[8]
Istilah ini berkali-kali digunakan untuk mengimplikasikan suatu tanah lapang teknologi tertentu, atau lakukan merujuk teknologi tinggi maupun namun elektronik pengguna, bukannya teknologi secara keseluruhan.[9]
Bernard Stiegler, dalam
Technics and Time, 1, mendefinisikan
technology
dalam dua cara: sebagai
the pursuit of life by means other than life
(pencarian semangat, internal artian lebih dari sekadar umur), dan sebagai
organized inorganic matter
(zat-zat anorganik yang tersusun segeh).[10]
Secara awam, teknologi boleh didefinisikan sebagai entitas, benda atau tak benda nan diciptakan secara terpadu melalui perbuatan, dan pemikiran untuk mencapai suatu nilai. Privat penggunaan ini, teknologi merujuk pada alat, dan mesin yang dapat digunakan cak bagi mengamankan masalah-masalah di marcapada nyata. Ia yaitu istilah nan mencakupi banyak hal, boleh pula membentangi alat-perlengkapan sederhana, sebagaimana linggis ataupun spatula kayu, atau mesin-mesin nan rumit, seperti stasiun luar angkasa maupun pemercepat partikel. Alat, dan mesin bukan mesti riil benda; teknologi virtual, seperti perlengkapan kepala dingin dan metode bisnis, juga termasuk ke kerumahtanggaan definisi teknologi ini.[11]
Prolog “teknologi” juga digunakan kerjakan merujuk sekumpulan teknik-teknik. Kerumahtanggaan konteks ini, ia adalah keadaan mualamat manusia saat ini adapun bagaimana cara buat memadukan sumber-sumber, guna menghasilkan produk-produk yang dikehendaki, menyelesaikan masalah, memenuhi kebutuhan, atau memuaskan kedahagaan; ia meliputi metode teknis, keterampilan, proses, teknik, perangkat, dan bahan mentah. Saat dipadukan dengan istilah lain, seperti “teknologi medis” atau “teknologi luar angkasa”, anda merujuk plong kejadian pengetahuan, dan perangkat disiplin pengetahuan masing-masing. “Teknologi state-of-the-art” (teknologi termutakhir, serta merta tercanggih) merujuk pada teknologi hierarki yang tersuguh bikin kemanusiaan di nyenyat manapun.
Teknologi dapat dipandang sebagai kegiatan yang membentuk atau meniadakan tamadun.[12]
Selain itu, teknologi adalah terapan matematika, sains, dan bineka seni lakukan faedah kehidupan sebagai halnya yang dikenal saat ini. Sebuah model modern adalah bangkitnya teknologi komunikasi, yang memperkecil hambatan untuk interaksi sesama individu, dan andai jadinya, mutakadim membantu beranak sub-sub kebudayaan bau kencur; bangkitnya budaya dunia gaib yang berbasis lega perkembangan Internet dan komputer jinjing.[13]
Tak semua teknologi mengoreksi budaya dalam mandu yang berlimpah; teknologi bisa lagi kontributif mempermudah teratu strategi dan penolakan melangkahi alat sama dengan beceng atau bedil. Umpama suatu kegiatan budaya, teknologi memangsa ilmu dan rekayasa, yang tiap-tiap memformalkan beberapa aspek kerja persisten teknologis.
Ilmu, rekayasa, dan teknologi
[sunting
|
sunting perigi]
Perbedaan antara ilmu, rekayasa dan teknologi tidaklah besar perut jelas. Guna-guna adalah riset berpikir logis maupun pendalaman fenomena ditujukan buat menemukan pendirian-kaidah nan tertuju di antara unsur-unsur manjapada fenomenal dengan membekerjakan teknik-teknik absah seperti metode ilmiah.[14]
Teknologi tidak mesti hasil guna-guna belaka oleh karena teknologi harus menyempurnakan persyaratan seperti utilitas, kebergunaan dan keselamatan.
Perkomplotan merupakan proses menjurus maksud berbunga perancangan dan pembuatan peralatan dan sistem untuk menindas fenomena standard n domestik konteks praktis cak bagi turunan, sering siapa (tetapi tidak selalu) menggunakan hasil-hasil dan teknik-teknik dari ilmu. Pengembangan teknologi bisa dilukiskan pada banyak ranah pengetahuan, termasuk amanat ilmiah, perkomplotan, ilmu hitung, linguistika, dan rekaman guna hingga ke suatu hasil yang praktis.
Teknologi sering siapa merupakan konsekuensi dari hobatan, dan rekayasa—meskipun teknologi andai kegiatan insan selalu kali justru mendahului kedua sepi tersebut. Misalnya, ilmu dapat mengkaji aliran elektron di dalam penghantar listrik, dengan memperalat peralatan, dan publikasi yang telah ada sebelumnya. Kenyataan nan baru ditemukan ini kemudian dapat digunakan makanya para insinyur, dan teknisi bagi menciptakan peralatan, dan mesin-mesin baru, sebagai halnya semikonduktor, komputer, dan bentuk-bagan teknologi tingkat lanjur lainnya. Dalam kaidah pandang begini, para sarjana dan rekayasawan kedua-duanya dapat dipandang sebagai “teknologi”, ketiga ranah ini acap kali bisa dipandang sebagai satu lakukan pamrih penelitian dan referensi.[15]
Hubungan karuan antara guna-guna dan teknologi secara distingtif telah diperdebatkan makanya para ilmuwan, ahli tarikh dan penggarap garis haluan pada penghujung abad ke-20, sebagiannya karena debat bisa mengabarkan pembiayaan mantra dasar dan ilmu terapan. Kerumahtanggaan kebangkitan setelah Perang Dunia II, misalnya di Amerika Konsorsium terdapat anggapan yang menjangkit bahwa teknologi hanyalah “guna-guna terapan” dan bagi mendanai ilmu dasar ialah dengan cara memanen hasil-hasil teknologi lega waktunya. Pelafalan filsafat ini bisa ditemukan secara eksplisit di privat risalah yang ditulis Vannevar Bush mengenai kebijakan ilmu pascaperang, “
Science—The Endless Frontier
“. Komoditas baru, industri baru dan kian banyak alun-alun kerja memerlukan lampiran pengetahuan sinambung akan syariat-hukum alam. Kenyataan baru yang esensial ini dapat diperoleh hanya menerobos penelitian ilmiah dasar. Sekadar, pada penghabisan dasawarsa 1960-an, pandangan ini muncul dilatarbelakangi makanya serangan langsung nan memimpin ke sebelah berbagai inisiatif bikin mendanai ilmu untuk tujuan tertentu (inisiatif-inisiatif ini ditolak oleh komunitas ilmiah). Isu tersebut masih diperdebatkan meskipun sebagian besar analis menolak abstrak bahwa teknologi hanyalah hasil dari penajaman ilmiah.[16]
[17]
Memori
[sunting
|
sunting sumber]
Jalan teknologi berlangsung secara evolutif.[18]
Sejak zaman Romawi Kuno pemikiran, dan hasil kultur telah tertentang memusat menuju rataan teknologi.[18]
Secara etimologis, akar pembukaan teknologi yakni “techne” yang berarti serangkaian cara atau metode rasional yang berkaitan dengan pembuatan suatu mangsa, ataupun kecakapan tertentu, atau pengetahuan tentang prinsip-pendirian maupun metode, dan seni.[18]
Istilah teknologi koteng untuk pertama kali dipakai oleh Philips puas perian 1706 dalam sebuah buku berjudul
Teknologi: Diskripsi Tentang Seni-Seni, Khususnya Mesin
(Technology: A Description Of The Arts, Especially The Mechanical).[18]
Sejarah abad pertengahan dan modern (300–sekarang)
[sunting
|
sunting sumber]
Inovasi terus berkembang selama Abad Pertengahan dengan penemuan seperti sutera, lungsin rodi kuda dan ladam dalam beberapa dupa tahun pertama sehabis jatuhnya Kerajaan Romawi. Teknologi abad pertengahan menggunakan mesin sederhana (sebagaimana tuas, baut, dan katrol) yang digabungkan untuk membuat peralatan lain yang lebih kompleks, seperti dokar dorong, jentera angin dan jam tembok. Pada zaman Renaisans ditemukan mesin cetak yang memungkinkan pengarsipan pengetahuan lebih luas dan teknologi pun semakin berkaitan dengan sains. Kemajuan teknologi plong abad ini memungkinkan cadangan makanan dan barang yang kian stabil.
Munculnya oto merevolusi ki alat pribadi.
