Teknik Mengajar Bahasa Inggris 2013

METODE Pencekokan pendoktrinan BAHASA INGGRIS

1. Metode Langsung (Direct Method)

Direct artinya serempak. Direct method atau teladan langsung yaitu satu mandu mengajikan materi pelajaran bahasa asing di mana guru sekalian menggunakan bahasa asing tersebut ibarat bahasa pengantar, dan tanpa menggunakan bahasa anak asuh didik sedikit pula dalam mengajar. Jika ada satu prolog-kata nan rumit dimengerti maka itu anak ajar, maka suhu dapat mengartikan dengan menggunakan alat peraga, mendemontstrasikan, mengilustrasikan dan bukan-lain.

Metode ini berpijak dari pemahaman bahwa pengajaran bahasa asing bukan setinggi halnya dengan mengajar ilmu pasti alam. Jikalau mengajar ilmu pasti, siswa dituntut hendaknya dapat menghafal rumus-rumus tertentu, berpikir dalam-dalam, dan memahfuzkan, maka privat pengajaran bahasa, siswa/anak didik dilatih praktek langsunng mengucapkan perkenalan awal-pembukaan atau kalimat-kalimat tertentu. Sekalipun kata-kata maupun kalimat tersebut mula-mula masih asing dan lain dipahami anak asuh, namun sedikit berangsur-angsur minus kata-kata dan kalimat itu akan dapat diucapkan dan dapat juga mengartikannya.

Demikian halnya sekiranya kita perhatikan seorang ibu mengajarkan basah kepada anak-anaknya kontan dengan mengajarinya, menuntunnya mengucapkan kata per kata, kalimat tiap-tiap kalimat dan anaknya menurutinya meskipun masih terihat menggelikan. Misalnya ibunya mengajar “Ayah” maka anak tersebut menjuluki “Aah” dan seterusnya. Sekadar lama kelamaan si anak mengenali kata-alas kata itu dan akhirnya ia mengetahui pula maksudnya

Lega prinsipnya metode sederum (direct method) ini terlampau utama internal mengajar bahasa asing, karena melalui metode ini siswa boleh serampak melatih kemahiran lidah tanpa menggunakan bahasa ibu (bahasa lingkungannya). Meskipun pada semula tertumbuk pandangan sulit anak didik bagi menuirukannya, tapi adalah menyeret bagi anak asuh asuh.

Ciri-ciri metode ini yaitu :

Materi latihan pertama-tama diberikan kata demi kata, kemudian struktur kalimat
Gramatika diajarkan hanya bersifat sambil lalu, dan siswa tak dituntut menghafal rumus-rumus gramatika, tapi yang utam yakni petatar berpunya mengucapkan bahasa secara baik
Dalam proses pengajaran senantiasa menggunakan alat bantu (perabot peraga) baik maujud alat peraga langsung, lain bersama-sama (bnda buatan) maupun peragaan melalui bunyi bahasa-simbol atau gerakan-kampanye tertentu
Setelah masuk kelas, siswa alias anak didik sungguh-sungguh dikondisikan cak bagi menerima dan bercakap-rupawan dalam bahasa luar, dan dilarang menggunakan bahasa lain.

Arti metode sekaligus (Direct)

Metode bersama-sama (direct) dilihat dari segi efektivitasnya memiliki keunggulan antara lain :
Peserta termotivasi untuk boleh mengistilahkan dan mengarifi introduksi-perkenalan awal kalimat intern bahasa asing yang diajarkan oleh gurunya, apalagi hawa menggunakan peranti peraga dan aneh-aneh media yang menyejukkan
Karena metode ini umumnya guru permulaan mengajarkan kata-kata dan kalimat-kalimat sederhana yang dapat dimengerti dan diketahui oleh siswa dalam bahasa sehari-hari misalnya (pena, potlot, tapang, meja, dan enggak-bukan), maka siswa bisa dengan mudah merenda fon-fon bahasa asing yang diajarkan maka itu gurunya.
Metode ini relatif banyak menggunakan berbagai variasi alat peraga : apakah video, komidi gambar, radio kaset, tape recorder, dan berbagaimedia/perangkat peraga yang dibuat seorang, maka metode ini menghirup minat pesuluh, karena sudah merasa senang/tertambat, maka tutorial terasa tidak susah
Siswa memperoleh pengalaman langsung danpraktis, sekalipun mula-mula kalimat nan diucapkan itu belum dimengerti dan dipahami sepenuhnya
Alat ucap / lidah siswa/anak asuh menjadi terjaga dan sekiranya menerima ucapan-ucapan yang sediakala sering terdengar dan terucapkan

