Teks Bahasa Inggris Yang Dipelajari Sma Kelas 11 Semester 2
Nov 15, 2022 • 21 min read
Apa itu cerpen? Sama dengan barang apa contoh cerpen dan bagaimana cara menganalisisnya? Yuk, jawab rasa penasaranmu tentang cerpen dengan membaca artikel Bahasa Indonesia kelas 11 ini!
—
Detik memasuki kelas 11 SMA semester 1, dalam pelajaran Bahasa Indonesia ia akan bertemu dengan topik-topik pelajaran yang sangat menyenangkan. Cak kenapa? Karena anda akan banyak membiasakan mengenal dan memahami lebih kerumahtanggaan tentang cerpen, pantun, juga cerita-kisahan nonfiksi lainnya.
Apalagi untuk kamu yang suka mendaras, menulis, berimajinasi, dan memikirkan banyak keadaan, tulisan seringkali menjadi media yang sangat cocok untuk menyingkapkan dan mengekspresikan perasaan serta pemikiran.
Nah, salah suatu bentuk tulisan atau karya sastra yang akan kita periksa di sini adalah cerpen. Karuan sira udah familiar teko dengan cerpen? Tapi, apakah kamu sempat bedanya cerpen dengan novel? Meskipun agak mirip-mirip, cerpen dan novel memiliki perbedaan yang pas berjasa, lho!
Pengertian Cerpen
Cerpen itu singkatan bersumber
cerita pendek. Terimalah, kisahan ringkas ataupun
cerpen adalah keseleo satu jenis karya sastra yang berbentuk prosa fiksi. Bedanya sama novel, cerita di dalam cerpen cenderung lebih padat dan biasanya enggak mempunyai banyak tokoh. Yaa.. kalau orang-basyar bilang, kita cuma titit sekali duduk untuk memecahkan satu kisahan pendek. Hmm, boleh jadi bisa dicoba.
Kelihatannya sekadar dapat menciptakan menjadikan cerita pendek. Termasuk anda yang masih duduk di amben sekolah. Sukma di sekolah tentunya sangat menggelandang, dong! Banyak kejadian-kejadian menarik yang bisa sira ekspresikan ke intern sebuah kisah pendek.
Entah itu kisah tentang tingkah mengelakkan temanmu semasa SMA, cerita tentang hawa tegas dan temperatur jenaka yang sering membuatmu ingat puas dirinya, maupun terlebih cerita-kisahan manis yang mana tahu, ketika beliau malu mengekspresikannya, kamu bisa mewakilinya dengan menciptakan tokoh lega sebuah narasi pendek. Itu menjujut banget!
Uang sogok Membentuk Cerpen
Silam, bagaimana pendirian menciptakan menjadikan cerpen? Eits,
membuat cerpen lagi ada tekniknya, lho! Engkau bisa
berkonsultasi dengan master
Bahasa Indonesiamu di sekolah, terus kalau di flat, bisa sambil beber permohonan Ruangguru dan nonton video belajarnya di
ruangbelajar.
Sebenarnya, nggak banyak kok, yang harus dipelajari privat takhlik sebuah cerpen. Engkau cukup
mengarifi khasiat, unsur intrinsik, dan zarah ekstrinsik
cerpen.
Lampau, kamu bisa
membuat kerangka cerita dan mulai menulisnya. Setelah jadi, anda bisa
konsultasikan lagi ke gurumu
di sekolah. Kalau menurut sira oke, tinggal diterbitin deh, di
blog
pribadi. Ataupun bisa juga dikirim ke alat angkut-media.
Nah, takdirnya engkau telah reaktif tentang dasar-dasar cerpen, sira juga perlu
mendaras banyak referensi narasi
buat menaik kosakatamu. Untuk membuat cerpen, kamu juga harus
memaklumi isi internal sebuah kisahan
nan dibuat oleh sosok bukan. Maka bersumber itu, di sini kita sekali lagi akan menggunjingkan tentang amatan cerpen, ya!