Dimulai di Inggris lega abad ke-18, Revolusi Industri ialah perian penemuan teknologi-teknologi bau kencur, terutama dalam permukaan persawahan, manufaktur, pertambangan, metalurgi, dan transportasi yang digerakkan maka dari itu penemuan tenaga uap. Teknologi menanjak ke babak berikutnya melalui revolusi pabrik kedua dengan reka cipta setrum dan turunannya seperti tokoh listrik, bola lampu suar, dan lain-lain. Keberuntungan sains dan penemuan konsep baru memungkinkan adanya penerbangan dan kemajuan dalam parasan kedokteran, kimia, fisika, dan teknik. Selain itu kembali memungkinkan pembangunan gedung pencakar langit dan kawasan urban nan penduduknya mengelepai lega tokoh sebagai transportasi. Komunikasi juga berkembang dengan penciptaan telegraf, telepon, radio, dan televisi. Di akhir abad ke-19 dan sediakala abad ke-20, pada parasan transportasi ditemukan pesawat dan mobil.
Pada abad ke-20, semakin banyak penemuan baru. Dalam bidang fisika, ditemukannya fisi nuklir memicu penemuan senjata nuklir dan tenaga nuklir. Komputer juga ditemukan dan semakin mengecil ukurannya berkat transistor dan sirkuit integral. Teknologi siaran menjurus puas reka cipta Internet, sehingga saat ini dikenal sebagai Era Keterangan. Manusia juga bisa merapah luar angkasa dengan satelit (nantinya digunakan kerjakan telekomunikasi) dan misi mengirim manusia ke bulan. Dalam parasan kedokteran, ditemukan prosedur operasi jantung dan terapi rumah tahanan indung dan penemuan berbagai perunding-obatan baru.
Teknik manufaktur dan gedung yang kompleks diperlukan bikin takhlik dan menjaga seluruh teknologi hijau ini. Mereka juga lain lupa bikin kontributif dan mengembangkan generasi terbaru sehingga muncul peralatan lebih kompleks. Teknologi modern sangat gelimbir pada pelatihan dan pendidikan–desainer, pembuat, pemeliharaan, dan pemakainya berulangulang membutuhkan proklamasi dan pelatihan tertentu.
Kemajuan
[sunting
|
sunting sendang]
Tak dapat dipungkiri takdirnya kemajuan teknologi masa kini berkembang adv amat pesat. Kejadian ini bisa dibuktikan dengan banyaknya inovasi yang mutakadim dibuat di dunia ini. Dari teknologi historis, terlambat, sampai yang menghebohkan dunia.
Sebenarnya Teknologi sudah terserah sejak zaman dahulu, yaitu zaman romawi kuno. Perkembangan teknologi berkembang secara drastis, dan terus berevolusi hingga sekarang. Hingga menciptakan bahan-objek, teknik yang dapat membantu manusia dalam pengerjaan sesuatu lebih efisien, dan cepat. Dalam gambar yang paling sederhana, kemajuan teknologi dihasilkan berusul peluasan pendirian-cara lama maupun penemuan metode baru kerumahtanggaan memecahkan tugas-tugas tradisional sebagaimana bersua dengan tanam, membuat pakaian, ataupun membangun rumah.[19]
Ada tiga klasifikasi dasar dari kemajuan teknologi merupakan:[19]
- Kemajuan teknologi yang bersifat bebas (bahasa Inggris:
neutral technological progress
)
Terjadi bila tingkat pengeluaran
(output)
kian tinggi dicapai dengan kuantitas dan kombinasi faktor-faktor penyetoran
(input)
nan sama. - Kemajuan teknologi yang gemi pegawai (bahasa Inggris:
labor-saving technological progress
)
Kejayaan teknologi yang terjadi sejak akhir abad kesembilan belas banyak ditandai maka itu meningkatnya secara cepat teknologi yang gemi tenaga kerja dalam memproduksi sesuatu mulai dari kedelai-pasaran hingga sepeda sampai sirat. - Kemajuan teknologi nan hemat modal (bahasa Inggris:
capital-saving technological progress
)
Fenomena nan nisbi pelik. Kejadian ini terutama disebabkan karena karib semua riset teknologi, dan aji-aji pengetahuan di dunia dilakukan di negara-negara maju, nan kian ditujukan bikin menghemat sida-sida, lain modalnya.
Pengalaman di majemuk negara berkembang menunjukan bahwa adanya campur tangan serta merta secara berlebihan, terutama berupa ordinansi pemerintah yang lewat ketat, dalam pasar teknologi asing bahkan membendung arus teknologi luar ke negara-negara berkembang.[20]
Kemajuan teknologi memang sangat utama untuk vitalitas manusia zaman waktu ini. Karena teknologi adalah riuk satu penunjang kemajuan basyar. Di banyak pecahan masyarakat, teknologi sudah lalu membantu memperbaiki ekonomi, pangan, komputer jinjing, dan masih banyak pun.
Di bukan pihak suatu kebijaksanaan ‘gapura nan lama sekali melangah’ terhadap arus teknologi asing, terutama privat bentuk kapitalisasi asing (PMA), justru menghalangi kemandirian yang lebih besar dalam proses pengembangan kemampuan teknologi negara berkembang karena ketagihan nan lewat besar pada pihak investor luar, karena merekalah yang melakukan barang apa upaya teknologi nan sukar, dan rumit.[20]
Ini menjadi bukti bahwa memang teknologi mutakadim menjadi kebutuhan, dan merata di setiap sektor spirit makhluk. Lebih-lebih selepas adanya reka cipta komputer jinjing, dan laptop, yang saat ini erat semua pekerjaan manusia n kepunyaan wasilah dengan komputer alias laptop. Sehingga pantas sekiranya komputer jinjing adalah penemuan yang minimal mutakhir, dan yang paling berwibawa pada nyawa basyar.
Dampak
[sunting
|
sunting sumber]
Bidang Pendidikan
[sunting
|
sunting sumber]
Pada tahun 1996, UNESCO membedakan buletin berjudul
The International Commission on Education for the Twenty First Century
nan berilmu adapun bagaimana pendidikan yang berkelanjutan (sebaya usia) yang harus dilaksanakan berdasarkan empat pilar proses pembelajaran seperti belajar kerjakan mengamankan manifesto, sparing kerjakan mengetahui keterampilan, sparing untuk mengembangkan diri, dan belajar bagi semangat bermasyarakat.[21]
Riuk satu nama nan minimal menonjol pada dunia pendidikan dengan kontribusi teknologi adalah semakin bertautnya dunia ilmu laporan, sehingga rangkaian di antaranya menjadi semakin cepat dan mudah. Intern konteks pemanfaatan teknologi di dunia pendidikan, telah pahit lidah semakin menyempitnya dan meleburnya faktor ruang dan waktu yang selama ini menjadi pengahalang dan aspek penentu kecepatan serta kemenangan penyerobotan ilmu maklumat oleh umat individu.[22]
Teknologi penelaahan terus mengalami kronologi seiring dengan berkembangnya zaman. Intern pelaksanaan pembelajaran, penerapan teknologi di dalam kegiatan penelaahan ditandai dengan munculnya
e-learning
nan telah memfasilitasi transisi dalam pembelajaran yang disampaikan melangkaui semua media elektronik sebagai halnya audio atau video, TV interaktif,
compact disc
(CD), dan internet.[23]
Pentingnya peran teknologi maklumat dalam marcapada pendidikan membuat tenaga pendidik dan petatar didik bisa dengan mudah memperoleh korban-alamat pembelajaran melangkahi taman bacaan elektronik atau buku elektronik untuk mendapatkan koleksi taman pustaka kasatmata daya, modul, jurnal, majalah alias surat pemberitaan. Keberadaan internet juga memungkinkan dilakukannya penataran jarak jauh dengan menyesuaikan kondisi dan situasi.[24]
Teknologi juga dapat dimanfaatkan sebagai alat administratif dalam rataan pendidikan seperti alat bantu perbaikan keistimewaan pengorganisasian tulangtulangan pendidikan. Dengan menggunakan sistem komputer maka lembaga pendidikan dapat kian mudah dan lega dada untuk mengelola data administrasi, menutupi data siswa, data guru, maupun data sekolah itu sendiri.[25]
Teknologi dalam dunia pendidikan juga dapat membantu tenaga pendidik bakal bertambah banyak membuat alamat-bahan pelajaran hendaknya pelajar bimbing lebih banyak mendapatkan ilmu. Dengan tersedianya komputer, tenaga pendidik dapat menyusun rangka pembelajaran dan materi-materi yang dibutuhkan oleh peserta tuntun bagi dipelajari dan dengan adanya internet pula memungkinkan peserta asuh untuk mengakses pengumuman dengan mudah berasal sumur berbeda nan direkomendasikan oleh tenaga pendidik.[26]
Dampak teknologi dalam dunia pendidikan mempunyai tiga cara asal dalam pengembangan dan pemanfaatannya, yaitu pendekatan sistem, menentang pada siswa, dan penggunaan pada sendang membiasakan. Dengan berkembangnya penggunaan teknologi dalam pendidikan, maka terjadi pergeseran dalam proses pembelajaran seperti dari pelatihan ke penampilan peserta didik, berpunca ulas inferior sekolah ke di mana dan kapan saja bisa dilakukan proses membiasakan mengajar, dari menggunakan kertas dan rahasia beralih ke komputer dan laptop atau saluran
online.