Kekurangan-kesuntukan metode sinkron (Direct)
Pengajaran dapat menjadi pasif, jika temperatur tidakdapat memotivasi siswa, bahkan mungkin sekali siswa merasa jenuh dan merasa dfongkol karena introduksi-kata dan kalimat yang dituturkan gurunya itu tidak gayutan bisa dimengerti, karena memang guru cuma menggunakan bahasa asing minus diterjemahkan ke dalam bahasa anak.
Puas tingkat-tingkat permulaan bisa jadi metode ini terasa terik diterapkan, karena siswa belum punya bulan-bulanan (kekayaan pembukaan) nan sudah dimengerti
Meskipun pada dasarnya metode ini guru tidak boleh menggunakan bahasa sehari-hari dalam menyampaikan bahan pelajaran bahasa asing tapi pada kenyataannya tidak selalu loyal demikian, temperatur terdesak misalnya menterjemahkan introduksi-kata sulit bahasa asing itu ke n domestik bahasa anak didik.

Metode ini senyatanya tepat sekali digunakan pada tingkat permulaan ataupun atas karena si siswa merasa telah memiliki bahan untuk bercakap/cercicara dan karuan semata-mata moga siswa betul-betul merasa tertantang untuk bercakap/berkomunikasi; maka sanksi-sanksi dapat ditetapkan untuk mereka yang menunggangi bahasa sehari-hari.

2. Metode Berlitz (Berlitz Method)

Metode Berlitz (Berlitz Metode) adakah metode langsung (Direct Method) nan sering digunakan di sekolah-sekolah Berlitz seumpama metode utama.

Semua sekolah-sekolah Berlitz memperalat metode langsung (direct Method) ini intern pengajaran bahasa-bahasa asing di sekolahnya dan bnyak juga sekolah-sekolah tak di Amerika dan Eropa nan secara rutin menerapkan metode ini.

Mereka telah yakin bahwa metode inilah yang paling cocok dan paling bertelur untuk pencekokan pendoktrinan bahasa asing agar bertambah serasi dan mencapai kemampuan aktif berbahasa asing.

Karena itu metode langsung disebut juga dengan metode Berlitz, sebab sekolah-sekolah berlitz kian banyak mempopulerkan eksploitasi metode ini secara kontinu dan mereka ternyata memang berhasil sangat baik.

3. Metode Alami (Natural Method)

Metode alami (Natural Method) disebut demikian karena dalam proses belajar, siswa dibawa ke alam seperti halnya pelajaran bahasa ibu koteng

N domestik pelaksanaannya metode ini tidak jauh berbeda dengan metode refleks (direct) dimana suhu menyajikan materi kursus serampak dalam bahasa asing tanpa diterjemahkan sedikitpun, kecuali dalam hal-hal tertentu di mana kamus dan bahasa anak didik dapat digunakan.

Ciri Metode Natural ini antara lain :
Usap pelajaran mula-mula diberikan melangkaui menyimak/mendengarkan (listening) mentah kemudian percakapan (speaking), membaca (reading) batik atau (writing) terahir mentah gramatika
Cak bimbingan disajikan mula-mula memperkenalkan kata-pengenalan yang sederhana nan sudah lalu diketahui oleh momongan didik, kemudian memperkenalkan benda-benda start berpangkal benda-benda yang ada di n domestik inferior, dirumah dan asing kelas, terlebih mengenal luar daerah alias negara-negara asing terutama Timur Tengah.
Organ peraga dan kamus yang dapat digunakan sewaktu-waktu dulu diperlukan, misalnya untuk menjelaskan dan mengartikan kata-kata terik internal bahasa asing, dan melipatkan perbendaharaan kata-kata atau memperkaya Vocabulary sebagai syarat utama menguasai bahasa asing
Maka itu karena kemampuan dan kecepatan mendaras dan bercakap-elok sangat diutamakan intern metode ini maka pelajaran gramatikal (pengelolaan bahasa) abnormal diperhatikan
Arti Metode Natural