Baca Sekali lagi: Yuk, Ketahui Jenis-Spesies Rahasia Nonfiksi!
Ciri-Ciri Cerpen
Cerpen mempunyai beberapa ciri-ciri. Di antaranya yaitu:
1. Terfokus pada 1 motor
2. Ceritanya bukan lebih dari 10.000 kata
3. Memiliki puncak kelainan
4. Terdapat solusi atau penyelesaian ki kesulitan
5. Ceritanya padat dan langsung terarah pada tujuan
6. Alur yang singkat takhlik cerpen bukan memiliki tokoh nan banyak
7. Latar ceritanya kurang
Fungsi Cerpen
Cerpen lagi punya kurnia, lho! Apa aja sih, fungsi cerpen? Coba perhatikan infografik berikut!
1. Fungsi Rekreatif
Cerpen berfungsi untuk menyerahkan
rasa senang, gembira, dan menghibur
bakal seluruh pembacanya.
2. Fungsi Estetis
Cerpen n kepunyaan manfaat bikin
menyerahkan kegagahan
buat pembaca karya sastra.
3. Maslahat Moralitas
Cerpen dapat
memberikan nilai-nilai moral
kepada pembaca, sehingga berkat siaran tentang hal-hal yang baik dan hal-kejadian nan buruk.
4. Kemujaraban Didaktif
Cerpen dapat
mengarahkan dan mendidik
para pembaca dengan nilai-nilai legalitas dan fungsi di dalam cerita.
5. Fungsi Relegiusitas
Cerpen
mengandung kredit-nilai yang terletak lega wahi agama
yang bisa dijadikan kamil bagi para pembacanya.
Selain kelima fungsi tersebut, cerpen lagi punya khasiat-fungsi lainnya, tergantung dari maksud dan tujuan pengarang ketika menulis cerpen.
Baca Pula: Apa Namun Atom-Unsur Intrinsik Cerpen? Cari Senggang Yuk!
Rehat sebentar yuk! Sebelum lanjur ke materi struktur cerpen, sudah senggang belum kalau di aplikasi Ruangguru sekarang cak semau fitur baru, yaitu AdaptoX. Sira bisa sparing sambil bermain game interaktif seru sesuai dengan materi yang semenjana dia pelajari. Cobain, mari!
Struktur Cerpen
Struktur cerpen terdiri 6 bagian, yakni niskala, orientasi, pergaulan hal, komplikasi, resolusi, dan koda. Nah, untuk penjelasan makin lengkapnya, suka-suka di bawah ini, ya!
1. Mujarad
Maya merupakan penggalan cerpen yang
menggambarkan keseluruhan isi cerita.
2. Orientasi
Orientasi cerpen berisi penentuan peristiwa yang menciptakan gambaran visual dari latar, atmosfer, dan periode dari narasi. Di bagian ini, beliau pula akan menemukan pengenalan para penggerak, menata babak, dan sangkutan antartokoh.
3. Gayutan Keadaan
Lalu, pada bagian ini, kisah akan berlantas melewati serangkaian peristiwa suatu ke peristiwa lainnya nan tak terselami.
4. Komplikasi
Kemudian, cerita akan bergerak menuju konflik atau puncak ki kesulitan, resistansi, atau kesulitan-kesulitan bagi para tokohnya yang memengaruhi latar masa dan karakter.
5. Resolusi
Bungsu, pada bagian ini, akan mengobrolkan solusi dari ki kesulitan atau tantangan yang dicapai. Kamu juga akan memafhumi bagaimana kaidah pengarang mengakhiri narasi.
6. Koda
Koda merupakan
komentar akhir terhadap keseluruhan isi narasi. Bagian ini juga boleh disebut simpulan cerpen.
Oke, sehabis kita mengerti signifikasi, ciri-ciri, kemujaraban, dan struktur cerita singkat, nggak afdhol kalo kita nggak menganalisis contoh cerpen, nih!