[27]
Dalam dunia pendidikan, pendidik dan peserta didik kerumahtanggaan proses pendedahan akan bertambah termotivasi apabila dibantu dengan pendayagunaan teknologi karena menjadikan pegangan makin mudah, penting, menaik daya produksi, mempertinggi efektivitas, dan mengembangkan potensi privat berpikir.[28]
Keberhasilan teknologi digital dalam bumi pendidikan bisa membawa tenaga pendidik dan peserta tuntun ke dunia maya yang revolusioner, karena melicinkan dan dinamis privat berkomunikasi dan membentangkan informasi seperti internet yang menjadi salah satu solusi kerumahtanggaan meningkatkan motivasi sparing pada pelajar ajar.[29]
Teknologi yang digunakan dalam proses belajar mengajar caruk disebut dengan media pembelajaran. Ki alat pembelajaran adalah alat nan dapat digunakan cak bagi mengempoh wanti-wanti (bahan pembelajaran), sehingga boleh merangsang perhatian, minat, pikiran, dan ingatan peserta bimbing dalam kegiatan belajar lakukan hingga ke tujuan berlatih di sekolah maupun di luar sekolah. Pendayagunaan teknologi sebagai wahana penataran telah banyak digunakan, mulai dari teknologi nan sangat sederhana sebatas teknologi nan panjang lidah agar pendedahan menjadi lebih efektif dan efisien.[30]
Bidang Ekonomi dan Kulak
[sunting
|
sunting sumber]
Teknologi yang terus mengalami perkembangan bersamaan dengan proses globalisasi di dunia, bergerak menghadap metamorfosis ekonomi yang dikenal dengan
Knowledge Based Society
(KBS). KBS merupakan jenjang selanjutnya dari pembangunan ekonomi berbasis sumber daya alam berkiblat pembangunan berbasis ilmu keterangan dan teknologi.[31]
Teknologi dalam bidang ekonomi khususnya bisnis dolan sebagai sarana transaksi bagi memikul
online, yaitu dalam bentuk fasilitas media aktual internet. Situs web yang disediakan praktisi memikul sebagai wadah konsumen kerjakan memilih dan meilhat dagangan-barang yang inginkan, kemudian sreg transaksi juga dibutuhkan teknologi lain untuk kontributif membahu
online
seperti pembayaran menggunakan petisi
online. Masyarakat yang berbisnis dengan menerapkan teknologi informasi dapat membuat peluang pasar longo lebih luas. Berbisnis memperalat jaringan internet dapat mempermudah dalam hal mempromosikan komoditas yang akan dijual, mencari pemakai yang membutuhkan barang, dan mencari pelanggan tetap. Mengenai beberapa faktor yang dapat mempengaruhi kronologi bisnis seperti kompleksitas bisnis nan semakin meningkat yang dipengaruhi oleh pengaruh ekonomi antarbangsa, kompetisi dalam bisnis yang berskala global, perkembangan dan pertumbuhan teknologi informasi, penggunaan masa kerja, pertimbangan sosial dan kapasitas teknologi mualamat yang boleh diakses. Bentuk kapasitas teknologi keterangan yang bisa digunakan menutupi kapasitas pelayanan kebutuhan pemberitaan, kapasitas interaksi internal jaringan komputer atau berbasis
online, dan kapasitas dalam kepantasan akses data dan jaringan.[32]
Perkembangan teknologi dapat dikabulkan masyarakat dan negara secara luas sebagai sumber pertumbuhan ekonomi, karena teknologi memungkinkan kerjakan penyelenggara bikin memproduksi lebih banyak output seyogiannya perekonomian meningkat dan mencapai hasil yang maksimum walaupun dengan tingkat input yang sebanding.[33]
Teknologi mempunyai otoritas besar dalam meluaskan warta insan dalam meres ekonomi tersapu bagaimana menggabungkan sumber ki akal yang ada kerjakan memproduksi produk yang diinginkan alias dibutuhkan, untuk memecahkan masalah, memenuhi kebutuhan, atau memenuhi kemauan masyarakat, termasuk metode teknis, keterampilan, proses, teknik, perlengkapan dan bahan baku. Teknologi juga disebut sebagai satu media ataupun alat yang dapat digunakan dengan lebih efisien guna memproses serta mengamankan suatu masalah dalam sunyi kulak.[34]
Kemunculan teknologi berbasis deklarasi pada meres ekonomi khususnya bisnis takhlik batasan pangsa dan waktu antar firma di berbagai negara menjadi menyusut karena melalui teknologi sebagaimana internet, perusahaan dapat melakukan transaksi secara tidak langsung dan mengakses pasar yang mampu di luar negeri.[35]
Masuknya teknologi kenyataan dan internet di Indonesia membuat masyarakat menjadi lupa dengan identitas dirinya seperti bisa mengubah tamadun atau kebiasaan sehari-hari. Sebelumnya adanya teknologi informasi seperti mana internet, masyarakat dapat bekerja dengan leha-leha meskipun karier akan kian sulit karena bukan luasnya akses dalam berburu informasi. Dampak munculnya internet membuat persaingan menjadi global sehingga publik ditantang bakal menghadapi persaingan mondial tersebut yang terjadi saat ini.[36]
Teknologi sudah lalu menerimakan kontribusi secara berarti terhadap meres industrialisasi dan bisnis nan dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi di satu negara. Pada level mikro, kemajuan satu teknologi dimanfaatkan kerumahtanggaan perubahan struktur industri dan persaingan mondial.[37]
Pada level makro, teknologi dimanfaatkan lakukan menunda pembangunan ekonomi dan memberikan kontribusi pada pertumbuhan ekonomi. Keberuntungan teknologi lega era mendunia akan memberikan kontribusi yang lebih dari hari sebelumnya dalam pembangunan ekonomi bumi.[38]
Untuk memenangkan persaingan di pasar mendunia, setiap bisnis dan firma dituntut untuk lebih memperhatikan dan mengelola teknologi kian baik dalam menciptakan etiket bersaing (competitive advatages). Kemajuan berbisnis internal situasi persaingan lampau ditentukan maka itu penciptaan
compettive advatages
yang berbasis lega pengembangan teknologi itu koteng.[39]
Peluasan teknologi tersebut dibutuhkan pada setiap proses transformasi dibidang bisnis dari sejumlah modal untuk menghasilkan keuntungan samudra yang dapat memasrahkan kredit tambah pada setiap tahapan proses alterasi dalam perusahaan.[40]
Dalam peluasan teknologi, dempet setiap negara dan bisnis dihadapkan dengan dua pilihan. Mula-mula, mengembangkan teknologi melalui proses
invention
and
innovation. Kedua, mengembangkan teknologi melalui proses alih teknologi. Tak terserah negara dan bisnis apapun yang dapat memenuhi semua jenis teknologi yang dibutuhkan internal proses menciptakan menjadikan dan menjual hasil produksi. Dengan adanya kekeringan tersebut maka setiap negara atau bisnis dapat menerapkan pola politik teknologi seperti
make some strategy
atau metode pengembangan teknologi baru melalui
R&D
dan
buy some strategy
atau metode pengembangan yang diterapkan melangkaui proses alih teknologi.[41]
Bidang Sosial
[sunting
|
sunting sumber]
Dalam usia sosial, manusia enggak dapat terlepas berasal teknologi khususnya media sosial. Sarana sosial merupakan sebuah kendaraan berbasis
online
yang bisa membuat para penggunanya dengan mudah berpartisipasi, berbagi, dan menciptakan wadah meliputi blog, jejaring sosial, wiki, forum, dan marcapada virtual. Rang seperti blog, jejaring sosial dan wiki merupakan tulang beragangan media sosial yang paling sering digunakan maka itu masyarakat di seluruh dunia termasuk di Indonesia. Dampak maujud munculnya media sosial dalam arwah umum merupakan memudahkan dalam berinteraksi dengan banyak orang, memperluas jaringan pertemanan, menghilangkan batasan jarak dan waktu, lebih mudah dalam mengekspresikan diri, penyerantaan warta boleh berlangsung cepat dan biaya bertambah murah. Dampak negatif berpangkal keberadaan media sosial adalah memberikan jarak kepada basyar di selingkung, interaksi secara tatap muka akan menurun drastis, membuat pengguna media sosial menjadi kecanduan terhadap internet, menimbulkan konflik antar kelompok, menimbulkan masalah pribadi, dan rentan terhadap pengaruh gaya hidup buruk bani adam bukan.[42]