Kurnia metode ini antara lain :
Pada tingkat lanjutan metode ini sangat efektif, karena setiap individu petatar dibawa ke dalam suasana mileu sesungguhnya cak bagi aktif mendnegarkan dan menggunakan percakapan dalam bahasa asing
Pencekokan pendoktrinan membaca dan bercakap-cakap dalam bahasa asing sangat diutamakan, sementara itu pelajaran gramatika diajarkan sewaktu-waktu saja
Pengajaran menjadi berfaedah dan mudah diserap oleh siswa, karena setiap kata dan kalimat yang diajarkan mempunyai konteks (aliansi) dengan mayapada (kehidupan sehari-hari) siswa/momongan bimbing

Segi kehabisan metode ini antara tidak :
Siswa merasa kesulitan belajar apabila belum memiliki bekal dasar bahasa asing terutama pada pada tingkat-tingkat pemula, sehingga penggunaan/ pengusahaan bahasa tahir siswa tidak boleh dihindari. Dengan demikian tujuan semua semenjak metode ini untuk membaca dan berucap-rupawan selalu intern bahasa luar susah diterapkan secara ceria, tapi harus diterapkan secara konsekuen
Pada rata-rata momongan tuntun dan suhu beraksi tradisional mengutamakan nahu lebih dahulu daripada mendaras dan percakapan sesuatu peristiwa nan riuk secara alamiah yang amat perlu diubah
Sreg umumnya pencekokan pendoktrinan bahasa asing di sekolah-sekolah kita sangat terasa kehabisan macam-macam wahana/alat peraga yang diperlukan; yang seyogyanya para guru harus aktif membuatnya
Guru yang terbatas memiliki kemampuan dan pengalaman praktis intern beradat asing merupakan faktor sulitnya diterapkan dan bertelur secara baik metode tersebut. Guru haruslah seorang yang aktif berbicara di dalam bahasa asing tersebut, barulah murid-muridnya akan mampu kembali aktif di dalam belajar (praktek) bahasa.

4. Metode Percakapan (Conversation Method)

Yaitu mengajarkan bahasa asing sebagaimana bahasa Inggris, bahasa Arab atau bahasa-bahasa lainnya yang kaidah berbarengan mengajak murid-peserta bercakap-elok/mengomong di dalam bahasa luar yang sedang diajarkan ini. Tentunya dimulai dengan kata-introduksi atau kalimat-kalimat atau idiom-kata majemuk yang konvensional berlaku pada kegiatan-kegiatan sehari-hari, seperti : Good Morning, How are you? What are you doing? Can you speak English? Dan sebagainya; atau kalimat-kalimat, konversasi di dalam kelas di selingkung sekolah, dirumah di biro dan sebagainya; semakin lama semakin meluas dan bermacam ragam.

Yang namanya berbahasa itu yaitu berbicara (sebagai kelebihan pokok bahasa); peran kedua barulah mengaji/mengarifi coretan ataupun buku.

Makara fungsi utama sparing bahasa asing itu ialah kemampuan beristiadat aktif, berkomunikasi lisan atau mengobrol. Itulah pamrih terdahulu atau target gerendel mempelajari bahasa asing, disusul dengan kemampuan membaca dan mengerti alias penguasaan pasif.

Makanya karena itu, metode penting dan mula-mula di dalam kegiatan sparing mengajar bahasa asing itu semestinya adalah Metode Interlokusi (Conversation Method). Metode ini disejalankan dengan Direct Method dan Natural Method, nan pelaksanaanya dengan menerapkan fungsi dan prinsip-prinsip ganjaran dari tiap-tiap metode ini.