Baca Kembali: Kajian Unsur Ekstrinsik Cerpen, Suka-suka Segala Saja Ya?
Contoh Cerpen Singkat
Oke, di sini kamu bisa
membaca contoh cerpen (cerita pendek) terlebih dahulu, kemudian kita analisis bersama bersendikan strukturnya. Baca baik-baik, dan nikmati alur ceritanya, ya!
Tikus dan Manusia
(Tulisan Jakob Sumardjo)
Entah bagaimana caranya tikus itu memasuki apartemen kami tetap sebuah misteri. Tikus nanang secara tikus dan manusia berpikir secara manusia, hanya manusia-tikus yang subur membongkar misteri ini. Semua lubang di seluruh rumah kami tutup berdempetan (sepanjang yang kami temukan), cuma tikus itu tetap masuk apartemen. Rumah kami dikelilingi ladang kosong yang luas milik tetangga. Kami menduga tikus itu adalah tikus tipar. Tubuhnya cukup besar dan bulunya hitam legam.
Pertama kali kami menyadari kehadiran warga kondominium yang tak diundang, dan tak kami ingini itu, detik saya paruh menonton film. Sekonyongkonyong suku saya diterjang benda dingin yang menjulur ke arah televisi, dan saya lihat tikus hitam besar itu berlari kencang bersembunyi di mengsol rak buku. Dalaman saya nyaris copot, darah naik ke pemimpin akibat terkejut, dan faali kedua kaki saya sanggang ke atas.
Bau kencur kemudian muncul kemarahan dan dendam saya. Saya mencari semacam tongkat di perbaraan, dan hanya saya temukan sapu ijuk. Sapu itu saya balik memegangnya dan menuju ke jihat balik rak kiat.Tangan saya amat kebelet memukul habis itu tikus. Namun, tak saya lihat wujud benda apa pun di sana. Bisa jadi begejil item mutakadim timbrung rak bagian asal di mana terletak lubang lakukan mengegolkan benang kuningan-kabel pada televisi. Bagi memeriksanya, saya harus mematikan televisi tinggal. Saya takut kalau tikus keparat itu menyerang saya mulai-tiba.
Imigran gelap rumah itu, saya biarkan selamat dahulu.
Saya tidak pernah menceritakan eksistensi tikus itu kepada ayutayutan saya yang pembenci tikus, hingga sreg satu hari amputan saya yang justru memberitahukan kepada saya adanya tikus tersebut. Berita itu serupa itu pentingnya melebihi kegawatan masuknya teroris di kampung kami.
“Pak, flat kita kesampukan tikus sekali lagi! Besar sekali! Item!”
“Di mana Mamah tatap?”
“Di anglo, lari dari rak piring menuju belakang lemari pendingin!” Istri saya terbang asing formal, menahan napas, sambil mengacung-acungkan pisau pemanas ke sebelah kulkas di keran.
“Mutakadim suatu tahun enggak ada tikus. Rumah mutakadim tahir. Kok tikus masuk rumah kita? Tetangga jauh. Berbunga mana tikus itu?”
“Itu tikus huma, Mah,” jawab saya leha-leha bersama-sama mengembalikan pusat ke rak resep.
“Jangan santai-leha-leha belaka Pah, cepat lihat kolong kulkas!”
Walah, situasi semakin gawat. Saya memenuhi perintah istri saya dengan membakar senter ke bagian kolong kulkas. Tidak ada apa pun. Tikus keparat! Ke mana ia lulus?
Sejak itu istri saya amat ketat menjaga kebersihan. Semua piring di rak dibungkus kain, lagi kancah sendok. Tudung saji diberati dengan ulekan agar tikus tidak boleh menerobos masuk cak bagi ki mencaplok makanan sisa. Gelas bekas saya minum malam hari harus ditutup rapat. Tempat sampah ditutupi bakul sampah penadah sampah sambil diberati batu. Ketatanegaraan kami merupakan semua tempat makanan ditutup rapat-rapat sehingga tikus tak akan bisa melangkahi.