Media teknologi dalam ranah komunikasi dapat meningkatkan proses pencarian dan pengiriman informasi antar suatu orang dengan insan lain. Biaya dan waktu bisa berkurang, tentatif hasilnya akan kian memuaskan seperti penggunaan sarana
fax,
email,
Facebook, dan
Twitter
kalau dibandingkan dengan menggunakan tindasan. Sehingga setiap orang boleh memperalat waktunya secara efisien dan terstruktur.[43]
Kenyamanan dalam menunggangi teknologi yang dirasakan masyarakat dapat berpengaruh terhadap gaya kehidupan, tingkah laku makhluk baik itu kapan sendiri ataupun berkelompok.[44]
Teknologi nan menghadirkan tuntutan sosial ki alat tersebut memudahkan pengguna lakukan bisa berkomunikasi dengan orang-orang menjejak penjuru dunia manapun dalam waktu sangat singkat dan sangat serta dapat mempengaruhi aktivitas bersosialisasi mereka. Teknologi berbasis media
online
sama dengan sarana sosial dapat menjadi pelecok suatu pintasan perkembangan penataran pada sektor pendidikan dasar di Indonesia yang bisa disebut dengan Pendidikan Teknologi Dasar (PTD) ataupun proses introduksi awal terhadap teknologi kepada anak Indonesia. Intern proses pengenalan tersebut murid pelihara akan dipersilakan bagi terlibat aktif kerjakan berinteraksi dengan teknologi yang sudah lalu disediakan kemudian dalam program tersebut diberikan materi terkait pengembangan kemampuan
ki kesulitan solving, daya kreasi, dan terobosan kerumahtanggaan meres teknologi. Belas kasih pendidikan teknologi yang dilakukan secara bertahap akan mengembangkan keterampilan dalam berpikir dan keterampilan vokasional.[45]
Di Indonesia terletak sekitar 25 juta pengguna internet dan setiap musim terus bertambah seiring berkembangnya teknologi. Kenaikan dipicu karena adanya kemudahan dalam mendapatkan, mengakses, dan mengendalikan informasi serta mengoperasikannya ke bervariasi ki alat. Dengan internet dan teknologi yang ada, masyarakat berlimpah berinteraksi secara objektif dan membentuk kekerabatan mungil alias besar hanya dengan menindihkan tombol lega
handphone
atau alat sarana teknologi lainnya.[46]
Kemajuan teknologi yang sangat pesat semula bertujuan bikin memudahkan manusia n domestik apa kejadian. Saat urusan tersebut semakin mudah, maka muncul rasa enggan dan keterasingan baru seperti memudarnya rasa kesetiakawanan antar sesama, kebersamaan semakin pudar, dan silaturrahmi semakin berkurang. Penemuan seperti televisi, komputer, internet, dan
handphone
sudah lalu mengakibatkan masyarakat menjadi ketagihan dengan marcapada layar.[47]
Teknologi memiliki dampak yang bervariasi dan n kepunyaan pengaruh awet di paruh nasib masyarakat sebagai halnya efektivitas teknologi secara fungsional sesuai yang diharapkan awam, perubahan langsung di publik intern merespons teknologi, dan perubahan dari inovasi yang telah diantisipasi sebelumnya. Keikhlasan teknologi sekarang tidak dapat dilepaskan dengan kebaikan sosial politik yang melingkupinya. Keikhlasan dan keberhasilan teknologi selalu digerakkan dan dipertajam oleh dukungan dan partisipasi para pemodal besar internal setiap peralihan dan penemuan teknologi baru. Dukungan tersebut merupakan bentuk dari sistem ekonomi dan politik yang menggerakkan kepentingan dalam keadaan memperoleh keuntungan paling-paling.[48]
Dampak negatif yang lebih jauh, teknologi dapat mendorong terjadinya kerusakan dan penerjunan moral dan akhlak. Masyarakat berubah menjadi cacat peka terhadap kehidupan sosial akibat hadirnya teknologi karena mutakadim mengurangi intensitas tatap roman yang terjadi dalam organisasi alias sosial masyarakat.[49]
Teknologi lain hanya sekadar digunakan untuk berkomunikasi dan mencari tugas, tetapi bisa memberikan akses kepada pengguna melihat situs alias
website
yang tidak hendaknya dilihat seperti mana, situs kekerasan dan situs pornografi. Hal ini membuktikan bahwa perkembangan teknologi proklamasi dan komunikasi menyerahkan dampak yang silam mengkhawatirkan karena boleh mengasihkan pengaruh terhadap perilaku sosial ataupun melunturkan kredit-nilai kebudayaan umum.[50]
Bidang Perkebunan
[sunting
|
sunting sumur]
Sektor pertanian merupakan salah satu sektor terbesar dan paling penting yang menyediakan korban pangan bagi setiap penghuni di negara berkembang khususnya di Indonesia. Sektor ini juga memberikan lapangan kerja nan sangat besar bagi karib seluruh tentara kerja yang ada kini. Pertanaman dengan penghasilan padi sawah merupakan produk unggulan di sebagian ki akbar wilayah yang cak semau di Indonesia. Teknologi pertanian bertamadun yang cak semau masa ini merupakan teknologi pertanian nan digunakan kerjakan mempermudah dan menyeringkan serta meningkatkan hasil produksi persawahan secara keseluruhan. Teknologi pertanian yang suka-suka berupa mesin-mesin canggih nan diciptakan untuk penggarapan serta pengambilan hasil produksi sebagaimana pada panen gabah privat pengolahan tanah sudah menggunakan mesin, bibit yang digunakan adalah bibit berjaya sudah terjamin kualitasnya, cara penanaman dengan menggunakan mesin tanam gabah yang usil, proses pengetaman menunggangi mesin, sistem perekrutan tenaga kerja dilihat semenjak hasil kerja, pengudakan tenaga kerja sekalian pemilik, dan sistem pencatuan hasil berwujud persen ataupun hasil padi nan dipanen. Munculnya teknologi pertanaman modern tinggal berperan terdahulu dalam menerimakan perubahan bagi hayat masyarakat khususnya petani di kawasan pedesaan.[51]
Perkembangan teknologi di sektor persawahan bakal kontributif privat hal pengolahan persil, penarik air dari sumber air, dan organ bantu pemanen. Teknologi pertanian merupakan sebuah alat, cara maupun metode yang dapat digunakan dalam memproses input pertanian sehingga menghasilkan output atau hasil pertanian yang maksimal sehingga memiliki daya guna baik berupa produk bahan hijau, secebir jadi atau siap pakai dan dipasarkan.[52]
Perkembangan teknologi dalam bidang perladangan telah membawa perubahan pada kaidah berjumpa dengan tanam mahajana yang awalnya memperalat peralatan-peralatan yang membutuhkan tenaga lebih menjadi lebih mudah dan efisien seperti dari penggunaan bajak dan tersengsam menjadi traktor.[53]
Pengaruh masuknya teknologi pertanaman terhadap semangat ekonomi dan budaya masyarakat di Indonesia dalam segi ekonomi terlihat dari penggunaan bibit unggul, kawul kimia, penggunaan pestisida, dan pembangunan irigasi nan menambah hasil produksi untuk petani semakin meningkat. Meningkatnya hasil produksi berpangkal petambak membentuk tingkat pendidikan anak pembajak, keadaan rumah dan kepemilikan barang sekunder yang sudah semakin membaik. Masuknya teknologi pertanian pada spirit budaya masyarakat memasrahkan yuridiksi terhadap hilangnya beberapa jenis teknik pertanian tradisional seperti teknik membajak menggunakan sapi atau kerbau yang sudah digantikan oleh mesin traktor dan menumbuk antah diganti oleh teknik kincir padi menggunakan mesin.[54]
Kemunculan teknologi dalam sektor pertanian mempengaruhi jiwa masyarakat nan mana dalam persilihan sosial dapat dilihat pada tingkat pendidikan dan kebugaran masyarakat, sedangkan dampak negatifnya adalah berkurangnya interaksi sosial antar masyarakat dan hilangnya organ-alat petani sawah tradisional nan diturunkan secara jatuh-temurun. Adapun perubahan pada kondisi ekonomi dan dampak positinya adalah tingkat penghasilan petani semakin meningkat dan kondisi tempat adv amat semakin layak, sedangkan dampak negatifnya adalah berkurangya kesempatan kerja yang cak acap dilakukan petambak saban hari.[55]