Di negara-negara modern sama dengan AS dan Eropa, orang menerapkan ketiga methode ini perumpamaan praktek utama ditambah kembali dengan perabot peraga/audio visual aids yang mencukupi dan serasi sehingga n domestik waktu satu semester telah mampu mengunjungi negara dari bahasa bangsa yang dipelajari, belajar dan praktek selama 1 tahun telah langsung kreatif menggambar disertai di dalam bahasa asing tersebut.

Kaprikornus disamping metodenya yang serasi, medianya dan sendisendi nan lengkap, gurunya punya kepabelitas jenjang, muridnya pula teradat bersungguh-sungguh belajar serta cerdas. Sonder keempat syarat tersebut tercurahkan maka basyar bertahun-hari bahkan belasan tahun belajar bahasa asing.

5. Metode Phonetic (Mendengar dan Mengucapkan)

Metode ini mengutamakan ear training dan speak training ialah pendirian menyajikan pelajaran bahasa luar melalui latihan-latihan mendengarkan kemudian diikuti dengan pelajaran-tutorial mengucapkan introduksi-alas kata dan kalimat kerumahtanggaan bahasa asing nan madya dipelajari.

Metode Phonetic ini dapat dikatakan gabungan dari dua metode Natural dan Reading diatas. Dimana permulaan menurut metode ini pelajaran dimulai dengan tuntunan-kursus mendengar kemudian diikuti dengan cak bimbingan-pelajaran mengucapkan kata-kata atau kalimat-kalimat dalam bahasa luar. Kemudian disusul latihan-tutorial mendaras (reading and conversation).

Langkah-ancang pelaksanaan metode ini yang dapat dilakukan :
Suhu mendiktekan teks-bacaan bahasa asing di depan kelas bawah, atau membeberkan/menyemarakkan acara bacaan aktual radio kaset/video, murid mendengarkan dan memperhatikan baik-baik program pustaka ini dengan cermat, serius (tidak ada yang main-main saat pembacaan itu), peserta harus memperhatikan betul langgam dan intonasi, serta gerak-gerik bagan mimik tertentu privat pustaka
Terang-kirana dalam referensi itu mudah-mudahan disusun sedemikian rupa sehingga menjadi alamat bacaan nan arketipe/berkelanjutan
Guru dapat menghentikan seri-seri tertentu sekiranya sinar latihan tersebut telah dianggap radu dan dikuasai oleh momongan pelihara, kemudian bisa dilanjutkan pada session/seri berikutnya
Sehabis pelajaran membaca selesai, maka latihan percakapan dapat dilakukan. Misalnya konversasi-percakapan yang sifatnya pertama terlambat, sehabis itu cenderung plong percakapan yang kegandrungan/lebih sulit
Untuk memperjelas ucapan dan percakapan, maka metode ini dianjurkan bikin menggunakan alat peraga/media pengajaran
Pada setiap penutup materi pelajaran, guru sebaiknya memberikan latihan-latihan praktis membaca dan larihan bercakap-cakap puas sendirisendiri momongan tuntun, dan jangan lupa hawa dapat memberikn berbagai rupa catatan-catatan spesial, penali-kesimpulan dan juga ular-ular-nasihat berupa dorongan (membagi motivasi bagi anak asuh) supaya sparing betapa-betapa, selalu dan rutin tiap waktu tutorial (PR)
Khasiat-fungsi Metode Phonetic
Metode ini mengajarkan kemampuan mengaji momongan didik dengan lancar dan fasih sambil kemampuan interlokusi, banyak latihan-latihan dialog dan menulis (dikte)
Peserta menyimak kesalahan bacaan dan percakapan bersumber hawa ataupun inversi sekelasnya, cak bagi kemudian diubah dan diperbaiki letak-letak kesalahannya itu
Kekurangan-kekurangan Metode Phonetic
Metode ini memerlukan intensitas dan kepakaran (profesional) dari pihak guru. Disamping perencanaan dan waktu harus matang
Lega tingkat-tingkat pemula (pertama) metode ini masih musykil diterapkan, terutama bagi anak asuh-anak nan belum memiliki bekal (basic) bahasa asing yang cukup memadai, sebab itu teradat memotivasi murid dan mengajar secara komunikatif
Jikalau seri-seri pelajaran tidak disusun dan direncanakan sedemikian rupa, maka pelajaran dan pemilikan materi untuk siswa menjadi mengambang; misalnya materi tutorial membaca diberikan abnormal, kembali percakapan pun serba tanggung. Maka dari itu sebab itu pengaturan tahun dan materi kiranya diatur sedemikian rupa, sehingga keduanya dikuasai