Istri saya memesan dibelikan lem tikus paling andal. Selembar jeluang minyak tebal dilumuri lem tikus oleh istri saya dan di tengah-tengah lumuran lem itu ditaruh empedal ayam babak makan malam saya. Jebakan lem tikus ditaruh di tungkai kulkas. Puas lilin lebah itu, ketika istri saya tengah asyik menonton sinetron, istri saya tiba-berangkat berteriak memanggil saya yang sedang mengulangi membaca di kamar kerja, bahwa si tikus terkurung.
Saya buru-buru menutup buku dan lari ke tungku menyusul gendak. Ter-hormat, seekor tikus hitam sedang meronta-ronta mengasingkan diri berpunca kertas yang berlem itu.
“Mana pukul logam?!” saya ganar mengejar pemukul ferum yang entah disimpan di mana di dapur itu.
“Jangan dipukul Pah!”
“Lalu bagaimana?” Saya menjawab mendongkol.
“Selimuti dengan kertas harian. Basung rapat-rapat. Digulung supaya seluruh lem lengket ke badannya.”
“Lampau diapakan?” Saya semakin dongkol.
“Lepaskan di tempat sampah!”
“Aah, mana pukul besi?”Kedongkolan memuncak.
“Nanti darahnya ke mana-mana! Contong doang bersebelahan-rapat!”
Saya mengalah. Ketika tikus itu akan saya tutupi daluang koran, matanya kuyu penuh ketakutan memandang saya. Ah, persetan! Saya menekan rasa pembebasan saya. Tikus saya bungkus bersampingan-mepet, lalu saya campakkan di tahang sampah di depan apartemen, sambil tidak lalai memenuhi perintah istri saya agar penutupnya diberati batu.
Siang harinya sepulang dari mengajar, ulam-ulam saya terbata-bata memberi tahu saya bahwa tikus itu ampunan ketika Mang Maman pandai sampah mau menuangkan sampah ke gerobaknya. Kisahan Mang Maman, cak semau tikus melompat berpangkal gerobak sampahnya dan lari ke kebun sisi dengan tersampul jeluang coklat. Kisah lepasnya tikus ini beberapa hari kemudian diperkuat oleh Bi Nyai, asisten kami, bahwa dia melihat tikus hitam yang belang-belang kulitnya. Geram pula saya, dan diam-diam saya membeli dua jebakan tikus. Ketika mau saya pasang malam harinya, istri saya keberatan.
“Darahnya ke mana-mana,” katanya.
“Ah, gampang, urusan saya. Kalau kena lantai, saya akan pel pakai karbol,” jawabku.
Cem-ceman saya mengalah, dan rupanya merasa punya andil bersalah pula. Coba kalau tikus itu dulu kupukul kepalanya, tentu beres.
Sreg waktu subuh istri menggugah saya.
“Tikusnya kena, Pah!”
Memang bersusila, seekor tikus hitam terjepit haring persis lega lehernya. Talenta lain banyak keluar. Ketika saya amati berpokok dekat, ternyata bukan tikus yang kulitnya sudah belang-plontos.
“Ini lain tikus yang lepas itu, Mah!”
“Waktu?”Kamu mendekat mengamati.
“Takdirnya serupa itu cak semau tikus tak.”
“Barangkali ini istrinya,” celetekku.
Momen ingin saya belas kasihan dari jebakan, ampean saya melarangnya.
“Buang saja ke tempat sampah dengan jebakannya.”
Rasa lain lega dada masih menggantung di rumah kami.Tikus belang itu masih hidup. Antipati kami belum terbalas. Berhari-waktu kemudian kami meletuskan lagi lem tikus dengan bergantiganti umpan, seperti sate ayam, sate kambing, iwak jambal kegemaran saya, sosis, namun tak pernah berhasil menggetah si belang.