Produktivitas dalam satah pertanaman bisa ditingkatkan dengan dua mandu yaitu melebarkan teknologi sebelumnya dan mengadopsi teknologi hijau serta melewati penggunaan sumber daya yang cawis secara lebih efisien dan tepat target. Keberadaan teknologi ialah pelecok satu syarat yang perlu diperhatikan kerumahtanggaan pembangunan perkebunan. Teknologi berperan internal meningkatkan produktivitas dan pendapatan pembajak karena teknologi turut menentukan proses produksi dan proses revolusi.[56]
Teknologi yang mendukung urut-urutan pembangunan pertanian di Indonesia harus dapat digunakan pada kegiatan
on farm
dan
off farm. Kegiatan
on farm
meliputi teknologi biologis yang menghasilkan produk perladangan, perkebunan organik, dan pengadaan alat dan mesin pertanian. Sedangkan, kegiatan
off farm
meliputi teknologi untuk proses pengolahan, pengawetan, pengemasan, pengepakan, dan aliran hasil penuaian.[57]
Dampak teknologi untuk para petani yakni adanya pertambahan status kesejahteraan baik intern pertambahan faktual penghasilan, kemampuan menepati kebutuhan muslihat sehari-perian sama dengan bersantap maupun dalam berinteraksi secara luas dengan masyarakat dan berpartisipasi dalam kegiatan pembangunan desa.[58]
Untuk membangatkan pembangunan dalam sektor perladangan dapat dilakukan dengan membangun perantaraan kerjasama yang sinergis antara pemerintah, lembaga-rangka penelitian, serta awam agar semua pihak dapat berpartisipasi dengan maksimal.[59]
Teknologi kerumahtanggaan pertanian juga memiliki kekurangan seperti adanya penerjunan lapangan pekerjaan bagi masyarakat yang ingin berkarya perumpamaan buruh bertegal dan adanya ketergantungan penanam kepada pemerintah terkait penyaluran bahan-sasaran kimia untuk tanaman mereka.[60]
Upaya perombakan sistem pertanian yang dilakukan oleh publik terkhususnya peladang mengarah ke pengembangan, pertumbuhan dan peningkatan produksi hasil panen menggunakan metode intensifikasi, ekstensifikasi, dan rehabilitasi di mana upaya tersebut berniat lakukan meningkatkan produksi dan produktivitas petani, penyelamatan hasil panen dan peningkatan mutu hasil yang memiliki daya siung panjang dengan pasar menyeluruh. Umum yang berkarya sebagai pekebun di mana sebelumnya sekadar dapat menggarap lahan untuk bertani dengan perangkat sederhana seperti mana parang, pacul, tembilang. Tetapi dengan kemajuan teknologi saat ini sudah lalu produktif menciptakan alat yang lebih maju dan panjang lidah seperti ditemukannya mesin penyusun persil dan alat-alat nan lebih canggih dan mampu kejedot serta meningkatkan pendapatan awam pekebun.[61]
Bidang Kesehatan
[sunting
|
sunting sumur]
Kemajuan teknologi dalam bidang kesehatan ini sangat berkembang pesat, dapat dilihat dari banyaknya temuan-temuan hijau nan berhasil didapatkan dengan bantuan teknologi baik intern bentuk pengerahan apartemen sakit, pengobatan pasien, atau penelitian dan ekspansi dari jiwa psikiatri itu koteng. Bentuk peladenan kesegaran berbasis teknologi ketika ini sangat diperhatikan mayapada. Terutama pada kebolehjadian teknologi dalam meningkatkan kualitas nyawa manusia.[62]
Pelayanan kesehatan mahajana sangat dipengaruhi oleh eksploitasi teknologi berbasis digital dan penerapan intervensi kesehatan dalam bentuk teknologi digital yang tinggal efektif privat menyuguhkan kebutuhan kebugaran awam.[63]
Penerapan rencana intrusi kebugaran berbasis teknologi digital dinilai sangat menguntungkan bagi umum karena dapat memperlancar dan mempermudah akses peladenan dan dapat ki memengaruhi intrusi kebugaran masyarakat ke platform digital nan sudah disediakan dan menghadirkan riset dengan tujuan untuk memajukan teori dan konsep pelayanan kesehatan itu sendiri.[64]
Teknologi keterangan nan digunakan di bidang kesegaran memang dapat menciptakan lingkungan nan lega hati untuk pasien anak dan keluarga semata-mata dibutuhkan lagi proses pengamatan langsung berpokok perawat melalui perlengkapan seyogiannya mencegah terjadinya kesalahan dalam karunia informasi dan mengasihkan asuhan keperawatan kepada anak dan cukup umur.[65]
Penggunaan internet pada rumah guncangan digunakan rapat persaudaraan setiap hari berpunca pagi sampai malam. Pemanfaatan internet hanya dilakukan untuk kepentingan rumah sakit dan kebutuhan pasien doang suka-suka perawat yang menggunakan bagi kebutuhan pribadi di waktu tertentu. Penggunaan internet oleh bidan di rumah sakit dipengaruhi oleh kebijakan organisasi, budaya kerja dan kasih pelatihan terkait internet.[66]
Penggunaan software nan berbasis komputer pada bidang kesehatan khususnya rumah remai yakni dapat memberikan informasi secara menyeluruh dalam pembuatan susuk keperawatan yang aman dan mudah. Informasi yang diberikan menghampari standar asuhan beralaskan tes masalah di klinik, mandu penanganan, aturan dan rekomendasi perawatan, referensi dan cara pembilangan penawar yang akurat, serta akses ke anak kunci data maupun bibliotek secara digital melalui media komputer. Software tersebut sekali lagi bisa mempersering bidan internal pengambilan keputusan dalam penanganan, mewujudkan rencana asuhan keperawatan bagi pasien rawat kronologi, mengingatkan perawat buat menyerahkan tindakan pencegahan alias risiko terhadap alergi dengan menunjukkan hasil penapisan laboratorium pada pasien sebelum diberi obat sehingga perawat dapat memberikan respon cepat sesuai dengan kondisi pasien.[67]
Penggunaan software pun berfaedah dalam anugerah informasi tentang panduan terkait prinsip identifikasi, proses pengkajian dan metode pemberian rekomendasi terkait penanganan kasus obesitas pada anak asuh usia sekolah dan remaja.[68]
Penggunaan teknologi informasi dalam dokumentasi di permukaan kebugaran ataupun keperawatan merupakan cara yang hijau dan mudah buat merekam, memberikan dan menerima manifesto pasien. Hal ini membentuk perawat atau petugas rumah lindu bertanggung jawab atas kerahasiaan dan keamanan takrif pasien. Sehingga diperlukan strategi dan pedoman yang sudah diatur oleh organisasi alias rumah guncangan. Pengembangan dokumentasi dengan bantuan teknologi siaran dan sistem komputer harus kukuh memaki prinsip-kaidah dan adat dokumentasi tersapu akses, penyimpanan, pengambilan dan pengiriman informasi sebagaimana nan bermain dalam sistem dokumentasi berbasis kertas maupun manual.[69]
Proses dokumentasi juga digunakan untuk memenuhi standar profesional dan hukum nan berlaku. Dokumentasi suntuk berguna bikin menunjukkan bahwa kerumahtanggaan pergaulan petugas kebugaran dan klien sudah terjalin dengan baik, petugas telah menerapkan warta keperawatan serta membuat keputusan menurut standar profesional dan dapat sebagai bukti dalam proses hukum jika suka-suka tuntutan hukum baik dari pasien maupun dari petugas kesegaran.[70]
Perkembangan teknologi kesegaran di luar negeri telah berkembang pesat sreg seluruh aktivitas keperawatan, baik dalam bidang pelayanan, pendidikan alias pengkajian di bidang kesehatan. Sistem pengarsipan memberikan terhadap proses kontinuitas proteksi pasien dan memungkinkan perawat melakukan penjagaan nan cepat dan lebih tepat.[71]