6. Metode Practice – Theory

Metode ini sesuai dengan namanya, kian mengistimewakan puas kemampuan praktis berasal teori. Skala bisa konkret 7 unit materi praktis dan 3 unit materi yang bertabiat teoritis. Belajar bahasa asing lebih dulu dan mengutamakan praktek, habis diiringi dengan teori (manajemen bahasa).

Jadi disini yang dipentingkan merupakan bagaimana murid/anak didik boleh mampu berbahasa asing itu secara praktis bukan teoritis. Maka itu sebab itu pengajaran harus diarahkan puas kemampuan komunikatif atau percakapan, sedangkan gramatika dapat diajarkan sepintas lalu doang.

Pada tingkat-tingkat semula materi kursus praktis bisa dipilih dan diterapkan pada hal-hal yang sederhana, apakah itu lewat interlokusi sehari-musim yang ada hubungannya dengan dunia sekolah anak asuh ataupun lingkungan rumah tangga dan mahajana lebih luas atau bisa pula menyebutkan rincian keunggulan-keunggulan benda dan alas kata kera sebagai dasar pembentukan bahasa konversasi.

Sedangkan plong tingkat lanjutan atas materi pelajaran dikembangkan lebih luas dan kegandrungan melalui percakapan teoritis dan penalaran ilmiah.

Manfaat-khasiat Metode Practice-Theory :
Siswa memperoleh ketrampilan langsung atau praktis dalam berbudi luar
Pelajar merasa tidak dipusingkan makanya aturan-aturan atau kaidah-kaidah gramatikal karena tutorial gramatikal hanya diajarkan sepintas lalu, perumpamaan penajam pemahaman
Pencekokan pendoktrinan dapat dinamis (hidup) dan ki menenangkan amarah, apalagi sesekali guru dapat menyelingi dengan percakapan jenaka dan media peragaan yang menggelandang
Paling sesuai dengan saintifik tujuan pengajaran bahasa : nan disebut berbahasa itu merupakan berbicara, berkomunikasi lisan

Kesuntukan-kesuntukan Metode Ptactice Theory
Memerlukan temperatur nan betul-betul mahir dan aktif berbahasa asing
Pada tingkat-tingkat sumber akar (mulanya) metode ini masih terik diterapkan karena substansi prolog dan bahasa anak didik masih cacat, bahkan terasa kaku. Hawa harus memperbanyak menghafalkan pola-pola kalimat yang baik kepada murid-pesuluh
Pada umumnya kemampuan aplikatif bahasa luar anak bimbing habis ditentukan oleh faktor motivasi berasal pihak suhu disamping gaya dan simpatik budi hawa. Dan ini jarang dimiliki dalam satu pribadi hawa. Guru perlu demap memotivasi anak jaga disela-sadel mengajar bahasa luar (Inggris/Arab)
Kekurangan media peraga sebagai penguat kegaduhan dan ingatan dapat merupakan sisi lain kehilangan metode ini

7. Metode Membaca (Reading Method)

Metode membaca (Reading Method) merupakan menyajikan materi tuntunan dengan kaidah lebih suntuk mengutamakan membaca, yaitu temperatur permulaan membacakan topik-topik bacaan, kemudian diikuti oleh siswa momongan bimbing. Tapi kadang-kadang guru boleh menunjuk langsung anak didik cak bagi membacakan tutorial tertentu lebih dulu, dan karuan siswa tak memperhatikan dan mengikutinya.

Teknik metode membaca (Reading Method) ini dapat dilakukan dengan cara guru langsung membacakan materi pelajaran dan siswa disuruh mencacat/ mendengarkan bacaan-wacana gurunya dengan baik, selepas itu guru menunjuk keseleo suatu di antara siswa untuk membacakannya, dengan jalan menoleh-ganti (bergiliran).

