Topik Yang Bisa Dijadikan Untuk Belajar Bahasa Inggris
Geografi
yaitu ilmu yang mempelajari adapun rangkaian, kemiripan, dan perbedaan antar ruang di Bumi.[1]
Pusat kajian ilmu permukaan bumi adalah hubungan insan dan lingkungannya. Secara awam, geografi terbagi menjadi dua cabang saintifik yaitu geografi badan dan geografi manusia. Sesudah tahun 1945, ilmu permukaan bumi lebih diarahkan ke ilmu sosial dan mengutamakan kajian mengenai ilmu permukaan bumi makhluk.[2]
Geografi punya konsep-konsep berjasa yang digunakan untuk memahami interelasi, bagan, dan fungsi peristiwa liwa dan peristiwa sosial.[3]
Pangkal-usul istilah
[sunting
|
sunting sendang]
Erastothenes merupakan tokoh yang pertama kali menggunakan istilah ilmu permukaan bumi. Alas kata ilmu permukaan bumi berasal dari afiliasi introduksi dalam bahasa Yunani yaitu kata geo
dan graphein.
Geo
bermakna bumi dan
graphein
bermanfaat garitan atau lukisan, sehingga ilmu permukaan bumi diartikan sebagai gubahan mengenai bumi. Dalam artian yang lebih luas, geografi diartikan andai ilmu yang mempelajari tentang bumi. Bumi nan dimaksud bukan saja berkenaan dengan tulangtulangan fisiknya saja, melainkan meliputi semua gejala dan proses liwa yang terjadi beserta gejala dan proses kehidupannya. Gejala dan proses umur ini juga membahas mengenai kehidupan para penghuni manjapada yaitu tumbuhan, hewan, dan anak adam. Istilah geografi mulai dikenal dan hambur luas di kalangan intelektual puas abad ke-1 M.[4]
Sejarah
[sunting
|
sunting sumber]
Geografi klasik
[sunting
|
sunting sendang]
Pengetahuan mengenai ilmu permukaan bumi telah dikenal sejak zaman Yunani Bersejarah. Pada masa itu, mitologi masih memberikan banyak pengaruh terhadap manifesto tentang bumi. Supremsi mitologi berkurang setelah hobatan alam mulai berkembang sejak abad ke-6 SM. Dasar guna-guna alam dan aji-aji pasti mulai membentuk manifesto akan halnya bumi. Penyelidikan tentang bumi mulai memanfaatkan akal sehat.[5]
Pada masa sebelum masehi, para filsuf dan sejarawan menjadi perakit rukyat dan paham tentang geografi. Penjelasan-penjelasan tentang geografi masih berwatak sejarah, padahal penjelasan tentang sejarah bersifat geografi. Selain itu, tulisan mengenai pembuatan kar bumi atau lukisan masih terbatas sreg distrik-daerah tertentu. Pada musim sebelum masehi, pengetahuan ilmu permukaan bumi hanya diberikan kepada keadaan-hal yang bisa diukur menggunakan ilmu matematika.[6]
Penjelasan tentang ruang di muka bumi sebagian besar digambarkan oleh para pelancong. Konsep nan diberikan didasari oleh kejadian bersejarah yang dialami secara langsung atau melalui pengamatan sinkron. Selain itu, penjelasan geografi juga tiba membahas tentang gejala dan ciri-ciri alam dan anak adam sebagai penghuni umbul-umbul. Penjelasan yang diberikan oleh para pelancong masih bersifat membandingkan daerah asal mereka dan daerah bukan yang memiliki perbedaan yang jelas.
Geografi abad pertengahan
[sunting
|
sunting sumber]
Pada akhir abad medio, penjelasan-penjelasan tentang geografi masih berupa hasil laporan perjalanan. Takrif ini terbagi menjadi informasi avontur darat dan laporan perjalanan laut.[7]
Pengetahuan tentang geografi diperoleh pecah tulisan perjalanan dari para pedagang yang mengerjakan perniagaan antarnegara dan antar benua. Selain itu, pengetahuan ilmu permukaan bumi juga diperoleh melalui para laskar perang nan melakukan ekspansi ke wilayah negara atau kerajaan enggak. Catatan perjalanan darat nan layak memberikan banyak informasi tentang geografi adalah catatan perjalanan Via Appia. Catatan ini menjelaskan tentang sagur perjalanan darat antara Roma dan Capua pada tahun 950 M. Goresan lain yang juga memberi informasi tentang ilmu permukaan bumi adalah catatan pengelanaan Jalur Benang. Catatan ini mengklarifikasi mengenai kolek penjelajahan darat pecah Tiongkok hingga ke Timur Tengah lega masa abad pertengahan. Karangan-catatan perjalanan ini kemudian disebarluaskan ke berbagai negara ataupun kerajaan, sehingga terjadi beraneka rupa kegiatan yang bertujuan untuk menemukan kawasan baru yang belum dikenal sama sekali.[8]
Geografi masa renaisans
[sunting
|
sunting perigi]
Pada masa renaisans, pengetahuan ilmu permukaan bumi mengalami perkembangan pesat karena adanya propaganda renovasi di bidang seni dan filsafat. Munculnya perseptif Protestanisme pun menjadi penyebab berkembangnya permakluman geografi nan berhubungan dengan humanisme kerumahtanggaan agama. Para sarjana memperoleh keleluasaan dalam menampilkan pendapatnya tentang kejadian mayapada. Para pelancong sudah tidak juga saja ingi mengetahui keadaan geografi secara fisik, doang memiliki tujuan-tujuan tertentu di dalam perjalanannya. Para pelancong mencoba untuk menemukan provinsi mentah yang dapat memberikan sumber keuntungan secara ekonomi. Pencarian keuntungan ini dilakukan dengan membentuk provinsi daerah jajahan ataupun berbuat penggalasan. Para pelancong juga memiliki tujuan yang berkaitan dengan keagamaan. Serempak berwarung alias membentuk dominion, mereka sekali lagi menyebarkan agama yang diyakininya kepada daerah-area baru. Tujuan ini dianggap perumpamaan tugas suci kerumahtanggaan rangka pengembangan ajaran agama. Selain itu, siaran tentang provinsi baru juga boleh diperoleh karena adanya peperangan. Keinginan untuk berburu keuntungan ekonomi dan penyiaran agama bisa menimbulkan konflik sosial sreg bermacam-macam maslahat-kepentingan yang berbeda. Perbedaan fungsi ini kemudian menimbulkan konflik yang memicu terjadinya peperangan lakukan memperebutkan dominasi otoritas.[9]
Sifat penulisan geografi masih bersifat deskriptif sungguhpun penemuan geografi telah dilakukan dengan tujuan-tujuan ekonomi, agama, dan kekuasaan. Selain itu, penjelasan-penjelasan yang diberikan belum ditulis dengan memperhatikan gejala yang teramati. Para pelancong juga melakukan avontur menjelajahi negeri baru bagi dijadikan seumpama petualangan. Hasil petualangan tersebut kemudian digunakan lakukan menaik siaran tentang bumi. Puas tahun ini juga terjadi perkembangan pesat tentang konsep geografi yang berkepribadian matematis. Para sarjana mulai memperoleh keleluasaan karena kekuasaan gereja menginjak berkurang. Para jauhari di bidang hobatan alam mulai memperoleh penemuan-reka cipta nan antagonistis dengan tafsiran gereja terhadap Alkitab.[10]