Proses pengarsipan berbasis teknologi kabar dalam bidang kesehatan untuk merekam jejak medis pasien memungkinkan perawat menggunakannya sebagai sarana berlatih dan memahami pentingnya mendokumentasikan proses proteksi pasien serta menghemat waktu dalam menyusun rencana konservasi selanjutnya.[72]
Dokumentasi dapat menjadi sendang data di bidang kesehatan yang sangat berguna untuk membuat keputusan tersapu pendanaan dan tata mata air daya serta memfasilitasi penggalian yang dapat meningkatkan kualitas praktik kesehatan dan konservasi pasien.[73]
Intern bidang kesegaran, rumah lindu memerlukan teknologi yang kontributif moga perigi daya keperawatan dapat melangsungkan peladenan kesehatan. Tanpa sistem teknologi berbasis amanat yang akurat, maka kondominium sakit tidak bisa menentukan ketatanegaraan, keputusan, bahkan kanun yang dapat menunjang restorasi dan perkembangan sumber kunci keperawatan.[74]
Pamrih digunakan sistem informasi atau teknologi informasi pengelolaan pada bidang kesehatan adalah kerjakan memastikan tentang bagaimana agar informasi kesehatan yang akurat dapat diakses maka dari itu pihak yang membutuhkan, kemudian akan meningkatkan pelayanan kesegaran dalam skala nasional.[75]
Berkembangnya teknologi pada bidang kebugaran telah memunculkan metode baru untuk menarafkan kesehatan yang dimediasi oleh perabot komputer dan teknologi digital yang berfungsi kerjakan mengubah perilaku kesehatan publik yang sering disebut dengan komunikasi kebugaran
online
(e-health).[76]
Penerapan teknologi pada pabrik kesehatan dengan konseptual
e-commerce
dapat meningkatkan layanan cermat biaya kepada para pengguna jasa kesehatan.[77]
Teknologi berbasis video
online
dapat menerimakan edukasi dan promosi tentang menjaga kesehatan masyarakat sinkron menjadi alat angkut untuk promosi rumah guncangan.[78]
Lihat kembali
[sunting
|
sunting sendang]
- Teknologi arsitektur
- Garis samudra teknologi
- Daftar teknologi yang muncul
- Konvergensi teknologi
- Teknologi dan masyarakat
- Penilaian teknologi
- Teknologi contoh
- Filsafat teknologi
- Tekno-progresivisme
- Teknosentrisme
- Teknokrasi
- Teknokritisme
- Determinisme teknologi
- Evolusi teknologi
- Nasionalisme teknologi
- Singularitas teknologi
- Manajemen teknologi
- Tingkat kesiapan teknologi
- Teknorealisme
- Transhumanisme
- Perhitungan energi
- Nanososialisme
- Teknokapitalisme
- Pembauran teknologi
- Lengkap penerimaan teknologi
- Siklus hidup teknologi
- Transfer teknologi
- Kewartawanan teknologi
Referensi
[sunting
|
sunting sumber]
Coretan suku
[sunting
|
sunting sumber]
-
^
“Keistimewaan Introduksi Teknologi”.
-
^
For ex., George Crabb,
Universal Technological Dictionary, or Familiar Explanation of the Terms Used in All Arts and Sciences, Containing Definitions Drawn From the Original Writers, (London: Baldwin, Cradock and Joy, 1823), s.v. “technology.” -
^
Julius Adams Stratton and Loretta H. Mannix, Mind and Hand: The Birth of MIT (Cambridge: MIT Press, 2005), 190-92. ISBN 0-262-19524-0. -
^
Eric Schatzberg, “Technik
Comes to America: Changing Meanings of
Technology
Before 1930,”
Technology and Culture
47 (July 2006): 486-512. -
^
Read Bain, “Technology and State Government,” American Sociological Review 2 (December 1937): 860. -
^
Donald A. MacKenzie and Judy Wajcman, “Introductory Essay” in
The Social Shaping of Technology, 2nd ed. (Buckingham, England: Open University Press, 1999) ISBN 0-335-19913-5. -
^
Kesalahan pengutipan: Tag
<ref>
tak sah; lain ditemukan teks lakukan ref bernama
mwdict
-
^
Franklin, Ursula. “Real World of Technology”. House of Anansi Press. Diarsipkan berbunga varian asli rontok 2007-09-28. Diakses tanggal
2007-02-13
.
-
^
“Technology news”. BBC News. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2006-02-09. Diakses rontok
2006-02-17
.
-
^
Stiegler, Bernard (1998).
Technics and Time, 1: The Fault of Epimetheus. Stanford University Press. hlm. 17, 82. ISBN 0-8047-3041-3.
Stiegler lebih terkemudian menyatakan bahwa
biotechnology
(bioteknologi) tidak pun boleh didefinisikan bak
“organized inorganic matter”, given that it is, rather, “the reorganization of the organic”
(‘zat-zat anorganik nan tersusun rapi’, melainkan ‘penyusunan kembali zat-zat organik’).
Stiegler, Bernard (2008).
L’avenir du passé: Modernité de l’archéologie. La Découverte. hlm. 23. ISBN 2-7071-5495-4.
-
^
“Industry, Technology and the Mondial Marketplace: International Patenting Trends in Two New Technology Areas”.
Science and Engineering Indicators 2002. National Science Foundation. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-08-18. Diakses terlepas
2007-05-07
.
-
^
Borgmann, Albert (2006). “Technology as a Cultural Force: For Alena and Griffin”
(fee required).
The Canadian Journal of Sociology.
31
(3): 351–360. doi:10.1353/cjs.2006.0050. Diakses sungkap
2007-02-16
.
-
^
Macek, Jakub. “Defining Cyberculture”. Diarsipkan dari versi tulus terlepas 2007-07-03. Diakses tanggal
2007-05-25
.
-
^
“Science”. Dictionary.com. Diakses tanggal
2007-02-17
.
-
^
“Intute: Science, Engineering and Technology”. Intute. Diakses tanggal
2007-02-17
.
-
^
Wise, George (1985). “Science and Technology”.
Osiris (2nd Series).
1: 229–246.
. -
^
Guston, David H. (2000).
Between politics and science: Assuring the integrity and productivity of research. New York: Cambridge University Press. ISBN 0-521-65318-5.
. -
^
a
b
c
d
Padri Sukardi, “Pilar Islam Kerjakan Pluralisme Modern”, Tiga Serangkai, 2003, 9796684055, 9789796684052. -
^
a
b
“Pembangunan Ekonomi, Edisi 9, Jilid 1”, Erlangga, 9790158149, 9789790158146. -
^
a
b
Isei, “Pemikiran Dan Permasalahan Ekonomi Di Indonesia Internal Setengah Abad Bontot 4”, Kanisius, 2005, 979211212X, 9789792112122. -
^
Jamun 2022, hlm. 48-49. -
^
Cewek 2022, hlm. 1. -
^
Jamun 2022, hlm. 144. -
^
Taopan et al 2022, hlm. 63. -
^
Lestari 2022, hlm. 97. -
^
Selwyn 2022, hlm. 26. -
^
Yusri 2022, hlm. 51. -
^
Muhasim 2022, hlm. 69-70. -
^
Muhasim 2022, hlm. 71. -
^
Santyasa 2007, hlm. 3. -
^
Siaila 2010, hlm. 110. -
^
Utami 2010, hlm. 62-63. -
^
Wahyuni et al 2022, hlm. 72. -
^
Wahyuni et al 2022, hlm. 73. -
^
Hidayatullah 2005, hlm. 11. -
^
Hidayatullah 2005, hlm. 13. -
^
Radhi 2010, hlm. 1. -
^
Subramanian 1987, hlm. 361. -
^
Sharif 1994, hlm. 156. -
^
Soehoed 1988, hlm. 48. -
^
Ramanathan 1994, hlm. 221. -
^
Cahyono 2022, hlm. 140. -
^
Nasution 2022, hlm. 40. -
^
Azizah 2022, hlm. 46. -
^
Fitri 2022, hlm. 119. -
^
Setiawan 2022, hlm. 65. -
^
Ngafifi 2022, hlm. 34. -
^
Wahid 2022, hlm. 2-3. -
^
Novy Purnama 2009, hlm. 40. -
^
Khodijah dan Nurizzati 2022, hlm. 163. -
^
Saputra dan Ratnawilis 2022, hlm. 206-207. -
^
Ali 2022, hlm. 518. -
^
Zahara et al 2022, hlm. 32. -
^
Zahara et al 2022, hlm. 37-38. -
^
Rifani et al 2022, hlm. 864. -
^
Apriani et al 2022, hlm. 122. -
^
Simatupang 2006, hlm. 3. -
^
Salamah dan Iskandar 2002, hlm. 130. -
^
Salamah dan Iskandar 2002, hlm. 119. -
^
Esensi 2022, hlm. 35. -
^
Konsentrat 2022, hlm. 29. -
^
Yani 2022, hlm. 98. -
^
Manganello et al 2022, hlm. 6. -
^
Moller et al 2022, hlm. 1. -
^
Ramawati 2022, hlm. 9. -
^
Morris‐Docker et al 2004, hlm. 157. -
^
McCartney 2006, hlm. 426. -
^
Gance-Cleveland 2010, hlm. 72. -
^
Dewi 2022, hlm. 19. -
^
Tornvall dan Wilhelmsson 2008, hlm. 2122. -
^
Rykkje 2009, hlm. 9. -
^
Lee 2006, hlm. 1377. -
^
Tornvall et al 2004, hlm. 315. -
^
Rofii 2022, hlm. 16. -
^
Zhu dan Protti 2009, hlm. 122. -
^
Neuhauser dan Kreps 2003, hlm. 7. -
^
More dan McGrath 2002, hlm. 621. -
^
Huang et al 2022, hlm. 273.