Sehabis masing-masing murid berbahagia giliran mengaji, maka guru mengulangi bacaan itu sekali juga dengan diikuti oleh semua siswa hal ini terutama sreg tingkat-tingkat pertama; lalu kemudian guru mencatatkan kata-kata selit belit maupun baru yang belum diketahui siswa di tiang tulis buat dicatat di buku garitan cak bagi memperkaya perbendaharaan pembukaan-kata dan begitulah selanjutnya, hingga selesai topik-topik nan telah ditetapkan/ditentukan.
Kebaikan Metode Reading/Membaca

Kalau dibandingkan dengan metode-metode lain, maka metode ini memiliki segi arti/kebaikan-kebaikan antara enggak :
Pelajar dapat dengan lampias membaca dan mengetahui bacaan-referensi berbahasa asing dengan fasih dan benar
Pelajar dapat menunggangi intonasi bacaan bahasa asing sesuai dengan kaidah mengaji yang benar
Tentu namun dengan pelajaranmembaca tersebut petatar diharapkan bakir pula menerjemahkan kata-kata atau mengetahui kalimat-kalimat bahasa asing yang diajarkan, dengan demikian keterangan dan penguasaan bahasa anak menjadi utuh
Kekeringan Metode Reasing/Mengaji
Lega metode membaca ini, lakukan tingkat-tingkat pemula terasa duga sukar diterapkan, karena petatar masing sangat asing bagi berlatih lidahnya, sehingga kadang-kadang harus terpaksa untuk berkali-kali menuntun dan mengulang-ulang kata dan kalimat yang sulit ditiru maka dari itu lidah siswa nan bukan dari bahasa asing yang sedang diajarkan. Dan dengan demikian metode ini relatif banyak menyita waktu.
Dilihat dari segi pemilikan bahasa, metode reading makin mengistimewakan pada kemampuan peserta bikin mengucapkan/melafalkan introduksi-kata dalam kalimat-kalimat bahasa asing yang benar dan laju. Adapun kemujaraban dan makna kata dan kalimat sama sekali kurang diutamakan. Hal ini dapat bermakna indoktrinasi bersisa berkarakter Verbalisme
Pengajaran belalah terasa memboankan, terutama apabila guru nan mengajarkan enggak simpatik/metode diterapkan secara lain menggelandang bagi pelajar. Dari segi tensi suarapun sewaktu-waktu cukup mengentalkan karena tiap-tiap guru dan siswa terus-menerus mendaras topik-topik pelajaran. Oleh karena metode ini memiliki segi kekurangan yang bermanfaat, maka perlu diperhatikan hal-hal yang berikut :
Sebaiknya daya-taktik materi yang akan disajikan senantiasa disesuaikan dengan taraf perkembangan dan kemampuan siswa pada tingkat tertentu. Pilih topik dan materi kursus nan menjajarkan lever bakal para murid/nan sesuai dengan kedahagaan jiwa mereka
Bakal menghindari verbalisme dalam pengajaran maka suhu hendaknya dapat mengartikan/menerjemahkan perkenalan awal-prolog atau kalimat-kalimat nan belum dimengerti/pahami siswa privat referensi-bacaan tersebut
Pada biasanya alat peraga/media pengajaran berwujud pengeras suara, radio tape/kaset, video dan alat-gawai sejenisnya sangat membantu mengulangulang/ memperlambat lidah/referensi pelajar. Disamping itu dengan radas peraga, pengajaran menjadi menarik dan enggak membosankan.
Buku-buku referensi dapat dipilih dan disusun sedemikian rupa hingga menarik/menyenangkan siswa. Pada umumnya bacaan kasatmata novel, cerpen (cerita-kisahan), pepatah, hikmah-hikmah privat bahasa luar, ilmu embaran dan lain-enggak sangat menarik untuk bahan bacaan, terutama pada tingkat-tingkat pemula; pada tingkat-tingkat lanjutan bacaan-bacaan dapat diarahkan pada nan berwatak ilmiah/pemikiran.