Pengetahuan ilmu permukaan bumi mulai dipelajari secara khusyuk sejak adanya penemuan-invensi oleh para intelektual hobatan standard abad ke-17 M. Pentolan-penggerak yang berkarisma yaitu Isaac Newton (1629-1695), Robert Boyle (1627-1691), dan Christiaan Huygens (1629-1695). Masyarakat mulai mempelajari gejala-gejala yang berhubungan dengan gunung dan gunung-gemunung, arus laut, dan angin.[11]
Geografi masih dikaitkan dengan ki kenangan dan astronomi hingga abad ke-18 M. Selain itu, pemaknaan geografi masih bersifat tersisa dan sekadar diartikan sebagai kenyataan tentang dunia.[12]
Geografi modern
[sunting
|
sunting sumber]
Pada penutup abad ke-18 M, start berkembang rukyat tentang ilmu permukaan bumi sebagai satu disiplin ilmiah. Selain itu, geografi juga tiba dipandang sebagai warta yang bisa dimanfaatkan secara praktis.[13]
Sebaliknya, perseptif tentang geografi manusia mengalami kemunduran di lingkaran para sarjana puas masa awal dan pertengahan abad ke-19 M. Kemunduran amanat terjadi di Eropa Barat, khususnya di Inggris dan Berlin. Di Inggris, ilmu tentang geografi makhluk tidak berkembang setelah Alexander Maconochie mengundurkan diri berpunca pekerjaannya sebagai ilmuwan geografi manusia. Di Universitas Berlin, geografi manusia tidak mengalami perkembangan. Penyebabnya adalah tidak adanya penerus dari sarjana ilmu permukaan bumi bernama Carl Ritter yang wafat pada tahun 1859. Plong akhir abad ke-19 M, ilmu tentang geografi lebih dipusatkan kepada pengetahuan geologi dan metode ilmiah yang berkaitan dengan ilmu bumi. Kajian yang dilakukan lebih mengutamakan tentang iklim, tanaman, dan hewan, serta bentang alam.[14]
Di Amerika Maskapai, hobatan geografi mengalami kronologi pesat di gudi sarjana ilmu terapan. Bentang alam dan sumber daya air menginjak dipelajari oleh John Wesley Powell (1834-1902). Pengetahuan ini kemudian digunakan untuk mengetahui pemanfaatan tanah di satu tempat dengan selengkapnya. Perawatan mata air daya pula mulai diperhatikan dan dikaji maka itu George Perkins Marsh (1801-1882). Marsh mengemukakan pandangannya adapun pelestarian perigi daya dalam pendahuluan bukunya yang berjudul
Man and Nature, or Physical Geography as Modified by Human Action
(1864). Marsh mengembangkan pemikiran Alexander von Humboldt dan Ritter untuk memajukan pemikirannya tentang kontrol hamba allah terhadap kehancuran duaja.[15]
Geografi mutakhir
[sunting
|
sunting perigi]
Pada pertengahan abad ke-20 M. para sarjana geografi mulai meneliti ilmu permukaan bumi dengan menggunakan analisis spasial. Rahasia kajian geografi berada kerumahtanggaan ranah deskripsi dan sintesis aspek bodi dan sosial suatu wilayah. Para ahli geografi kemudian menggunakan pemahaman matematis hubungan spasial cak bagi memperoleh wawasan baru tentang geografi. khususnya lokasi geografis kota dan interaksinya. Selain itu, terjadi perkembangan dalam ilmu permukaan bumi manusia. Studi tentang ilmu permukaan bumi manusi sudah tidak n kepunyaan tujuan tertentu melainkan menggunakan riset ilmiah. Pendekatan yang digunakan internal meneliti ialah teori-teori ekonomi neoklasik dengan konsep marxisme, feminisme, pascakolonialisme dan post-modernisme.[16]
Pada masa ini, geografi telah digunakan bikin memintasi beraneka ragam kebobrokan yang dihadapi oleh manusia. Geografi andai permukaan keilmuan kemudian berangkat digabungkan dengan berbagai loyalitas ilmiah lainnya. Selain itu, penelitian ilmu permukaan bumi juga telah mempergunakan metode statistik dan metode kuantitatif serta memanfaatkan penggunaan piranti komputer jinjing cak bagi menempa dan menganalisa data.[17]
Pengadaan data ilmu permukaan bumi pun telah memperalat citra satelit sehingga informasi yang diperoleh menjadi lebih tepat dan akurat. Penggunaan citra satelit dalam analisis penelitian geografi dipelopori oleh para geograf Amerika Sindikat dan Swedia plong masa 1960 dengan menerapkan metode kuantitatif. Citra planet digunakan pada geografi fisik dan cagak ilmu permukaan bumi lainnya dengan uluran tangan piranti komputer jinjing. Penggunaan citra satelit ini kemudian diterapkan di berbagai negara beradab.[18]
Defenisi
[sunting
|
sunting sumber]
- Eratosthenes (abad ke-1)[19]
- “Geografi berasal mulai sejak pembukaan
geographica
yang berjasa penulisan alias pencitraan mengenai tulangtulangan roman Marcapada.“ - Claudius Ptolomaeus
- “Geografi yakni suatu penguraian melewati peta dari sebagian dan seluruh rataan marcapada.“
- Ullman (1954)
- “Geografi adalah interaksi antar urat kayu.“
- Strabo (1970)
- “Geografi hampir kaitannya dengan faktor lokasi, karakteristik tertentu dan hubungan antar kawasan secara keseluruhan. Pendapat ini kemudian disebut konsep ‘Natural Attribute of Place’.“
- Ekblaw dan Mulkerne
- “Ilmu permukaan bumi adalah mantra deklarasi yang mempelajari marcapada, dan kehidupannya, memengaruhi penglihatan spirit kita, nafkah nan kita konsumsi, pakaian yang kita gunakan, rumah yang kita huni, dan tempat rekreasi yang kita nikmati.“
- Paul Vidal de La Blance
- “Geografi adalah pengkajian tentang kualitas negara-negara, di mana penentuan satu nyawa tergantung bagaimana basyar mengelola duaja ini.“
- Prof. Bintarto (1981)[19]
- “Geografi mempelajari hubungan kausal gejala-gejala di rataan manjapada, baik yang bersifat fisik atau yang menyangkut kehidupan turunan atma beserta permasalahannya melewati pendekatan keruangan, kelingkungan, dan regional lakukan kemustajaban program, proses, dan keberhasilan pembangunan.“
- Hasil seminar dan sanggar kerja IGI (Ikatan Geografi Indonesia) di Semarang (1988)[19]
- “Geografi adalah hobatan yang mempelajari paralelisme dan perbedaan fenomena geosfer dengan sudut pandang kewilayahan, serta kelingkungan dalam konteks keruangan.“
- Von Rithoffen
- “Geografi adalah penajaman mengenai gejala, dan sifat-kebiasaan bidang dunia serta penduduknya yang disusun berdasarkan letaknya, dan mencoba menguraikan hubungan timbal mengsol antara gejala-gejala, dan sifat tersebut.“