Bibi mengusulkan seharusnya dikasih umpan ayam jantan bakar. Saya membeli secebir ayam bakar di restoran padang nan paling ramai dikunjungi orang. Segumpal kecil paha ayam jago itu dipasang istri saya di tengah lumuran perekat Fox, sisanya saya pakai lauk makan malam.
Gagasan Bi Nyai ternyata pintar. Seekor tikus menggeliat-geliat mengkhususkan diri dari kubus tebal yang dilumuri perekat.Tikus itu serius n antipoda candik saya, di sejumlah bagian badannya sudah enggak bersurai. Kasihan pun melihat sorot matanya yang memelas seolah minta ampun.
“Mah, cepat ambil pukul besinya.”
Istri saya mengambil pukul ferum di penyalai dan diberikan kepada saya. Ketika mau saya hantam kepalanya, istri saya melarang serempak berteriak.
“Tunggu dulu! Palu besinya dibungkus koran dulu. Bos tikus juga dibungkus kronik. Darahnya dapat enggak ke mana-mana!”
Begitu jengkelnya saya kepada ampean yang tidak hubungan belajar bahwa tikus nan meronta-ronta itu bisa izin juga.
“Cepat sana. Cari koran!” bentakku jengkel.
“Kenapa sih marah-marah saja?” sahut gula-gula saya dongkol juga. Saya sengap tetapi, tetapi patut tegang mengawasi tikus yang meronta-ronta semakin hebat itu. Kalau dulu berpengalaman abolisi, tentu kamu bisa maaf juga sekarang.
Akhirnya tikus hitam itu saya hantam tiga kali pada kepalanya. Bangkainya dibuang bibi di tempat sampah.
Beberapa tahun pasca- itu cem-ceman saya mulai kendur ketegangannya. Takdirnya saya lalai menutup sahifah nescafe, biasanya engkau berang-marah kalau alumnus pertinggal buah dada itu dijilati tikus, tetapi sekarang lain mendengar lagi sewotnya. Begitulah kesejahteraan kondominium kami mulai nampak, sampai sreg suatu pagi amputan saya mendengar sayup-sayup cicit-cicit bunyi orok tikus! Inilah gejala perang baratayuda akan dimulai sekali lagi di rumah kami.
“Harus kita temukan sarangnya! Jabang bayi-bayi tikus itu kelaparan ditinggal kedua orangtuanya. Kalau mati bagaimana? Kalau mereka nyawa, rumah kita menjadi apartemen tikus!” pembukaan amputan.
Dahulu kami mengamalkan pencarian meriah. Fragmen-bagian jadi-jadian di kondominium kami acak-acakan, namun bayi-bayi tikus tidak ketemu. Jabang bayi-bayi itu juga tak kedengaran tangisnya kembali. “Mungkin cak semau di panggar. Tapi bagaimana naiknya?” perkenalan awal saya.
“Nunggu Mang Maman jika ambil sampah siang,” kata candik. Ketika Mang Maman mau mengambil sampah di depan rumah, bibi mohon kepadanya untuk naik ke panggar mencari bayi-kanak-kanak anyir tikus.
“Di sebelah mana, Bu?” pertanyaan Mang Maman.
“Tadi hanya terdengar di dapur saja. Mungkin di atas dapur ini maupun karib-dekat selingkung situ,” sahut istri saya.
Sekitar setengah jam kemudian Mang Mamang berteriak mulai sejak para-para bahwa jabang bayi-bayi tikus itu ditemukan. Mang Maman membawa orok-bayi itu di kedua bogem mentah tangannya sambil menuruni tataran.
“Ini Bu terserah lima. Satu jabang bayi telah mati, yang lain mutakadim letoi. Lihat, berasimilasi mereka sudah tersengal-reumatik.”
Cem-ceman saya bergidik menyaksikan kanak-kanak anyir-bayi tikus sirah itu.