8. Metode Bicara Oral (Oral Method)

Metode ini yakni hampir sebagaimana metode phonetic dan reform method, hanya pada orak method adalah memfokuskan pada latihan-latihan verbal atau pengujaran-penutuan dengan mulut. Melatih untuk bisa lancar berbicara (fluently), keserasian dan keserentakan

Melatih lisan/ucapan agar pengucapan bahasa asing itu bisa tepat bunyi, tidak kedengaran janggal. Latihan-les Sistem obstulen melalui bibir, melatih tepatnya keluarnya huruf-huruf kerongkongan, fonem-abc di ujung atau di pangkal alat perasa dan sebagainya

Cak bimbingan-latihan menyusun pembukaan-alas kata membuat kalimat sendiri dan sebagainya, semua dilakukan dengan mengaktifkan bicara lisan, oral, speaking

Bulan-bulanan yang hendak dicapai melalui metode ini ialah keammpuan dan kecepatan berbahasa lisan atau berbicara lisan atau berkomunikasi langsung laksana kemustajaban terdepan bahasa

Pendirian metode ini ialah : Teach the language, don’t teach only about the language.
9. Metode Praktek Paradigma-pola Kalimat (Pattern-Practice Method)

Penerapan terpenting metode ini yaitu dengan melatih murid-pesuluh secara praktek langsung mengucapkan teoretis-abstrak kalimat yang telah tersusun baik betul, atau mengerjakan sebagaimana yang dimaksud maka itu pola kalimat tersebut.

Jadi model-pola kalimat yang mengandung maslahat, telah lebih dulu disediakan atau disusun secara serasi dari yang mudah, secara berangsung-angsur sampai jarang; dan korban perbendaharaan kata-kata yang terbelakang sampai yang rumit. Murid-murid memang harus aktif mengucapkan, melakukan sebatas mendarah daging, sehingga menjiwai transendental-pola kalimat tersebut sampai membudaya.

Semestinya guru itu adalah seorang Dwibahasa (yang mengusai dua bahasa atau lebih sampai dihayati), yakni bahasa asing nan diajarkan dan bahasa Indonesia, dengan kemampuan yang sebenar-benarnya. Pertama-tama guru membanding-bandingkan kedua bahasa, misalnya bahasa Arab dengan bahasa Indonesia, mengenai kata-pembukaan nan setimpal, mandu-cara pelisanan sistem tata bahasa, arti, bunyi dan seterusnya dan memberi penjelasan-penjelasan. Dari bahasa dwi-bahasa (bilingual) diuraikan dan dipilih pola-pola kalimat dengan bunyi-bunyi tertentu untuk mater drill atau bahan-bahan tuntunan yang intensif. Susunlah pola-pola kalimat yang baik, dan ditambah terus perbendaharaan kata-kata, sehingga menggarkan sesuatu kejadian maupun narasi. Latihlah secara berulang-ulang dan sampai setiap siswa berkat giliran. Para siswa dilatih menyabdakan hipotetis-contoh kalimat hingga ter-hormat-moralistis memahami dan menghayati kurnia/maksudnya serta hafal-lancar tanpa berpikir-pikir menyusun kalimat seorang.

Setelah itu murid-murid perlu dilatih pun Listening bikin mencapai kepekaan pendengaran (Listening, dll).

Seterusnya latihan-latihan speaking (speaking drill) bikin kelancaran mengomong, reading drill untuk mencapai teks-bacaan yang betul, dan Writing Drill yakni latihan-tuntunan menulis secara benar, menghindarkan salah-pelecok di internal menggambar ejaan atau huruf. Cak bimbingan-tutorial listening, speaking, reading and writing ini amat diperlukan mengiringi pada hampir semua macam metode mengajar bahasa asing, khususnya bahasa Inggris dan Arab.

Metode ini seperti yang dipraktekkan pada persendian les bahasa Inggris antara tak English 900, English 901 dan sebagainya dan dianggap perumpamaan yang paling sesuai dengan alamiah pengajaran bahasa asing.

Sumber : http://abudira.wordpress.com

Source: https://engsmp03.wordpress.com/2012/02/06/metode-pengajaran-bahasa-inggris/