- Haris (2012)
- “Ilmu permukaan bumi adalah suatu mantra yang mengkaji segala aspek-aspek yang ada di rataan manjapada dengan konsep spasial untuk pendayagunaan pembangunan yang ada di latar Bumi.“
- Bernhardus Varenius, Dalam karyanya yang berjudul
GEOGRAPHIA GENERALIS, dia membagi geografi menjadi
- Geografi absolute
- Geografi relative
- Geografi komparatif
Objek bahasan
[sunting
|
sunting sumber]
Geografi n kepunyaan dua objek bahasan yaitu sasaran material dan objek formal. Objek material geografi adalah fenomena geosfer yang membentangi segala benda lengang dan cucu adam usia di internal manjapada beserta lingkungannya. Pembahasan mengenai geosfer terdiri mulai sejak panca lapisannya, adalah atmosfer, litosfer, hidrosfer, biosfer, dan antroposfer. Bentangan langit, litosfer, dan hidrosfer membincangkan adapun benda nyenyat di bumi. Atmosfer menggunjingkan akan halnya awan yang menyelubungi bumi, litosfer membahas jangat mayapada, sedangkan hidrosfer mengomongkan mengenai air. Biosfer dan antrosfer membahas mengenai basyar hidup. Biosfer ceratai tentang hewan dan tanaman, sedangkan antrosfer membahas tentang cucu adam.
Bahan baku geografi membahas tentang cara pandang khalayak tentang segala material nan cak semau di bumi. Cara pandang ini kemudian disertai dengan jalan angan-angan dan melakukan analisa terhadap material tersebut. Pendekatan yang digunakan bakal membuat suatu cara pandang akan halnya objek material yakni melalui amatan. Kajian yang dapat diterapkan di dalam geografi adalah amatan keruangan, analisis mileu, dan amatan kewilayahan.[20]
Konsep
[sunting
|
sunting sumber]
Lokasi
[sunting
|
sunting sumber]
Lokasi adalah konsep mengenai kesediaan suatu objek di mayapada yang berkaitan dengan suatu tempat ataupun letak wilayah. Konsep lokasi terbagi menjadi lokasi absolut dan lokasi relatif. Lokasi absolut dapat diketahui dengan meluluk garis lintang dan garis bujur, sedangkan lokasi nisbi merupakan lokasi nan berubah-tukar tempatnya. Keadaan lokasi absolut bertabiat konsisten dan berpedoman sreg astronomi bumi. Garis lintang digunakan untuk menentukan perbedaan iklim, sedangkan meridian digunakan untuk menentukan perbedaan waktu. Dalam kajian geografis, lokasi nisbi makin banyak digunakan dibandingkan lokasi absolut. Lokasi relatif digunakan buat menentukan lokasi geografis.[21]
Jarak
[sunting
|
sunting sumber]
Konsep jarak digunakan dalam atma sosial, ekonomi alias politik. Manusia menggunakan konsep jarak bakal memperoleh berbagai keuntungan. N domestik ilmu permukaan bumi, konsep jarak dibagi menjadi jarak mutlak dan jarak relatif. Perbedaan antara jarak mutlak dan jarak relatif yakni pada asongan nan digunakan. Jarak mutlak dinyatakan dalam runcitruncit meter ataupun kilometer, sedangkan jarak relatif dinyatakan dalam satuan waktu.[21]
Morfologi
[sunting
|
sunting mata air]
Intern geografi, morfologi merupakan konsep adapun bentuk permukaan bumi. Bentuk ini diperoleh melewati proses alam. Morfologi menghubungkan antara proses umbul-umbul dan hubungannya dengan kegiatan makhluk.[22]
Keterjangkauan
[sunting
|
sunting sumber]
Dalam geografi, keterjangkauan diartikan laksana suatu fasilitas intern mengakses jarak nan ditempuh. Kemudahan ini berkaitan dengan ketersediaan kendaraan dan prasarana.[22]
Model
[sunting
|
sunting sumber]
Internal ilmu permukaan bumi, pola merupakan bentuk interaksi antara bani adam dengan mileu pan-ji-panji di sekitarnya. Pola juga dapat terasuh melangkaui interaksi antara lingkungan di sekeliling manusia dan lingkungan lainnya. Pembahasan tentang pola di internal geografi berkaitan dengan persebaran fenomena bendera di dunia.[23]
Aglomerasi
[sunting
|
sunting sendang]
Aglomerasi yakni konsep mengenai penggolongan penduduk. Penjenisan didasarkan kegiatan nan dilakukan anak adam pada satu negeri atau daerah.[23]
Poin kegunaan
[sunting
|
sunting sumber]
Nilai kegunaan berkaitan dengan guna yang diberikan maka itu satu wilayah di durja manjapada pada basyar jiwa. Nilai kegunaan ini bersifat nisbi dan berlainan-beda pada tiap area. Nilai kegunaan lega suatu kewedanan dibedakan menjadi suatu khasiat dan suatu kekurangan. Ekspansi berpangkal nilai kegunaan signifikan buat meningkatkan kesejahteraan suatu negeri.[23]
Interdependensi
[sunting
|
sunting sumber]
Interdependensi adalah konsep tentang adanya sifat saling ketergantungan antara suatu wilayah dengan wilayah lainnya. Tiap wilayah dapat memengaruhi dan dipengaruhi oleh wilayah lain karena adanya interaksi untuk memenuhi kebutuhan. Interaksi yang terjadi kemudian menciptakan menjadikan komunikasi, perbelanjaan maupun migrasi antarwilayah.[24]
Diferensiasi area
[sunting
|
sunting mata air]
Diferensiasi area berkaitan dengan perbandingan antarwilayah yang diketahui melalui perbedaan yang cak semau. Masing-masing wilayah memiliki keunikan yang membedakannya dengan wilayah lain.[25]
Keterkaitan ruangan
[sunting
|
sunting sendang]
Keterkaitan kolom memasrahkan penjelasan akan halnya tingkat keterkaitan antarwilayah akibat adanya interaksi. Jenis interaksi yang terjadi adalah suatu hubungan sebab-akibat di masing-masing area.[26]
Pendekatan Ilmu permukaan bumi
[sunting
|
sunting sendang]
Pendekatan Spasial (Keruangan)
[sunting
|
sunting sumur]
Analisis keruangan merupakan pendekatan yang istimewa dalam geografi karena merupakan studi mengenai variabilitas ruang wajah manjapada dengan menelaah masing-masing aspek-aspek keruangannya. Aspek-aspek ruang durja dunia meliputi faktor lokasi, kondisi alam, dan kondisi sosial budaya masyarakatnya. Intern mengkaji aspek-aspek tersebut, seorang ahli ilmu permukaan bumi sangat mengupas faktor letak, aliran (persebaran), perkariban serta interaksinya. Riuk satu contoh pendekatan keruangan tersebut adalah sebidang tanah nan harganya mahal karena tanahnya subur, dan terletak di pinggir jalan. Lega cermin tersebut, yang pertama adalah memonten tanah berdasarkan daya produksi pertanian, sementara itu yang kedua menilai persil berdasarkan angka ruangnya yaitu letak yang politis.