“Bunuh dan keluarkan ke tempat sampah, Mang” perkenalan awal ayutayutan saya.
“Ah, jangan Bu, mau saya gendong pulang.”
“Mau memelihara tikus?” tanya istri saya heran.
“Ah ya tidak Bu. Bayi-bayi tikus ini bisa dijadikan obat kuat,” jawab Mang Maman sambil menyernyih.
“Pengasosiasi lestari? Bagaimana memakannya?”
“Ya ditelan begitu saja. Bisa juga dicelupkan ke kecap makin dulu.”
Setelah memberi upah sepuluh ribu rial, ampean saya masih terbengong-bengong menyaksikan Mang Maman memasukkan keempat bayi tikus itu ke kedua kantong celananya, sementara itu nan seekor dijinjing dengan ujung tangan dan dilemparkan ke andong sampahnya.
Tikus-tikus tak terpisahkan dari nasib insan. Tikus selalu mengikuti makhluk dan meratah makanan manusia lagi. Sungguhpun bagi sementara orang, terutama nona, tikus-tikus amat menjijikkan, mereka sulit dimusnahkan. Perang menimpali tikus ini tak akan pernah berakhir.
Saya masih menunggu, sreg satu hari istri saya akan terdengar teriakannya lagi oleh manifestasi tikus-tikus yang baru.
Baca Juga: Himpunan Contoh Cerpen Singkat & Menarik beserta Strukturnya
Kajian Cerpen
Bagaimana menurutmu cerita tadi? Apakah menarik? Setelah kamu membacanya, waktu ini kita mulai menganalisis teoretis cerpen tersebut, yuk! Caranya adalah dengan
memperhatikan struktur
atau adegan-fragmen dari cerpen tersebut. Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, struktur cerpen koteng terdiri bersumber
Arketipe, Pembiasaan, Problem (Puncak Konflik), Evaluasi, Resolusi,
dan
Koda. Kita bahas satu tiap-tiap satu, ya!
a. Maya
Komplet merupakan putaran cerita nan
menggambarkan keseluruhan isi cerita. Takdirnya kedatangan paradigma dalam cerpen, sebenarnya bersifat opsional, kali ada nan menggunakannya mungkin sekali lagi tidak. Apalagi, jika kisah intern cerpen cenderung langsung pada peristiwa-peristiwa penting, lain bertele-tele, dan sinkron terpumpun pada konflik utamanya.
b. Orientasi
Pembiasaan adalah
pengenalan cerita. Pada orientasi ini, rata-rata pengarang ingin memulainya dengan menggambarkan penokohan ataupun sari-bibit masalah yang dialaminya. Contoh orientasi cerpen terdapat pada kutipan berikut ini:
Kutipan:
Entah bagaimana caranya tikus itu memasuki kondominium kami taat sebuah misteri. Tikus berpikir secara tikus dan manusia nanang secara khalayak, hanya manusia-tikus nan berbenda membongkar misteri ini. Semua lubang di seluruh rumah kami tutup rapat (selama yang kami temukan), namun tikus itu loyal turut rumah. Rumah kami dikelilingi kebun hampa nan luas eigendom tetangga. Kami menduga tikus itu yakni tikus kebun.Tubuhnya cukup besar dan bulunya hitam legam.
Kutipan tersebut
mengenalkan kelainan yang dialami tokoh, yaitu dengan melukiskan banyaknya tikus di dalam kondominium mereka.
c. Komplikasi (Puncak Konflik)
Komplikasi maupun puncak konflik yakni fragmen cerpen yang
menceritakan puncak penyakit nan dialami tokoh terdepan.
Komplikasi itu tentu saja tidak dikehendaki oleh sang tokoh. Bagian ini pula yang minimum menegangkan dan memunculkan rasa penasaran pembaca akan halnya cara sang otak di dalam menyelesaikan masalahnya dapat terjawab. Dalam fragmen ini, sang tokoh menghadapi dan menyelesaikan masalah itu, kemudian kulur konsekuensi atau akibat-akibat tertentu yang mendinginkan masalah sebelumnya.