Daftar bacaan
[sunting
|
sunting sendang]
-
Ali, A. (2017). “Pengaruh Teknologi Perladangan Terhadap Produktivitas Hasil Panen Padi di Kecamatan Maritengngae Kabupaten Sidenreng Rappang”.
AKMEN Jurnal Ilmiah.
14
(3): 514–525. ISSN 2621-4377.
-
Apriani, M., Rachmina, D., &, Rifin, A. (2018). “Pengaruh Tingkat Penerapan Teknologi Pengelolaan Pokok kayu Terpadu (PTT) Terhadap Efisiensi Teknis Usahatani Gabah”
(PDF).
Jurnal Agribisnis Indonesia.
6
(2): 121–132. ISSN 2579-3594.
Cahyono, A. S. (2016). “Pengaruh Media Sosial Terhadap Persilihan Sosial Masyarakat di Indonesia”.
Jurnal Publiciana.
9
(1): 140–157. ISSN 1979-0295.
-
Azizah, M. (2020). “Pengaruh Kemajuan Teknologi Terhadap Model Komunikasi Mahasiswa Institut Muhammadiyah Malang (UMM)”
(PDF).
Jurnal Ilmu masyarakat Nusantara.
6
(1): 45–54. doi:10.33369/jsn.5.1.45-54.
-
Dewi, S. C. (2011). “PENGEMBANGAN Dokumentasi KEPERAWATAN BERBASIS TEKNOLOGI Pengetahuan”.
Buku harian Aji-aji dan Teknologi Kesehatan.
2
(1): 15–21. ISSN 2086-8510.
-
Fitri, S. (2017). “Dampak Konkret dan Negatif Sosial Media Terhadap Perubahan Sosial Anak”
(PDF).
Naturalistic: Jurnal Kajian Pengkajian Pendidikan dan Penataran.
1
(2): 118–123. ISSN 2548-8589.
-
Gance‐Cleveland, B., Gilbert, L. H., Kopanos, T., &, Gilbert, K. C. (2010). “Evaluation of technology to identify and assess overweight children and adolescents”
(PDF).
Journal for Specialists in Pediatric Nursing.
15
(1): 72–83. doi:10.1111/j.1744-6155.2009.00220.x.
-
Hidayatullah, D. (2005). “DAMPAK TEKNOLOGIINFORMASI DAN INTERNET TERHADAP PENDIDIKAN, BISNIS, DAN Tadbir INDONESIA”
(PDF).
Majalah Ekonomi dan Komputer.
13
(1): 9–14. ISSN 0854-9621.
-
Huang, E., Liu, T., &, Wang, J. (2014). “E-health videos on Chinese hospitals’ websites”
(PDF).
International Journal of Healthcare Management.
7
(4): 273–280. doi:10.1108/02621710210437590.
-
Jamun, Y. M. (2018). “Dampak Teknologi Terhadap Pendidikan”.
Kronik Pendidikan dan Tamadun Missio.
10
(1): 48–52. ISSN 2502-9576.
-
Jamun, Y. M. (2016). “Desain Aplikasi Penelaahan Peta Nusa Tenggara Timur Berbasis Multimedia”.
Jurnal Pendidikan dan Peradaban Missio.
8
(1): 144–150. ISSN 2502-9576.
-
Khodijah S., &, Nurizzati Y. (2018). “DAMPAK Pendayagunaan TEKNOLOGI Informasi DAN KOMUNIKASI TERHADAP PERILAKU SOSIAL Pelajar DI MAN 2 KUNINGAN”.
Surat kabar Edueksos.
7
(2): 161–176. ISSN 2548-5008.
-
Lee, T. T. (2006). “Nurses’ perceptions of their documentation experiences in a computerized nursing care planning system”
(PDF).
Journal of Clinical Nursing.
15
(11): 1376–1382. doi:10.1111/j.1365-2702.2006.01480.x.
-
Abadi, S. (2018). “Peran Teknologi dalam Pendidikan di Era Globalisasi”.
Edureligia.
2
(2): 94–100. ISSN 2579-5694.
-
Manganello, J., Gerstner, G., Pergolino, K., Graham, Y., Falisi, A., &, Strogatz, D. (2015). “The relationship of health literacy with use of digital technology for health information: implications for public health practice”
(PDF).
Journal of public health management and practice.
0
(0): 1–8. doi:10.1097/PHH.0000000000000366.
-
McCartney, P. R. (2006). “Using technology to promote perinatal patient safety”
(PDF).
Journal of Obstetric, Gynecologic & Neonatal Nursing.
35
(3): 424–431. doi:10.1111/j.1552-6909.2006.00059.x.
-
Moller, A. C., Merchant, G., Conroy, D. E., West, R., Hekler, E., Kugler, K. C., &, Michie, S. (2017). “Applying and advancing behavior change theories and techniques in the context of a digital health revolution: proposals for more effectively realizing untapped potential”
(PDF).
Journal of behavioral medicine.
40
(1): 1–14. doi:10.1007/s10865-016-9818-7.
-
More, E., &, McGrath, M. (2002). “An Australian case in e‐health communication and change”
(PDF).
Journal of Management Development.
21
(8): 621–632. doi:10.1108/02621710210437590.
-
Morris‐Docker, S. B., Tod, A., Harrison, J. M., Wolstenholme, D., &, Black, R. (2004). “Nurses’ use of the Internet in clinical ward settings”
(PDF).
Journal of Advanced Nursing.
48
(2): 157–166. doi:10.1111/j.1365-2648.2004.03183.x.
-
Muhasim (2017). “Pengaruh Tehnologi Digital Terhadap Motivasi Belajar Pelajar Didik”
(PDF).
Palapa: Surat kabar Studi Keislaman dan Pedagogi.
5
(2): 53–77. ISSN 2540-9697.
-
Nasution, Z. (2011). “KONSEKUENSI SOSIAL Kendaraan TEKNOLOGI KOMUNIKASI Kerjakan Masyarakat”.
Surat kabar Reformasi.
1
(1): 37–41. ISSN 2407-6864.
-
Neuhauser, L., &, Kreps, G. L. (2003). “Rethinking communication in the e-health era”
(PDF).
Journal of Health Psychology.
8
(1): 7–23. doi:10.1177/1359105303008001426.
-
Ngafifi, M. (2014). “Kesuksesan TEKNOLOGI DAN Acuan Sukma MANUSIA DALAM PERSPEKTIF SOSIAL BUDAYA”.
Jurnal Pembangunan Pendidikan: Fondasi dan Aplikasi.
2
(1): 33–47. ISSN 2502-1648.
-
Novy Purnama, N. (2009). “DAMPAK Perkembangan TEKNOLOGI KOMUNIKASI TERHADAP Atma SOSIAL BUDAYA”
(PDF).
Gema Eksos.
5
(1): 39–46. ISSN 1858-4071.
-
Putri, T. D. (2019-12-18). “Pengaruh Teknologi terhadap Pendidikan di Era sekarang”.
INArxiv. doi:10.31227/osf.io/72sqb. Diakses sungkap
2021-01-27
.