Pendekatan Ekologi (Lingkungan)
[sunting
|
sunting sumber]
Pendekatan lingkungan didasarkan puas salah satu prinsip dalam ketaatan aji-aji biologi, yaitu afiliasi nan menonjol antara makhluk arwah dengan lingkungannya. Di dalam amatan lingkungan ilmu permukaan bumi menelaah gejala interaksi, dan pergaulan antara komponen fisikal (saintifik) dengan nonfisik (sosial). Pendekatan ekologi mengamalkan analisis dengan melihat persilihan komponen biotik, dan abiotik dalam keseimbangan ekosistem satu wilayah. Misalnya, suatu stepa yang ditinggalkan oleh kawanan hewan pemakan rumput akan menyebabkan terjadinya pergantian lahan, dan perlombaan penghuninya.
Pendekatan Regional (Kompleks Kewedanan)
[sunting
|
sunting sumber]
Analisis obsesi wilayah membandingkan beraneka ragam kawasan di muka bumi dengan memperhatikan aspek-aspek keruangan, dan mileu dari sendirisendiri negeri secara komprehensif. Contohnya, wilayah kutub tentu sangat berbeda karakteristik wilayahnya dengan kewedanan khatulistiwa.[27]
Prinsip
[sunting
|
sunting sumber]
Kaidah arus
[sunting
|
sunting sumber]
Mandu sirkuit adalah cara paling awal yang digunakan untuk mengkaji gejala dan fakta geografi. Pemanfaatan mandu ini didasari maka dari itu adanya persebaran yang bukan merata pada berjenis-jenis fenomena geografi di bumi. Bentuk fenomena yang menggunakan prinsip persebaran yaitu bentang alam, tumbuhan, satwa dan basyar.[28]
Satu fenomena boleh dijelaskan dengan melekat melangkahi prinsip rotasi. Selain itu, prinsip persebaran juga dapat menjelaskan interelasi antar fenomena.[29]
Pendirian keterkaitan
[sunting
|
sunting sumber]
Mandu keterkaitan merupakan kelanjutan dari pendirian persebaran. Fenomena-fenomena yang telah diketahui pola penyebaran dan faktanya, dihubungkan satu sama lain. Prinsip keterkaitan berlandaskan kepada fakta bahwa manusia dan pataka memiliki hubungan nan silih berkaitan. Ikatan ini dapat terjadi antara manusia dengan bani adam, duaja dengan alam, maupun alam dengan manusia.[29]
Prinsip visualisasi
[sunting
|
sunting sumber]
Prinsip penggambaran merupakan kaidah yang menjelaskan tentang aliansi antara fenomena dan penyebarannya privat satu ruang. Batasan ruang yang dijelaskan yakni geosfer. Informasi dapat diberikan dalam bentuk garitan, grafik, gambar atau diagram. Penyajian informasi dilakukan dalam bentuk fakta, gejala, atau komplikasi yang memiliki kombinasi sebab-akibat. Selain itu, pengutaraan maklumat dapat menggunakan metode kualitatif atau kuantitatif.[30]
Prinsip korologi
[sunting
|
sunting sumber]
Prinsip korologi merupakan gabungan dari prinsip rotasi, prinsip keterkaitan dan cara penggambaran. N domestik prinsip korologi, analisa persebaran terhadap gejala dan permasalahan geografi dilakukan dengan mengamati aspek yang memengaruhi interaksi. Prinsip korologi diterapkan pada geografi modern.[30]
Cara pemetaan
[sunting
|
sunting sumber]
Atlas bumi Ptolemy yang disusun juga dari Geographia Ptolemeus (seputar 150) puas abad ke-15, mengindikasikan “Sinae” (Cina) di ekstrem kanan, luar pulau “Taprobane” (Sri Lanka, raksasa), dan “Aurea Chersonesus” (Asia Tenggara).
Ptolemeus juga merancang, dan menyenggangkan petunjuk tentang cara membuat denah marcapada nan dihuni (oikoumenè), dan provinsi Romawi. Pada episode kedua berpokok buku Geographia ia memberikan daftar topografi nan diperlukan, dan keterangan lakukan peta. Oikoumenè Nya membentang 180 derajat garis bujur berusul kepulauan Canary di Samudra Atlantik ke Cina, dan seputar 80 derajat lintang berpunca Arktik, India timur setakat jauh ke Afrika; Ptolemeus menyadari bahwa dia mengetahui hanya seperempat berpokok seluruh dunia .
Metode
[sunting
|
sunting mata air]
Kekeluargaan keruangan merupakan kunci sreg ilmu sinoptik ini, dan menggunakan atlas bak perangkat utamanya. Kartografi klasik digabungkan dengan pendekatan analisis geografis yang lebih berbudaya kemudian menghasilkan Sistem Keterangan Geografis (SIG) yang berbasis komputer jinjing.