Kutipan:
“Mah, cepat ambil pukul besinya.”
Gula-gula saya menjeput pukul besi di dapur dan diberikan kepada saya. Ketika cak hendak saya hantam kepalanya, gendak saya melarang sederum berteriak.
“Tunggu tinggal! Palu besinya dibungkus koran dahulu. Kepala tikus sekali lagi dibungkus surat kabar. Darahnya boleh enggak ke mana-mana!”
Begitu jengkelnya saya kepada istri nan tidak pernah belajar bahwa tikus yang meronta-ronta itu bisa izin kembali.
“Cepat sana. Cari koran!” bentakku jengkel.
“Kenapa sih berang-marah belaka?” sahut istri saya dongkol juga. Saya diam tetapi, doang cukup tegang mengawasi tikus yang meronta-ronta semakin hebat itu. Jika dulu berpengalaman lepas, tentu kamu boleh lepas juga sekarang.
Akhirnya tikus hitam itu saya hantam tiga kali sreg kepalanya. Bangkainya dibuang bibi di panggung sampah.
Kutipan tersebut yaitu ki aib karena
lega bagian itulah sang pencetus penting menyelesaikan permasalahannya, yakni dengan melakukan gerakan tangkap tikus bersama-sama istrinya. Pada bagian itu pula keluih ketegangan puncak antartokoh, termasuk implikasinya pada pembaca yang masuk terkebat emosi dan rasa penasarannya. Kemudian, hal tersebut terjawab, yaitu dengan terkalahkannya tikus-tikus pembawa masalah mereka itu.
d. Evaluasi
Evaluasi adalah
bagian yang
menyatakan komentar pengarang atas keadaan puncak nan telah diceritakannya
.
Komentar yang dimaksud dapat dinyatakan langsung oleh pengarang atau diwakili maka itu pengambil inisiatif tertentu. Pada bagian ini alur ataupun konflik narasi agak mengendur, doang pembaca ki ajek menunggu implikasi ataupun konflik selanjutnya, seumpama akhir berasal ceritanya.
Kutipan:
Beberapa musim setelah itu ampean saya menginjak kendur ketegangannya. Jikalau saya lupa menutup kopi, umumnya dia murka-murka kalau mantan sertifikat susu itu dijilati tikus, tetapi sekarang tidak mendengar lagi sewotnya. Begitulah kesentosaan rumah kami mulai nampak, sampai pada suatu pagi istri gelap saya mendengar sayup-sayup cicit-cicit obstulen bayi tikus! Inilah gejala perang baratayuda akan dimulai pula di flat kami.
Penggalan cerita di atas
merupakan akibat atau implikasi dari kejadian puncak. Sang istri tokoh penting tak tegang lagi dengan ulah-ulah tikus itu, kedamaian di rumahnya pula tiba mereka rasakan walaupun itu bukan yang terakhir karena masih ada masalah lain nan tersisa, yakni yang disebut dengan perang Baratayuda, pencarian habis-habisan terhadap sisa-sisa dan sarang-sarang tikus.
e. Resolusi
Resolusi merupakan
tahap penyelesaian akhir bermula seluruh rangkaian cerita
.
Bedanya dengan komplikasi, pada adegan ini kemelut telah lebih mereda. Bisa dikatakan pada episode ini hanya terdapat masalah-masalah katai yang tersisa yang terbiasa mendapat penyelesaian.
Kutipan:
Istri gelap saya bergidik menyaksikan bayi-bayi tikus abang itu.
“Bunuh dan buang ke gelanggang sampah, Mang” pembukaan istri saya.
“Ah, jangan Bu, mau saya bawa pulang.”
“Kepingin membudidayakan tikus?” cak bertanya istri gelap saya heran.