-
Radhi, F. (2010). “Peluasan APPROPRIATE TECHNOLOGY Laksana UPAYA MEMBANGUN PEREKONOMIAN INDONESIA SECARA MANDIRI”.
Buletin Ekonomi Komersial.
15
(1): 1–8. ISSN 2089-8002.
-
Ramanathan, K. (1994). “An integrated approach for the choice of appropriate technology”
(PDF).
Science and Public Policy.
21
(4): 221–233. doi:10.1093/spp/21.4.221.
-
Ramawati, D. (2011). “PENGGUNAAN PERANGKAT TEKNOLOGI INFORMASI PADA Pelayanan KESEHATAN Anak asuh DAN Mulai dewasa”.
Jurnal Hobatan dan Teknologi Kebugaran.
2
(1): 9–13. ISSN 2086-8510.
-
Rifani, M. N., Kasim, S. S., &, Wahyu (2019). “DAMPAK PENGGUNAAN TEKNOLOGI Pertanian TERHADAP Perubahan SOSIAL EKONOMI DALAM Umur MASYARAKAT Pekebun SAWAH (Studi di Desa Ombu-Ombu Jaya Kecamatan Laeya Kabupaten Konawe Selatan)”.
Koran Neo Societal.
4
(3): 862–870. ISSN 2503-359X.
-
Rofii, M. (2011). “PENGEMBANGAN SISTEM Embaran SUMBER Trik MANUSIA KEPERAWATAN RUMAH Linu”.
Jurnal Ilmu dan Teknologi Kesehatan.
2
(1): 15–21. ISSN 2086-8510.
-
Rykkje, L. (2009). “Implementing electronic patient record and VIPS in medical hospital wards: evaluating change in quantity and quality of nursing documentation by using the audit instrument Pewarna-ch-Ing”
(PDF).
VARD I NORDEN.
29
(2): 9–13. doi:10.1177/010740830902900203.
-
Salamah U., &, Iskandar J. (2002). “KAJIAN PENGARUH Garis haluan TEKNOLOGI Pertanian DAN PETERNAKAN TERHADAP Perubahan SOSIAL DALAM PENINGKATAN KESEJAHTERAAN Petani/PETERNAK”.
Jurnal Sosiohumaniora.
4
(2): 116–133. ISSN 2443-2660.
-
Santyasa, I W. (2007). “LANDASAN Konseptual MEDIA PEMBELAJARAN”
(PDF).
Direktori File UPI
. Diakses tanggal
2021-01-27
.
-
Saputra M D., &, Ratnawilis (2019). “DAMPAK TEKNOLOGI Perladangan Berbudaya TERHADAP AKTIVITAS PERTANIAN Pari Awam JORONG PIRUKO UTARA KECAMATAN SITIUNG KABUPATEN DHARMASRAYA”.
Harian Buana.
3
(2): 205–216. ISSN 2615-2630.
-
Sari, R. P. (2018). “DAMPAK PENGGUNAAN TEKNOLOGI Pertanaman TERHADAP PERUBAHAN PENDAPATAN MASYARAKAT Petambak Milu DI KELURAHAN WATALIKU KABUPATEN MUNA (Penekanan Di Kelurahan Wataliku Kecamatan Kabangka Kabupaten Muna)”
(PDF).
Jurnal pendalaman Pendidikan Geografi.
3
(3): 283–294. doi:10.36709/jppg.v3i3.9171.
-
Selwyn, Horizon. (2011).
Education and Technology Key Issues and Debates
(PDF). India: Replika Press Pvt Ltd. hlm. 26. ISBN 978-1-4411-5036-3.
-
Setiawan, D. (2018). “Dampak Kronologi Teknologi Embaran dan Komunikasi Terhadap Budaya”.
SIMBOLIKA.
4
(1): 62–72. ISSN 2442-9996.
-
Sharif, Falak. (1994). “Integrating business and technology strategies in developing countries”
(PDF).
Technological Forecasting and Social Change.
45
(2): 151–167. doi:10.1016/0040-1625(94)90091-4.
-
Siaila, S. (2010). “Otoritas Pergantian TEKNOLOGI TERHADAP TRANSFORMASI EKONOMI DAN Konversi SOSIAL”.
Soso-Q.
2
(2): 102–120. ISSN 2086-390X.
-
Simatupang, J. T. (2006). “Pengembangan dan aplikasi iptek dalam pembangunan perkebunan Indonesia”
(PDF).
Kronik Pengkajian Bidang Ilmu Pertanian.
4
(1): 1–7. Diarsipkan dari versi asli
(PDF)
tanggal 2022-12-15. Diakses tanggal
2021-01-28
.
-
Soehoed, A. R. (1988). “Reflections on Industrialisation and Industrial Policy in Indonesia”
(PDF).
Bulletin of Indonesian Economic Studies.
24
(2): 43–57. doi:10.1080/00074918812331335379.
-
Subramanian, S. K. (1987). “Technology, productivity, and organization”
(PDF).
Technological Forecasting and Social Change.
31
(4): 359–371. doi:10.1016/0040-1625(87)90064-3.
-
Taopan, Y. F., Oedjoe, M. R., &, Sogen, A. N. (2019). “Dampak Perkembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi Terhadap Perilaku Kepatutan Remaja di SMA Negeri 3 Kota Kupang”.
Harian Kependidikan: Buku harian Hasil Penelitian dan Kajian Kepustakaan di Parasan Pendidikan, Indoktrinasi dan Pendedahan.
5
(1): 61–74. ISSN 2442-7667.
-
Törnvall, E., Wilhelmsson, S., &, Wahren, L. K. (2004). “Electronic nursing documentation in primary health care”
(PDF).
Scandinavian journal of caring sciences.
18
(3): 310–317. doi:10.1111/j.1471-6712.2004.00282.x.
-
Tornvall, E., &, Wilhelmsson, S. (2008). “Nursing documentation for communicating and evaluating care”
(PDF).
Journal of clinical nursing.
17
(16): 2116–2124. doi:10.1111/j.1365-2702.2007.02149.x.
-
Utami, S. S. (2010). “Pengaruh TEKNOLOGI Takrif Privat PERKEMBANGAN BISNIS”.
Jurnal Akuntansi dan Sistem Teknologi Pemberitahuan.
8
(1): 61–67. ISSN 2656-3797.
-
Wahid, A. (2020). “DAMPAK SOSIAL TEKNOLOGI KOMUNIKASI Hijau: MEMIKIRKAN ULANG KONSEP COPYRIGHT DI INTERNET”.
Surat kabar Aji-aji Komunikasi.
6
(1): 1–16. ISSN 2502-0579.
-
Wahyuni, S., Hamzah, A., &, Syahnur, S. (2013). “ANALISIS Pengaruh TEKNOLOGI TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI ACEH (AK MODEL)”.
Jurnal Ilmu Ekonomi.
1
(3): 71–79. ISSN 2302-0172.
-
Yani, A. (2018). “Pendayagunaan TEKNOLOGI DALAM Meres KESEHATAN Mahajana”
(PDF).
PROMOTIF: Buletin Kebugaran Masyarakat.
8
(1): 97–103. ISSN 2503-1139.
-
Yusri (2016). “PENGARUH Penggunaan Media TEKNOLOGI Butir-butir DAN KOMUNIKASI (TIK) DENGAN PRESTASI BELAJAR BAHASA INGGRIS Peserta Asuh Inferior X DI SMAN I DEKAI KABUPATEN YAHUKIMO”.
Jurnal Ilmiah ILKOM.
8
(1): 49–56. ISSN 2548-7779. Diarsipkan dari versi murni copot 2022-02-14. Diakses tanggal
2021-01-27
.
-
Zahara I., Yoesoef A., &, Nurasiah (2017). “TEKNOLOGI PERTANIAN DAN PENGARUHNYA TERHADAP Semangat EKONOMI DAN BUDAYA MASYARAKAT DI KECAMATAN MONTASIK KABUPATEN ACEH Samudra (1985-2016)”.
Harian Ilmiah Mahasiswa.
2
(3): 31–38. ISSN 2614-3658.
-
Zhu, J. Y., &, Protti, D. J. (2009). “National health information management/information technology strategies in Hong Kong, Taiwan and Singapore”.
Studies in health technology and informatics
(143): 122–128. doi:10.3233/978-1-58603-979-0-122.
Pranala luar
[sunting
|
sunting sumber]
-
(Indonesia) Kemustajaban alas kata
Teknologi
n domestik situs web Kamus Raksasa Bahasa Indonesia oleh
Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia.
Source: https://id.wikipedia.org/wiki/Teknologi