Geografer menggunakan empat pendekatan:
- Sistematis – Memilah proklamasi geografis menjadi kategori yang kemudian dibahas secara universal.
- Regional – Mempelajari rangkaian sistematis antara kategori buat area tertentu atau lokasi di atas satelit.
- Deskriptif – Secara sederhana menjelaskan lokasi suatu masalah dan populasinya.
- Analitis – Menjawab kenapa ditemukan suatu problem dan populasi tersebut plong negeri geografis tertentu.
Aspek
[sunting
|
sunting sumber]
Aspek geografi didasari makanya struktur lingkungannya. Berdasarkan struktur lingkungannya, ilmu permukaan bumi bisa dibedakan menjadi aspek fisik dan aspek non-fisik. Aspek tubuh geografi meliputi aspek topologi, biotik, dan non-biotik. Padahal aspek non-jasad mengutamakan amatan akan halnya perilaku manusia. Aspek non-jasad meliputi aspek sosial, aspek ekonomi, aspek budaya, dan aspek garis haluan.[31]
Simpang
[sunting
|
sunting sumber]
Ilmu permukaan bumi awak
[sunting
|
sunting sumber]
Cabang ini mengesakan pada geografi umpama ilmu mayapada, menggunakan biologi bagi memaklumi konseptual flora dan fauna global, serta matematika dan fisika bikin mengerti pergerakan marcapada dan hubungannya dengan anggota pengelolaan surya yang lain. Teragendakan juga di dalamnya ekologi muka manjapada dan ilmu permukaan bumi lingkungan.
Topik terkait: atmosfer – kepulauan – benua – padang pasir – pulau – bentuk tampang marcapada – lautan – laut – sungai – danau – ekologi – iklim – kapling – geomorfologi – biogeografi – garis masa geografi, paleontologi – paleogeografi – hidrologi.
Ilmu permukaan bumi manusia
[sunting
|
sunting sumber]
Cagak geografi non-raga sekali lagi disebut
antropogeografi
yang titik api bak aji-aji sosial, aspek non-tubuh yang menyebabkan fenomena bumi. Mempelajari bagaimana manusia beradaptasi dengan wilayahnya, dan individu lainnya, dan pada transformasi makroskopis bagaimana manusia berperan di dunia. Boleh dibagi menjadi: geografi ekonomi, geografi politik (termasuk geopolitik), geografi sosial (termasuk geografi ii kabupaten), geografi feminisme, dan geografi militer.
Topik tercalit: Negara-negara di marcapada – negara – bangsa – negara babak – perkumpulan individu – area – kabupaten – kota – kecamatan.
Ilmu permukaan bumi sosok-lingkungan
[sunting
|
sunting sumber]
Sepanjang masa determinisme lingkungan, geografi lain ialah ilmu tentang kombinasi keruangan, tetapi akan halnya bagaimana manusia, dan lingkungannya berinteraksi. Walaupun paham determinisme lingkungan sudah bukan berkembang, masih ada tradisi kuat di antara geografer cak bagi mengkaji hubungan antar manusia dengan pataka. Terdapat dua bidang plong ilmu permukaan bumi orang-mileu: ekologi budaya, dan kebijakan, dan studi risiko-godaan. Khuluk bani adam yang harus memenuhi kebutuhan hidupnya, maka harus mengamalkan pengusahaan liwa atau eksploitasi alam kelebihan terpenuhinya kebutuhan spirit.
Perencanaan dan Pengembangan Wilayah
[sunting
|
sunting sumur]
Cabang geografi ini adalah cabang yang relatif baru. Dikembangkan pada sekitar tahun 1980-an oleh para ahli ilmu permukaan bumi Eropa, terutama semenjak Belanda. Detik kerjasama sekolah tinggi antar kedua negara dilakukan, sejumlah juru Geografi pangkal Belanda ikut serta kerumahtanggaan program pencangkokan dosen di UGM. Risikonya adalah lahirnya program studi plonco bernama Program Eksplorasi Perencanaan Pengembangan Wilayah, dan sekarang lebih dikenal dengan Acara Studi Pembangunan Kawasan. Sebelum seram menjadi disiplin spesial yang memadukan Hobatan Geografi dengan Ilmu Perencanaan Kewedanan, pesanan ini dikenal dengan cap
Rural and Regional Development Planning
(RRDP). Selain itu dapat dijelaskan bahwa perencanaan, dan ekspansi kewedanan dapat berkaitan dengan ilmu-aji-aji sosial terutama terkait dengan fenomena sosial yang terjadi di masyarakat, sehingga sangat bersinggungan dengan konsep-konsep, dan teori-teori sosial yang ada.
Ekologi budaya dan politik
[sunting
|
sunting sumber]
Ekologi budaya muncul seumpama hasil kerja Carl Sauer lega geografi, dan pemikiran intern antropologi. Ekologi budaya mempelajari bagaimana makhluk beradaptasi dengan lingkungan alamnya. Guna-guna keberlanjutan (sustainability) kemudian tumbuh dari tradisi ini. Ilmu lingkungan poltik kumat ketika beberapa geografer menggunakan aspek geografi kritis lakukan menyibuk kekeluargaan arti pataka, dan bagaimana pengaruhnya terhadap manusia. Misalnya, studi yang berkarisma makanya Micahel Watts berpendapat bahwa kelaparan di Sahel disebabkan oleh perubahan sistem politik, dan ekonomi di wilayah itu bagaikan hasil semenjak kolonialisme, dan menyebarnya praktik kapitalisme.
Penelitian risiko-provokasi
[sunting
|
sunting sumber]
Penelitian lega bujukan dimulai makanya Gilbert F. Withe, yang mencoba memahami mengapa manusia habis di dataran air bah nan mudah ketularan bencana. Sejak itu, rataan ini berkembang menjadi multi loyalitas dengan mempelajari bencana pan-ji-panji (seperti mana nyeri), dan rayuan teknologi (seperti kebocoran reaktor nuklir). Geografer nan mempelajari rayuan terbawa puas dinamika alai-belai, dan bagaimana individu, dan masyarakat menghadapinya.
Geografi album
[sunting
|
sunting sendang]
Cagak ini mengejar penjelasan bagaimana budaya dari berbagai kancah di bumi berkembang, dan menjadi sama dengan kini. Investigasi tentang muka bumi adalah satu dari banyak kunci atas bidang ini – banyak disimpulkan tentang pengaruh masyarakat dahulu pada lingkungan, dan sekitarnya.