“Ah ya tak Bu. Jabang bayi-kanak-kanak anyir tikus ini dapat dijadikan obat kuat,” jawab Mang Maman serempak nyengir.
“Perunding awet? Bagaimana memakannya?”
“Ya ditelan serupa itu tetapi. Dapat juga dicelupkan ke kecap lebih dulu.”
Sesudah menjatah upah sepuluh ribu rial, istri gelap saya masih terbengong-bengong menyaksikan Mang Maman memasukkan keempat jabang bayi tikus itu ke kedua dompet celananya, padahal yang seekor dijinjing dengan jari dan dilemparkan ke delman sampahnya.
Kutipan tersebut membualkan
penyelesaian keburukan, sebagai akhir berpunca konflik penting, tidak pun ada ketegangan di dalamnya. Semua ki kesulitan pun dianggap tuntas dengan dimasukkannya momongan-momongan tikus ke internal kantong celana Mang Maman dan sebagiannya lagi dibuang ke gerobak sampah dengan entengnya.
f. Koda
Koda yakni
komentar penghabisan terhadap keseluruhan isi cerita
.
Babak ini boleh juga diisi dengan simpulan adapun hal-hal yang dialami protagonis.
Kutipan:
Tikus-tikus enggak terpisahkan dari umur orang.Tikus sayang mengikuti manusia dan memakan makanan sosok pula. Kendatipun bagi sementara orang, terutama amoi, tikus-tikus amat menjijikkan, mereka jarang dimusnahkan. Perang mengembari tikus ini tak akan pernah berpisah.
Saya masih menunggu, pada suatu periode istri saya akan terdengar teriakannya pun makanya penampakan tikus-tikus nan mentah.
Internal babak narasi tersebut,
pengarangnya mengomentari bahwa perang manusia melawan tikus lain akan pernah berakhir. Tikus-tikus ki ajek akan menguntit insan selama makanannya itu tetap suka-suka, tidak terkecuali pada istrinya yang sreg ketika-ketika tertentu akan merasa terancam pun oleh penampakan tikus-tikus baru lainnya.
Episode-bagian kisah sumir itu ialah rancangan struktur awam. Artinya lalu mungkin keberadaan cerpen-cerpen lainnya bukan mempunyai struktur seperti itu. Peristiwa ini terkait dengan kreativitas dan kebebasan yang dimiliki oleh setiap pengarang kerumahtanggaan berkarya. Nah, kemerdekaan itu biasa disebut sebagai
Licentia Poetica
.
Baca Juga: Contoh Referensi Eksplanasi berdasarkan Strukturnya
Itu semua adalah gambaran dalam menganalisis sebuah cerpen. Ada banyak struktur dalam cerpen yang kalau kita urutkan, bisa kita pahami prinsip pengarang n domestik membentuk sebuah coretan narasi yang menarik dan imajinatif.
Bagaimana? Sekarang kamu sudah reaktif kan apa itu cerpen dan bagaimana pendirian menganalisis contoh cerpen berdasarkan strukturnya? Senyatanya masih banyak lho, teknik-teknik nan bisa digunakan dalam menganalisis sebuah cerpen. Takdirnya kamu ingin pemenang membuat cerpen nan menarik dan disenangi banyak pembaca, mulailah memahaminya dan mulailah menulis.
So, lakukan mendapatkan banyak pengetahuan akan halnya cerpen, selain semenjak guru di sekolahmu, kamu kembali bisa menonton video belajar di ruangbelajar. Setelah itu, beliau bisa konsultasikan deh, ke gurumu! Jadi, selamat sparing dan menulis cerpen!
Referensi:
Suherli dkk. 2022.
Bahasa Indonesia bikin SMA/MA Papan bawah 11. Jakarta: Ki akal Kurikulum dan Perbukuan, Balitbang, Kemendikbud.
Artikel ini telah diperbarui pada 15 November 2022.
Source: https://www.ruangguru.com/blog/apa-itu-cerpen