-
Ada apa dibalik nama? Ilmu permukaan bumi sejarah, dan kampus Berkeley
“Geografi Sejarah” karuan sekadar yaitu akibat timbal-erot berusul geografi, dan sejarah. Sahaja di Amerika Serikat, mempunyai khasiat yang lebih spesifik. Nama ini dikenalkan makanya Carl Ortwin Sauer dari Universitas California, Berkeley dengan programnya mereorganisasi ilmu permukaan bumi budaya (sejumlah orang menyebutkan semua geografi) pada semua wilayah, dimulai pada mulanya abad ke-20.
Untuk Sauer, durja bumi, dan budaya di atasnya namun dapat dipahami jikalau mempelajari semua pengaruhnya (fisik, budaya, ekonomi, politik, lingkungan) menurut sejarah. Sauer menekankan kajian wilayah perumpamaan satu-satunya cara kerjakan mendapatkan kekhususan plong kawasan di atas bumi.
Filosofi Sauer merupakan pembentuk penting pemikiran geografi di Amerika pada pertengahan abad ke-20. Setakat waktu ini kajian kewedanan masih menjadi bagian kementerian geografi di kampus-kampus di AS. Cuma banyak geografer menyengaja ini akan membahayakan ilmu geografi itu sendiri lakukan jangka panjang: penyebabnya adalah terlalu banyak pengumpulan data, dan klasifikasi, sementara amatan, dan penjelasannya berlebih sedikit. Pengkajian ini menjadi lebih singularis sreg wilayah sementara geografer angkatan berikutnya berusaha mencari nama yang tepat kerjakan ini. Kali ini yang menyebabkan ketegangan 1950-an pada geografi yang hampir menghancurkannya andai disiplin akademis.
Teknik geografis
[sunting
|
sunting sendang]
Penginderaan jauh
[sunting
|
sunting perigi]
Penginderaan jauh adalah aji-aji nan memperoleh informasi mengenai objek alias fenomena di bidang manjapada minus kombinasi sekaligus dengan objek atau fenomena yang dikaji. Pengamatan dan pengumpulan informasi dilakukan dengan menggunakan pengawasan tertentu. Pengawasan yang digunakan dapat merajut dan merekam pantulan kilat atau sumber energi lainnya dan kemudian mengubahnya sebagai data yang dapat dijelaskan, dianalisa dan diterapkan secara nyata. Konsep penginderaan jauh sangat mirip dengan cara kerja dari mata bani adam.[32]
Sensor nan digunakan puas penginderaan jauh dipasang pada platform nan berbentuk satelit atau pesawat terbang. Planet digunakan lakukan melakukan penginderaan jauh berpunca luar angkasa, sementara itu pesawat ganar digunakan untuk penginderaan di n domestik ruang angkasa bumi. Hasil penginderaan jauh dengan bintang beredar disebut citra bintang siarah, sedangkan hasil penginderaan dengan kapal udara disebut foto gegana.[33]Pengindraan jauh diperoleh melampaui ki alat penyadur korban atau fenomena nan memanfaatkan energi yang berasal berusul gelombang listrik elektromagnetik, dan mewujudkan hasil perekaman tersebut dalam buram citra. Pengertian ‘tanpa kontak simultan’ di sini dapat diartikan secara sempit, dan luas. Secara sempit berguna bahwa memang tidak terserah kontak antara bulan-bulanan dengan analis, misalnya detik data citra satelit diproses, dan ditransformasi menjadi atlas sirkuit master permukaan pron bila perekaman. Secara luas berarti bahwa kontak dimungkinkan internal rang aktivitas ‘ground truth‘, yaitu pengumpulan spesimen lapangan bagi dijadikan dasar pemodelan melalui interpolasi, dan ekstrapolasi puas daerah yang jauh lebih luas, dan pada rincian yang lebih janjang.
Puas awalnya penginderaan jauh kurang dipandang sebagai adegan dari ilmu permukaan bumi, dibandingkan kartografi. Walaupun demikian, lambat laun disadari bahwa penginderaan jauh merupakan satu-satunya perkakas terdepan dalam geografi yang mampu memberikan
synoptic overview—pandangan secara ringkas doang mondial—atas suatu wilayah andai titik tolak analisis kian lanjut. Penginderaan jauh juga mampu menghasilkan berbagai rupa informasi keruangan intern konteks ekologis, dan kewilayahan yang menjadi ciri kajian geografis. Di samping itu, dari sisi persentasenya, pendidikan penginderaan jauh di Amerika Serikat, Australia, dan Eropa makin banyak diberikan oleh lembaga guna-guna (kementerian, sekolah atau fakultas) geografi.
Berusul segi metode nan digunakan, dikenal metode penginderaan jauh manual atau visual, dan metode penginderaan jauh digital. Penginderaan jauh manual memanfaatkan citra tercetak (foto udara, citra hasil pemindaian scanner di pesawat udara ataupun planet) melalui analisis, dan interpretasi secara manual/optis]. Penginderaan jauh digital menggunakan citra intern format digital, misalnya hasil pemotretan kodak digital, hasil pemindaian foto udara yang mutakadim tercetak, dan hasil pemindaian maka dari itu sensor satelit, dan menganalisisnya dengan bantuan komputer. Baik metode manual maupun digital menghasilkan peta, dan laporan. Peta hasil metode manual boleh dikonversi menjadi peta tematik digital melintasi proses digitisasi (cak acap diistilahkan digitasi).
Metode manual kadangkala juga dilakukan dengan bantuan komputer jinjing, adalah melalui proses interpretasi di jib monitor (on-screen digitisation), nan sewaktu memangkalkan denah digital. Metode analisis citra digital menurunkan atlas tematik digital secara langsung. Atlas-atlas digital tersebut bisa di-‘lay out’, dan dicetak bagi menjadi barang kartografis (disebut basis dat kartografis), tetapi dapat juga menjadi perolehan (input) n domestik suatu sistem informasi geografis ibarat basis data geografis. Peta-denah itu untuk selanjutnya menjadi titik tolak para geografiwan kerumahtanggaan menjalankan amatan geografinya.
Kartografi
[sunting
|
sunting mata air]
Kartografi atau pemetaan mempelajari representasi permukaan marcapada dengan simbol teoretis. Bisa dibilang, sonder banyak kontroversi, kartografi ialah penyebab meluasnya kajian ilmu permukaan bumi. Kebanyakan geografer mengakui bahwa ketertarikan mereka sreg geografi dimulai ketika mereka terjerumus oleh peta sreg masa kecil mereka. walaupun subdisiplin mantra ilmu permukaan bumi lainnya masih bergantung pada peta untuk memajukan hasil analisisnya, pembuatan denah itu seorang masih terlalu khayali bakal dianggap perumpamaan ilmu terpisah.
Kartografi berkembang berpunca kumpulan teknik menggambar menjadi bagian sebuah ilmu. Sendiri kartografer harus memahami ilmu jiwa psikologis, dan ergonomi untuk takhlik fon segala yang cocok untuk mengaplus deklarasi tentang bumi yang bisa dimengerti orang tidak secara efektif, dan psikologi perilaku bagi memengaruhi pembaca memafhumi pesiaran yang dibuatnya. Mereka pula harus belajar ilmu handasah, dan matematika yang lain sederhana untuk memahami bagaimana rangka bumi berpengaruh sreg penyimpangan atau digresi dari proses proyeksi ke latar datar.
Sistem Informasi Geografis
[sunting
|
sunting sumber]
Sistem Informasi Geografis ceratai masalah penyimpanan informasi yang berkaitan dengan kesediaan suatu mangsa maupun fenomena di manjapada. Seluruh proses tata data hingga hasil analisa puas Sistem Siaran Geografis dilakukan melalui komputer. Sistem Embaran Geografi terdiri dari kumpulan perangkat lunak, radas keras, data geografis, pengguna, dan aplikasi.[34]
Data geografis yang diperlukan berbentuk data spasial dan data atribut. Data spasial berkaitan dengan posisi ataupun lokasi geografis dari satu objek di permukaan bumi, sedangkan data atribut memberikan penjelasan substansial informasi numerik, foto, atau narasi. Data spasial dapat diperoleh bermula grafis peta analog, foto udara, citra planet, survei alun-alun, pengukuran theodolit, ataupun pengukuran menggunakan
Universal Position System.
Sedangkan data atribut dapat diperoleh melalui statistik, pengukuran lapangan, alias sensus.[35]
Metode kuantitatif geografi
[sunting
|
sunting sumber]
Metode kuantitatif geografi membahas metode numerik nan individual (ataupun paling kecil tidak yang banyak ditemukan) dalam geografi. Sebagai tambahan pada analisis keruangan, engkau mungkin akan menemukan analisis klaster, analisis diskriminan, dan uji perangkaan non-parametris pada studi geografi.
Bidang Terkait
[sunting
|
sunting sumber]
Perencanaan Ii kabupaten dan Wilayah
[sunting
|
sunting sumber]
Perencanaan kota, dan wilayah menggunakan aji-aji geografi bakal membantu mempelajari bagaimana membangun (atau tidak membangun) suatu kapling menurut standar tertentu, misalnya keamanan, keindahan, kesempatan ekonomi, konservasi taman nasional tau tempah budaya, dsb. Perencanaan daerah tingkat, baik daerah tingkat kecil maupun kota ki akbar, atau perencanaan pedesaan boleh jadi boleh dianggap sebagai geografi terapan walau bisa jadi kelihatan lebih banyak seni, dan tutorial sejarah. Sejumlah masalah nan dihadapi para perencana wilayah di antaranya ialah hijrah masyarakat desa, dan kota, dan Pertumbuhan Pintar (Smart Growth).
Ilmu wilayah
[sunting
|
sunting sendang]
Pada tahun 1950-an, kampanye ilmu wilayah muncul, dipimpin oleh Walter Isard bagi menghasilkan kian banyak dasar kuantitatif, dan analitis puas masalah geografi, misal tanggapan atas pendekatan kualitatif pada program ilmu permukaan bumi tradisional. Ilmu wilayah pintar permakluman bagaimana dimensi keruangan menjadi peran terdepan, seperti ekonomi regional, penyelenggaraan sumber gerendel, teori lokasi, perencanaan kota, dan area, transportasi, dan komunikasi, ilmu permukaan bumi manusia, diseminasi populasi, ekologi muka bumi, dan kualitas lingkungan.
Manfaat
[sunting
|
sunting sumber]
Guna-guna geografi dapat dimanfaatkan dalam tiga bidang, adalah subjektifisme, objektivisme konsekuen serta nilai etika dan estetika. Subjektivisme berhubungan dengan kegunaan geografi bagi anak adam. Dalam hal ini, geografi terapan memiliki penerapannya secara langsung terutama dalam satah pemetaan distrik. Manfaat geografi dalam bidang objektivisme logis lebih dipandang melangkahi pengetahuan empiris nan didapatkan dari hasil percobaan dan pengukuran secara spontan. Dalam hal ini, ilmu permukaan bumi digunakan bagi melihat letak geografis secara keseluruhan berpokok suatu area tertentu. Dalam rataan etika dan estetika, geografi berguna bagi mengerjakan interaksi nan menguntungkan dan bukan saling merugikan antara hamba allah dengan lingkungannya. Etika dan estetika dalam geografi boleh terjadi melintasi pendayagunaan kawasan yang bukan sampai menimbulkan musibah yang bisa membahayakan insan perumpamaan konsumen wilayah.[36]
Pendidikan tinggi
[sunting
|
sunting sumur]
Di Indonesia, universitas yang membuka acara pengkajian Geografi umpama ilmu bersih hanya panca perhimpunan kewedanan, yaitu Universitas Indonesia (UI), Jamiah Gadjah Mada (UGM), Universitas Negeri Semarang (UNNES), Institut Kawasan Padang (UNP), dan Perhimpunan Provinsi Malang (UM), dan satu perguruan pangkat swasta (Universitas Muhammadiyah Surakarta). Sedangkan acara pengkhususan Pendidikan Geografi ada di 45 perguruan janjang.
UGM, Geografi telah berkembang makin jauh sehingga menjadi Fakultas tersendiri sejak waktu 1963, merupakan Fakultas Geografi. Momen ini sudah memiliki hierarki pendidikan tinggi berpangkal D3 (diploma) Penginderaan Jauh, dan SIG, S1, S2, dan S3. Fakultas Geografi UGM pula mempelajari ilmu Perencanaan, dan Peluasan area.
Di UI, Geografi menjadi jurusan mulai sejak Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (MIPA). Geografi dipelajari sebagai bagian terapan guna-guna-ilmu murni setara dengan Matematika, Fisika, Kimia, Statistika dan Biologi.
Fakultas Ilmu permukaan bumi UMS didirikan maka dari itu sejumlah alumni, dan dosen Fakultas Ilmu permukaan bumi UGM. Para Alumni Pendidikan Tinggi Geografi kemudian membentuk sebuah koalisi profesi yang disebut dengan Perikatan Geograf Indonesia (IGI). Di samping itu, dalam wadah yang makin sempit, para Geografiwan dari UGM pun mempunyai wadah Sangkutan Geografiwan Perserikatan Gadjah Mada (disingkat IGEGAMA).
Badan Pengumuman Geospasial (BIG) yang suntuk disebut Bodi Koordinasi Survei dan Pemetaan Kebangsaan (Bakosurtanal) yaitu salah satu Lembaga Pemerintah Non Departemen (LPND) berkumpul banyak alumni Geografi, baik dari UI, UGM, UNNES ataupun UMS.
Ilmu penunjang geografi
[sunting
|
sunting sendang]
Berikut adalah aji-aji-ilmu penunjang maupun bantu dalam ilmu permukaan bumi.
- Ilmu antropologi
- Ilmu arkeologi
- Hobatan astronomi
- Ilmu biologi
- Mantra botani
- Ilmu demografi
- Hobatan ilmu lingkungan
- Ilmu ekonomi
- Fotogrametri
- Ilmu gemologi
- Ilmu geofisika
- Ilmu ilmu bumi
- Hobatan geokimia
- Mantra hidrografi
- Ilmu hidrologi
- Ilmu kartografi
- Hobatan klimatologi
- Aji-aji lingkungan
- Ilmu meteorologi
- Hobatan mineralogi
- Ilmu ilmu saraf terapan
- Guna-guna oseanografi
- Ilmu pedologi
- Guna-guna petrologi
- Guna-guna sosiologi
- Mantra statistika
- Ilmu lahan
- Hobatan Ukur Lahan
- Guna-guna ilmu hewan
- Ilmu stratigrafi
- Mitigasi Bujukan
- Sistem Informasi Geografis
Tukang geografi
[sunting
|
sunting mata air]
- Aziz Ab’Saber
- Alexander Dalrymple
- Eberhard August Wilhelm von Zimmermann
- Heinrich Schliemann
- Ibnu Battuta
- Muhammad al-Idrisi
- Prince Roland Bonaparte
- Yaqut al-Hamawi
- Zheng He
Lihat kembali
[sunting
|
sunting sumber]
- Fakta geografi bumi
Wacana
[sunting
|
sunting sumber]
-
^
Hermawan 2009, hlm. 2. -
^
Priyono dan Yusgiantoro 2022, hlm. 2. -
^
Sumantri, dkk. 2022, hlm. 9. -
^
Nasution dan Lubis 2022, hlm. 45-46. -
^
Hermawan 2009, hlm. 4. -
^
Hermawan 2009, hlm. 5. -
^
Hermawan 2009, hlm. 11. -
^
Hermawan 2009, hlm. 12. -
^
Hermawan 2009, hlm. 12-13. -
^
Hermawan 2009, hlm. 13. -
^
Hermawan 2009, hlm. 16. -
^
Hermawan 2009, hlm. 18. -
^
Hermawan 2009, hlm. 19. -
^
Hermawan 2009, hlm. 24. -
^
Hermawan 2009, hlm. 25. -
^
Priyono dan Yusgiantoro 2022, hlm. 1. -
^
Hermawan 2009, hlm. 43. -
^
Hermawan 2009, hlm. 43-44. -
^
a
b
c
Welianto, Ari (ed.). “Definisi Geografi Menurut Para Pandai”.
Kompas.com
. Diakses tanggal
2020-08-24
.
-
^
Nasution dan Lubis 2022, hlm. 46. -
^
a
b
Sumantri, dkk. 2022, hlm. 10. -
^
a
b
Sumantri, dkk. 2022, hlm. 11. -
^
a
b
c
Sumantri, dkk. 2022, hlm. 12. -
^
Sumantri, dkk. 2022, hlm. 13. -
^
Sumantri, dkk. 2022, hlm. 13-14. -
^
Sumantri, dkk. 2022, hlm. 14. -
^
Utoyo, Bambang. 2007.
Geografi:Mengungkapkan Cakrawala Dunia untuk SMA dan MA Inferior X. Bandung: Setia Purna. Hlm. 13. -
^
Sumantri, dkk. 2022, hlm. 56-57. -
^
a
b
Sumantri, dkk. 2022, hlm. 57. -
^
a
b
Sumantri, dkk. 2022, hlm. 58. -
^
Sumantri, dkk. 2022, hlm. 59-60. -
^
Ekadinata, dkk. 2008, hlm. 17. -
^
Ekadinata, dkk. 2008, hlm. 18. -
^
Ekadinata, dkk. 2008, hlm. 2. -
^
Ekadinata, dkk. 2008, hlm. 3. -
^
Nasution dan Lubis 2022, hlm. 47.
Daftar pustaka
[sunting
|
sunting sumber]
-
Ekadinata, dkk. (2008).
Sistem Maklumat Geografis untuk Pengelolaan Urai Tanah Berbasis Sumur Sosi Duaja Pokok 1: Sistem Informasi Geografis dan Penginderaan Jauh Menggunakan ILWIS Open Source
(PDF). Bogor: World Agroforestry Centre. ISBN 978-979-3198-42-2.
-
Hermawan, I. (2009).
Ilmu permukaan bumi: Sebuah Pengantar
(PDF). Bandung: Private Publishing.
-
Nasution, Cakrawala., dan Lubis, M. A. (2018).
Konsep Dasar IPS. Yogyakarta: Samudera Sensasional. ISBN 978-602-5610-98-1.
-
Priyono dan Yusgiantoro (ed) (2017).
Geopolitik, Geostrategi, Geoekonomi
(PDF). Bogor: Unhan Press. ISBN 978-602-74999-3-5.
-
Sumantri, dkk. (2019).
Sistem Wara-wara Geografis (Geographic Information System) Kerentanan Bisikan
(PDF). Jakarta: CV. Makmur Cahaya Mantra. ISBN 978-602-53845-8-5. Diarsipkan mulai sejak versi sejati
(PDF)
tanggal 2022-03-03. Diakses rontok
2020-12-05
.
Pranala luar
[sunting
|
sunting mata air]
-
(Indonesia)
Tubuh Koordinasi Survei dan Pemetaan Nasional (Bakosurtanal) Diarsipkan 2008-12-10 di Wayback Machine. -
(Indonesia)
Lembaga Antariksa dan Penerbangan Nasional (Lapan) Diarsipkan 2022-04-21 di Wayback Machine. -
(Indonesia)
Jasad Meteorologi dan Geofisika (BMG) Diarsipkan 2004-04-29 di Wayback Machine. -
(Indonesia)
Ensiklopedia Geografi Online – SekolahVirtual Diarsipkan 2010-10-17 di Wayback Machine. -
(Indonesia)
Buana Katulistiwa (BK) Rangka Aplikasi Ilmu permukaan bumi Indonesia Diarsipkan 2003-11-28 di Wayback Machine. -
(Indonesia)
Geografiana – Situs Geografi Populer Indonesia
Source: https://id.wikipedia.org/wiki/Geografi